(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIV – Jumat, 12 Juli 2013)
Keluarga OFM dan
OFMConv.: Peringatan S. John Jones & S. John Wall, Martir
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab
itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Tetapi waspadalah
terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis
agama dan mereka akan mencambuk kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan
digiring ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian
bagi mereka dan bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka
menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir tentang bagaimana dan apa yang kamu
katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata di dalam kamu.
Seorang saudara
akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap
orangtuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena
nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Apabila mereka menganiaya mereka kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota
yang lain; karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum kamu selesai
mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (Mat 10:16-23)
Bacaan Pertama: Kej
46:1-7,28-30; Mazmur Tanggapan: Mzm 37:3-4,18-19,27-28,39-40
“… bukan kamu yang
berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu”
(Mat 10:20).
Seperti yang
diingatkan oleh Yesus kepada para murid-Nya 2.000 tahun lalu, maka pada hari
ini pun Ia mengingatkan bahwa kita – para murid-Nya pada zaman sekarang –
menghadapi risiko penolakan, kesalahpahaman, bahkan pengejaran dan
penganiayaan, bilamana kita mencoba untuk mewartakan Injil. Dari zaman ke zaman
pesan pertobatan dan ketundukan serta penyerahan diri kepada Allah telah menemui
penolakan dari berbagai penjuru.
Walaupun terasa suram, Yesus juga berjanji bahwa Dia tidak
akan memberikan kepada kita tugas lebih daripada apa yang dapat kita emban dan
Ia akan datang menolong apabila kita mengalami berbagai kesulitan. Ia
menjanjikan Roh Kudus yang akan memberikan kepada kita hikmat dan bimbingan
agar dengan demikian kita dapat menjawab dengan jelas namun dengan rendah hati,
mereka yang menentang kita.
Kata-kata Yesus
dapat terdengar begitu sederhana, dan dalam artian tertentu memang demikianlah
halnya. Kita dapat selalu percaya bahwa apabila Yesus menjanjikan sesuatu, maka
Dia akan memenuhinya. Namun kita perlu bertanya bagaimana kita akan mampu
mengenali suara Roh Kudus pada waktu kita mengalami kesulitan. Jelaslah bahwa
perubahan sedemikian tidak terjadi dalam satu malam. Mendengar suara Roh Kudus
bukanlah suatu kemampuan ajaib yang terbuka bagi kita hanya pada saat yang
tepat dan kemudian “menghilang” lagi. Mendengarkan suara Roh Kudus adalah suatu
keterampilan yang menuntut praktek, eksperimentasi dan ketekunan. Hal ini
menuntut kita menghadap hadirat Allah dalam doa setiap hari, menjadi akrab
dengan suara-Nya dalam Kitab Suci, dan menjaga hati kita agar tetap terbuka
sepanjang hari. Selagi kita mengambil langkah-langkah praktis ini, kita akan
menemukan kenyataan bahwa mendengar suara Roh Kudus yang lemah-lembut dan tidak
ribut-ribut telah menjadi sesuatu yang alamiah bagi kita.
Praktek dan
eksperimentasi secara harian selama saat-saat penuh kedamaian dan menyenangkan
adalah kunci untuk melakukan upaya discernment terhadap suara Roh Kudus dalam
masa pencobaan dan penganiayaan. Jika kita membuat proses ini menjadi
kebiasaan, maka hal ini akan mempersiapkan diri kita dalam menghadapi
tekanan-tekanan dan intensitas yang lebih besar, di mana lebih banyak lagi yang
dipertaruhkan. Setiap hari, marilah kita berupaya untuk mentaati Tuhan dan
mendengarkan Roh Kudus. Setiap hari, marilah kita menukar “kemandirian” (dalam
artinya yang jelek) kita dengan “hikmat dari Allah” yang akan “mengagetkan”
dunia dan menghasilkan karya-karya yang akan membuat takjub raja-raja.
DOA: Roh Kudus
Allah, datang dan masuklah ke dalam hidupku dan tetaplah berdiam bersamaku
selalu. Buatlah aku agar dapat mengenali suara-Mu. Biarlah kata-kata-Mu dapat
menjadi penghiburan, sukacita dan kehidupan bagiku. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan