( Bacaan Injil Misa
Kudus, HARI MINGGU BIASA XXVI – 30 September 2012 )
Kata Yohanes kepada
Yesus, “Guru, kami melihat seseorang yang bukan pengikut kita mengusir setan
demi nama-Mu, lalu kami cegah dia, karena dia bukan pengikut kita.” Tetapi kata
Yesus, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan
mukjizat demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Siapa saja yang
tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Siapa saja yang memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah
pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”
“Siapa saja yang
menyebabkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini berbuat
dosa, lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu
ia dibuang ke dalam laut. Jika tanganmu menyebabkan engkau berbuat dosa,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan buntung
daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang
tak terpadamkan; [di tempat itu ulat-ulatnya tidak mati, dan api tidak
terpadamkan.] Jika kakimu menyebabkan engkau berbuat dosa, penggallah, karena
lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh
kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulat-ulatnya tidak
mati, dan api tidak terpadamkan.] Jika matamu menyebabkan engkau berdosa,
cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan
bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana
ulat-ulatnya tidak mati dan api tidak terpadamkan. (Mrk 9:38-43,45,47-48)
Bacaan Pertama: Bil
11:25-29; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8,10,12-14; Bacaan Kedua: Yak 5:1-6
Janji untuk masuk
ke dalam Kerajaan Allah (baik sekarang maupun dalam kekekalan) telah dibuat
tersedia bagi semua orang, dari yang paling kecil sampai kepada yang paling
besar, melalui kematian dan kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus. Kita,
yang sempat terpisah dari Allah karena dosa-dosa kita, diundang untuk menjadi
peserta dalam kasih intim yang disyeringkan antara Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Allah menghimpun sebuah umat kepada diri-Nya dan Ia sungguh merindukan umat
itu. Dalam “Doa Syukur Agung III”, imam selebran berkata: “Sungguh kuduslah
Engkau, ya Bapa. Segala ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan
Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau
menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau
menghimpun umat-Mu, sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di
seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan nama-Mu” (Tata
Perayaan Ekaristi, hal 135).
Akan tetapi, untuk
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus dibuat baru. Lewat/dengan
kematian Yesus di kayu salib, kodrat lama kita yang penuh dosa telah dimatikan,
namun kita harus membawa hidup kita ke jalan yang cocok dengan kebenaran itu.
Kita harus memutuskan, apakah menerima undangan Allah untuk masuk ke dalam
suatu relasi intim dengan Dia, atau akankah kita memilih untuk menolak hidup
dengan Allah, dan malah sebaliknya menumpuk harta duniawi yang mudah rusak bagi
diri kita sendiri?
Dengan menggunakan
hiperbola Semitis untuk menunjukkan keseriusan kata-kata-Nya, Yesus mengajak
kita agar mau kehilangan satu tangan, satu kaki, atau bahkan satu mata dalam
hidup ini, daripada “dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulatnya tidak
mati dan api tidak terpadamkan” (Mrk 9:47-48). Allah menginginkan agar semua
orang hidup bersatu dengan diri-Nya. Pada malam sebelum wafat-Nya, Yesus
berdoa: “Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam
Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu Engkau yang
telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau
mengasihi Aku” (Yoh 17:22-23).
Allah tidak
menginginkan apa-apa untuk mencegah kita memasuki Kerajaan-Nya. Tanpa
pencerahan dari Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita, kita tidak dapat mulai
mengukur “semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1Kor
2:9), Kita harus menaruh kepercayaan bahwa Allah mengetahui bahwa tidak ada
sesuatu pun dalam dunia yang dapat memberikan kepada kita kepuasan yang tahan
lama, kecuali berada bersama dengan-Nya dalam Kerajaan-Nya. Janganlah kita
seperti tamu-tamu pada perjamuan kawin yang tidak dapat hadir pada hari besar
itu karena mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing (Mat
22:1-14).
Allah menghimpun
sebuah umat untuk diri-Nya. Semoga tidak ada sesuatupun yang menghalangi kita
untuk memberi tanggapan kepada-Nya.
DOA: Bapa surgawi,
Engkau tak henti-hentinya menghimpun umat kepada-Mu. Kami percaya bahwa
Putera-Mu terkasih, Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia. Tolonglah kami agar
dapat meninggalkan hidup kedosaan kami dan berpaling kepada-Mu sebagai
murid-murid Putera-Mu, sehingga kami dapat menjadi anak-anak-Mu seperti yang
Kauinginkan. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS