( Bacaan Injil Misa
Kudus, Pesta Kelahiran SP Maria – Sabtu, 8 September 2012 )
Inilah daftar nenek
moyang Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham. Abraham mempunyai anak,
Ishak; Ishak memunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yehuda dan
saudara-saudaranya, Yehuda mempunyai anak, Peres dan Zerah dari Tamar, Peres
mempunyai anak, Hezron; Hezron mempunyai anak, Ram; Ram mempunyai anak,
Aminadab; Aminadab mempunyai anak, Nahason; Nahason mempunyai anak, Salmon;
Salmon mempunyai anak, Boas dari Rahab, Boas mempunyai anak, Obed dari Rut,
Obed mempunyai anak, Isai; Isai mempunyai anak, Raja Daud. Daud mempunyai anak,
Salomo dari istri Uria, Salomo mempunyai anak Rehabeam; Rehabeam mempunyai
anak, Abia; Abia mempunyai anak, Asa; Asa mempunyai anak, Yosafat; Yosafat
mempunyai anak, Yoram; Yoram mempunyai anak, Uzia; Usia mempunyai anak, Yotam;
Yotam mempunyai anak, Ahas; Ahas mempunyai anak, Hizkia; Hiskia mempunyai anak,
Manasye; Manasye mempunyai anak, Amon; Amon mempunyai anak, Yosia; Yosia
mempunyai anak, Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembungan ke Babel.
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya mempunyai anak, Sealtiel; Sealtiel
mempunyai anak Zerubabel; Zerubabel mempunyai anak, Abihud; Abihud mempunyai
anak, Elyakim; Elyakim mempunyai anak, Azor; Azor mempunyai anak, Zadok; Zadok
mempunyai anak, Akhim; Akhim mempunyai anak, Eliud; Eliud mempunyai anak,
Eleazar; Eleazar mempunyai anak, Matan; Matan mempunyai anak, Yakub; Yakub
mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Kelahiran Yesus
Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan
Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai
suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau
mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan
diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak
kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah
dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”
Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi,
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak
laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah
menyertai kita.) (Mat 1:1-16,18-23)
Bacaan Pertama: Mi
5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6
Matius mengawali
Injilnya dengan “Daftar Nenek Moyang Yesus Kristus” (Mat 1:1-16). Daftar nenek
moyang atau silsilah Yesus Kristus ini mengingatkan kita kepada rencana Allah
bagi kedatangan Putera-Nya, dan merupakan sesuatu hal yang memerlukan persiapan
yang sungguh lama. Generasi lepas generasi, Allah bergerak maju menuju
pemenuhan tujuan-Nya untuk menarik kita kembali kepada hidup-Nya sendiri.
Mengapa silsilah ini dipakai sebagai bacaan pada Misa Kudus “Pesta Kelahiran SP
Maria”? Karena silsilah itu menunjukkan bagaimana Maria “pas” untuk masuk ke
dalam rencana ilahi: sebagai istri Yusuf (keturunan Daud) dan sebagai pribadi
yang dinaungi Roh Kudus. Jadi, kelahiran Maria dan peranannya dipandang dari
perspektif sejarah penyelamatan.
Sejak awal Allah
telah menugaskan tanggung-jawab yang paling mendalam dan intim untuk memenuhi
rencana-Nya, kepada Maria, sang perawan dari Nazaret. Dari sejak sediakala,
Allah telah memikirkan untuk membawa Maria ke dalam eksistensi dan
mempercayakan kepadanya Putera-Nya sendiri yang kekal untuk diperkandung,
dilahirkan, dan dibesarkan.
Peranan yang
diberikan Allah kepada Maria begitu mendalam sehingga tidak mudah untuk
mengkontemplasikannya. Rahmat yang dicurahkan-Nya atas diri Maria jauh
melampaui rahmat yang diberikan-Nya kepada orang-orang lain. Dalam doa “Salam
Maria”, kita mengatakannya “penuh rahmat” (‘engkau yang dikaruniai’ [Luk 1:28
Perjanjian Baru TB II; Yunani: kekharitomené). Akan tetapi, jika kita berpikir
bahwa Maria berada sedemikian jauh di atas kita dan pengalamannya tidak
berhubungan sama sekali dengan pengalaman kita-manusia, maka salahlah kita.
Mengapa? Karena walaupun Maria memperoleh segala privilese sebagai ibunda sang
Penebus, Maria tetap salah seorang dari kita. Kita dapat mengatakan, bahwa
Maria adalah yang terbaik di antara kita, namun tetap saja dia adalah salah
seorang dari kita.
Pola yang dipakai
Allah dalam berurusan dengan Maria adalah pola yang digunakan-Nya dalam
berurusan dengan kita. Allah mempunyai sebuah rencana bagi hidup Maria, dan Ia
mempunyai rencana-rencana bagi hidup kita juga. Pada pusat rencana-Nya bagi
Maria adalah niat-Nya agar Putera-Nya akan hidup dalam dirinya, dan dia akan
mengandung dan melahirkan-Nya ke dalam dunia. Pada hakekatnya, itulah
rencana-Nya bagi kita juga.
Setiap pribadi
adalah unik dan merupakan karunia Allah yang tidak dapat diulang. Ingat tidak
ada anak kembar yang sama seratus persen. Sejalan dengan keunikan kita
masing-masing, Allah memberikan kepada kita masing-masing suatu panggilan dan
misi khusus. Allah membuat rencana-Nya diketahui oleh kita dengan berbagai
cara: melalui keadaan/situasi yang kita hadapi, melalui keluarga dan
kawan-kawan, melalui talenta-talenta yang kita miliki dan
kesempatan-kesempatan. Allah tidak memaksa kita untuk menerima rencana-Nya bagi
kehidupan kita. Sebagaimana yang dilakukan-Nya dengan Maria, Allah mengundang
kita untuk menerima panggilan-Nya dan mengikut Dia. Sebagaimana Allah
menginginkan Maria menanggapi-Nya dan melaksanakan misi unik yang diberikan-Nya
kepada sang perawan, demikian pula Dia ingin agar kita menerima misi kita yang
unik pula dan melaksanakannya dengan segenap kekuatan yang kita miliki. Semoga
kita semua menanggapi undangan Allah dengan pengharapan dan rasa percaya yang
sama seperti yang dimiliki Maria.
DOA: Bapa surgawi,
di sini aku. Nyatakanlah secara lebih jelas lagi rencana-Mu bagi diriku.
Kuatkanlah aku dalam Roh Kudus-Mu sehingga aku dapat memenuhi panggilan dan
misi yang Engkau telah siapkan bagi diriku, sebagaimana telah dicontohkan oleh
Bunda Maria. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan