Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Isnin, Ogos 05, 2013

TRANSFIGURASI YESUS TIDAK KALAH PENTINGNYA BAGI KITA

(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA – Selasa, 6 Agustus 2013)

Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Lalu tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya, “Guru, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Lalu terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, tampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu pun merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu. (Luk 9:28b-36)

Bacaan Pertama: Dan 7:9-10,13-14,21-23 atau 2Ptr 1:16-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6,9

Yesus menyatakan kemuliaan-Nya kepada tiga orang murid-Nya yang termasuk “lingkaran dalam”, langsung setelah pemberitahuan pertama tentang penderitaan-Nya dan syarat-syarat mengikut Dia (Luk 9:22-23). Peristiwa transfigurasi Yesus ini pun juga terjadi tidak lama sebelum perjalanan-Nya ke Yerusalem di mana Dia akan dijatuhi hukuman mati dan disalibkan (Luk 9:21-27,51). Dengan memberikan kesempatan kepada ketiga murid-Nya untuk menyaksikan diri-Nya dalam kemuliaan, Yesus sesungguhnya berupaya untuk menguatkan mereka bagi peristiwa kematian-Nya kelak dan juga penyangkalan-diri dan konfrontasi mereka terhadap penderitaan.

Petrus, Yakobus dan Yohanes memperoleh privilese untuk menyaksikan peristiwa transfigurasi Yesus Kristus. Transfigurasi itu sendiri merupakan suatu tanda dari karunia yang Allah ingin berikan kepada kita masing-masing. Yesus menginginkan agar kita semua mengalami kemuliaan-Nya selagi kita semakin dekat kepada-Nya dalam doa dan ketaatan yang penuh kasih.

Transfigurasi Yesus juga tidak kalah pentingnya bagi kita semua, tidak hanya bagi ketiga murid inti itu. Mengapa? Karena kita hanya dapat melakoni jalan salib dalam kehidupan kita sebatas kita melihat kemuliaan Tuhan, walaupun sekilas. Pengharapan untuk dapat ikut ambil bagian dalam hidup kebangkitan Yesus memperkuat kita untuk mengesampingkan hal-hal duniawi dan menyingkirkan hasrat-hasrat diri kita yang cenderung berdosa. Tanpa pernah melihat sekilas kasih dan kemuliaan Yesus, baik melalui doa-doa pribadi kita maupun ketika kita berkumpul bersama umat yang lain untuk merayakan Ekaristi, maka kita tidak akan mampu bertahan dan akan menolak penderitaan yang merupakan suatu bagian alami dari kehidupan kita sebagai umat Kristiani. Namun dengan Yesus, Tuhan bangkit yang senantiasa ada dalam hati kita, maka kita pun akan menemukan keberanian untuk berkonfrontasi dengan dosa-dosa kita, menerima penderitaan, dan mempasrahkan diri kita ke tangan-tangan Yesus yang penuh kasih.

Yesus Kristus telah bangkit dari alam maut. Dengan demikian iman kita tidaklah sia-sia! Yesus ingin meyakinkan kita mengenai kebenaran ini dan memberikan kepada kita kesempatan untuk “ikut ambil bagian” dalam pengalaman yang diberikan-Nya kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dalam Yesus kita akan menemukan rahmat yang memampukan kita untuk merangkul salib dan diyakinkan akan realitas kebangkitan.

DOA: Tuhan Yesus, aku memuji Engkau untuk kebangkitan-Mu! Dalam belas kasih-Mu, anugerahkanlah kepadaku suatu visi kemuliaan-Mu agar dapat menolong diriku melanjutkan perjalananku bersama Engkau. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan