(Bacaan Injil Misa
Kudus, PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA – Selasa, 6 Agustus 2013)
Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk
berdoa. Ketika ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi
putih berkilau-kilauan. Lalu tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu
Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang
tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus
dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun, mereka melihat
Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
Ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya,
“Guru, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan
sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata
demikian, datanglah awan menaungi mereka. Ketika mereka masuk ke dalam awan
itu, takutlah mereka. Lalu terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang
berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu
terdengar, tampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu pun
merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun
apa yang telah mereka lihat itu. (Luk 9:28b-36)
Bacaan Pertama: Dan
7:9-10,13-14,21-23 atau 2Ptr 1:16-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6,9
Yesus menyatakan
kemuliaan-Nya kepada tiga orang murid-Nya yang termasuk “lingkaran dalam”,
langsung setelah pemberitahuan pertama tentang penderitaan-Nya dan syarat-syarat
mengikut Dia (Luk 9:22-23). Peristiwa transfigurasi Yesus ini pun juga terjadi
tidak lama sebelum perjalanan-Nya ke Yerusalem di mana Dia akan dijatuhi
hukuman mati dan disalibkan (Luk 9:21-27,51). Dengan memberikan kesempatan
kepada ketiga murid-Nya untuk menyaksikan diri-Nya dalam kemuliaan, Yesus
sesungguhnya berupaya untuk menguatkan mereka bagi peristiwa kematian-Nya kelak
dan juga penyangkalan-diri dan konfrontasi mereka terhadap penderitaan.
Petrus, Yakobus dan
Yohanes memperoleh privilese untuk menyaksikan peristiwa transfigurasi Yesus
Kristus. Transfigurasi itu sendiri merupakan suatu tanda dari karunia yang
Allah ingin berikan kepada kita masing-masing. Yesus menginginkan agar kita
semua mengalami kemuliaan-Nya selagi kita semakin dekat kepada-Nya dalam doa
dan ketaatan yang penuh kasih.
Transfigurasi Yesus
juga tidak kalah pentingnya bagi kita semua, tidak hanya bagi ketiga murid inti
itu. Mengapa? Karena kita hanya dapat melakoni jalan salib dalam kehidupan kita
sebatas kita melihat kemuliaan Tuhan, walaupun sekilas. Pengharapan untuk dapat
ikut ambil bagian dalam hidup kebangkitan Yesus memperkuat kita untuk
mengesampingkan hal-hal duniawi dan menyingkirkan hasrat-hasrat diri kita yang
cenderung berdosa. Tanpa pernah melihat sekilas kasih dan kemuliaan Yesus, baik
melalui doa-doa pribadi kita maupun ketika kita berkumpul bersama umat yang
lain untuk merayakan Ekaristi, maka kita tidak akan mampu bertahan dan akan
menolak penderitaan yang merupakan suatu bagian alami dari kehidupan kita
sebagai umat Kristiani. Namun dengan Yesus, Tuhan bangkit yang senantiasa ada
dalam hati kita, maka kita pun akan menemukan keberanian untuk berkonfrontasi
dengan dosa-dosa kita, menerima penderitaan, dan mempasrahkan diri kita ke
tangan-tangan Yesus yang penuh kasih.
Yesus Kristus telah
bangkit dari alam maut. Dengan demikian iman kita tidaklah sia-sia! Yesus ingin
meyakinkan kita mengenai kebenaran ini dan memberikan kepada kita kesempatan
untuk “ikut ambil bagian” dalam pengalaman yang diberikan-Nya kepada Petrus,
Yakobus dan Yohanes. Dalam Yesus kita akan menemukan rahmat yang memampukan
kita untuk merangkul salib dan diyakinkan akan realitas kebangkitan.
DOA: Tuhan Yesus,
aku memuji Engkau untuk kebangkitan-Mu! Dalam belas kasih-Mu, anugerahkanlah kepadaku
suatu visi kemuliaan-Mu agar dapat menolong diriku melanjutkan perjalananku
bersama Engkau. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan