Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Ogos 02, 2013

MERANGKUL YESUS DAN AJARAN-NYA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVII – Sabtu, 3 Agustus 2013)

Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya. Karena Yohanes berkali-kali menegurnya, katanya, “Tidak boleh engkau mengambil Herodias!” Walaupun Herodes ingin membunuhnya, ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata, “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah piring.” Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala itu pun dibawa orang di sebuah piring besar, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. (Mat 14:1-12)

Bacaan Pertama: Im 25:1,8-17; Mazmur Tanggapan: Mzm 67:2-3,5,7-8

Yosefus Flavius [c. 37-100], sejarawan Yahudi, menyajikan cerita mengenai pertengkaran yang terjadi antara Aretas, raja Arabia Perea, dan Herodus Antipas (putera raja Herodus Agung). Herodus Antipas telah menikah dengan puteri raja Aretas, namun menceraikannya ketika dia jatuh cinta dengan Herodias, istri dari saudaranya Filipus. Aretas menggunakan peristiwa menyedihkan yang menimpa puterinya dan suatu konflik perbatasan sebagai alasan untuk membangun pasukan tentaranya guna melawan Herodus. Ketika berhadapan dalam pertempuran, seluruh pasukan Herodus berhasil dihancurkan. Yosefus menulis bahwa sejumlah orang Yahudi percaya bahwa pasukan tentara Herodus dihancurkan oleh Allah sebagai hukuman karena dia menyuruh pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis (Antiquities, 18.5.1-2).

Matius tidak membahas konsekuensi-konsekuensi politis dari kematian Yohanes Pembaptis, namun ia menceritakan kisah kematian Yohanes Pembaptis yang mengerikan dalam konteks kegiatan Yesus di Nazaret dan tempat-tempat yang terletak di sekitar Nazaret. Herodus mempunyai rasa ingin tahu tentang Yesus (seperti dia juga mempunyai rasa ingin tahu tentang Yohanes Pembaptis) dan malah bertanya-tanya dalam hatinya siapakah Yesus ini, jangan-jangan Ia adalah Yohanes Pembaptis yang sudah bangkit dari antara orang mati (Mat 14:2).

Catatan dalam Injil Matius tentang pemenjaraan dan eksekusi atas diri Yohanes Pembaptis merupakan tanda pendahulu dari “nasib” serupa yang akan dialami oleh Yesus. Dua orang ini dinilai sebagai nabi-nabi oleh para pengikut/murid mereka. Dua orang ini ditahan atas dasar bukti yang tidak jelas dan dihukum mati karena kebejatan moral para pejabat pemerintahan dan lembaga keagamaan. Dua orang ini juga dikuburkan oleh para murid mereka dan kemudian dipercayai telah bangkit dari maut.

Selagi kita datang semakin dekat kepada Allah dan mempelajari jalan-jalan-Nya, maka kita pun menjadi semakin berkemungkinan untuk merangkul Yesus dan ajaran-Nya. Di lain pihak, Herodus (walaupun ia merasa kagum pada apa yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis) tidak memiliki hasrat yang cukup untuk mengikut jalan Allah dan taat kepada sabda-Nya.

Walaupun bukan satu-satunya, satu cara bagi kita untuk datang lebih dekat kepada Allah dan jalan-Nya adalah dengan melakukan hal-hal seperti diuraikan berikut ini:
         Kita menyediakan waktu paling sedikit 10 menit setiap hari untuk doa pribadi memuji-memuji dan menyembah Allah.
         Setiap hari kita melakukan pemeriksaan batin dan melakukan pertobatan atas dosa-dosa kita, mohon kepada Roh Kudus untuk mengubah hati dan pikiran kita.
         Kita menyediakan waktu 10 menit atau lebih setiap hari untuk membaca dan merenungkan sabda Allah dalam Kitab Suci, mohon kepada Roh Kudus untuk menerangi pikiran dan hati kita tentang apa yang kita baca itu.
         Kita mempersiapkan sebuah rencana untuk pertumbuhan spiritual yang mencakup pembacaan rohani dan partisipasi aktif dalam kehidupan Gereja.

Komitmen-komitmen mendasar ini menolong kita untuk mengingat Allah, memusatkan perhatian kita kepada-Nya dan memperkenankan Dia untuk memperkuat diri kita. Di samping itu, semua itu membantu kita bertumbuh dalam kemampuan kita untuk mengasihi dan melayani Allah dan untuk menjalani kehidupan kita sebagai para murid Yesus yang baik.

DOA: Bapa surgawi, dikuduskanlah nama-Mu. Biarlah Roh Kudus-Mu membentuk hati dan pikiran kami agar senantiasa dapat bersikap dan berperilaku sebagai murid-murid Yesus yang baik, yang membawa kasih-Mu ke tengah-tengah dunia. Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan