Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Julai 30, 2013

HARTA YANG TAK TERNILAI DI MATA YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Ignasius dr. Loyola, Imam – Rabu, 31 Juli 2013)

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Demikian pula halnya Kerajaan Surga itu seumpama seorang seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” (Mat 13:44-46)

Bacaan Pertama: Kel 34:29-35; Mazmur Tanggapan: Mzm 99:5-7,9

Adalah suatu praktek umum dalam dunia kuno bagi orang-orang untuk menyembunyikan barang-barang berharga milik mereka di dalam tanah. Teristimewa dalam masa-masa peperangan, keluarga-keluarga seringkali “menanam” barang-barang berharga mereka sebelum mereka meninggalkan tempat mereka untuk melarikan diri (mengungsi) ke tempat lain, dengan harapan dapat kembali ke tempat tinggal mereka dan mengambil kembali harta mereka yang ditanam itu, apabila keadaan sudah pulih kembali. Yesus tahu bahwa para pendengar-Nya familiar dengan praktek-praktek yang disebutkan di atas. Dengan demikian Ia mengetahui bahwa para pendengar-Nya itu akan memahami sukacita besar dan excitement yang dirasakan seseorang yang menemukan harta-benda yang telah lama terpendam itu.

Lagi-lagi, dalam menggunakan ilustrasi “mutiara”, Yesus yakin bahwa para pendengar-Nya mengetahui bahwa mutiara dinilai sebagai benda yang sangat berharga dan relatif mahal. Di samping nilainya secara moneter, orang-orang juga melihat keindahannya. Dalam menggunakan contoh-contoh ini, Yesus mengilustrasikan nilai dan keindahan Kerajaan Allah yang luarbiasa tingginya, di samping itu juga Dia mengilustrasikan sukacita besar yang dialami seseorang karena mengenal dan mengalami kasih Allah.

Sekarang, baiklah kita (anda dan saya) membayangkan diri kita sebagai harta kekayaan atau mutiara yang tak ternilai harganya itu. Bayangkan Allah sangat menghargai kita karena Dia tahu sekali nilai kita yang sebenarnya dan Ia ingin memiliki diri kita. Bagi banyak dari kita, hal ini dapat menjadi sulit. Kita dapat memandang diri kita sebagai barang “BS” …… damaged goods …… “nggak mulus lagi” …… karena dosa-dosa dan segala kesalahan dan kegagalan dalam mematuhi perintah-perintah-Nya. Kita dapat merasa bahwa kita telah melakukan sesuatu yang menjadikan diri kita tidak pantas, bahkan tak dapat diampuni lagi, pokoknya …… penuh noda!

Tetapi kebenarannya adalah bahwa Yesus sudah sedemikian lama mencari-cari kita; Dia ingin berjumpa dengan kita. Dia telah memberikan segalanya, diri-Nya sendiri, bahkan sampai mati kayu salib, agar kita dapat menjadi anak-anak Bapa-Nya dan bersama-sama dengan-Nya menjadi pewaris-pewaris harta kekayaan Kerajaan Allah. O, kita sungguh mempunyai “seorang” Allah luarbiasa. “Dialah kebaikan yang sempurna, segenap kebaikan, seluruhnya baik, kebaikan yang benar dan tertinggi. Dialah satu-satunya yang baik, penyayang, pemurah, manis dan lembut ……” (Santo Fransiskus dari Assisi, Anggaran Dasar Tanpa Bulla, XXIII:9). Di mata-Nya kita adalah anak-anak-Nya yang sangat dikasihi-Nya, sangat berharga, bahkan bisa jadi jauh lebih berharga daripada “harta” dan “mutiara” dalam dua perumpamaan di atas.

Saudari dan Saudaraku, marilah kita membuat diri kita agar dapat dijumpai oleh Yesus pada hari ini. Janganlah kita menyembunyikan dosa-dosa kita, termasuk kesombongan kita. Janganlah kita mencoba-coba untuk membuat diri kita kelihatan baik di mata-Nya. Dia telah memanggil kita masing-masing sebagai harta-kekayaan-Nya sendiri. Dia rindu untuk datang masuk ke dalam hati kita dan membuat kita masing-masing ikut ambil bagian dalam kehidupan-Nya – suatu kehidupan sukacita, penuh damai-sejahtera dan pelayanan bagi orang-orang lain. Marilah kita menyambut Dia dalam doa kita masing-masing.

DOA: Tuhan Yesus, aku menyerahkan diriku sepenuhnya kepada-Mu, agar dengan demikian aku menjadi harta kesayangan-Mu. Aku adalah milik-Mu sepenuhnya! Amin.


Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan