Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, September 07, 2012

MARIA PENUH RAHMAT


( Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta Kelahiran SP Maria – Sabtu, 8 September 2012 )

Inilah daftar nenek moyang Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham. Abraham mempunyai anak, Ishak; Ishak memunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda mempunyai anak, Peres dan Zerah dari Tamar, Peres mempunyai anak, Hezron; Hezron mempunyai anak, Ram; Ram mempunyai anak, Aminadab; Aminadab mempunyai anak, Nahason; Nahason mempunyai anak, Salmon; Salmon mempunyai anak, Boas dari Rahab, Boas mempunyai anak, Obed dari Rut, Obed mempunyai anak, Isai; Isai mempunyai anak, Raja Daud. Daud mempunyai anak, Salomo dari istri Uria, Salomo mempunyai anak Rehabeam; Rehabeam mempunyai anak, Abia; Abia mempunyai anak, Asa; Asa mempunyai anak, Yosafat; Yosafat mempunyai anak, Yoram; Yoram mempunyai anak, Uzia; Usia mempunyai anak, Yotam; Yotam mempunyai anak, Ahas; Ahas mempunyai anak, Hizkia; Hiskia mempunyai anak, Manasye; Manasye mempunyai anak, Amon; Amon mempunyai anak, Yosia; Yosia mempunyai anak, Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembungan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya mempunyai anak, Sealtiel; Sealtiel mempunyai anak Zerubabel; Zerubabel mempunyai anak, Abihud; Abihud mempunyai anak, Elyakim; Elyakim mempunyai anak, Azor; Azor mempunyai anak, Zadok; Zadok mempunyai anak, Akhim; Akhim mempunyai anak, Eliud; Eliud mempunyai anak, Eleazar; Eleazar mempunyai anak, Matan; Matan mempunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah menyertai kita.) (Mat 1:1-16,18-23)

Bacaan Pertama: Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6

Matius mengawali Injilnya dengan “Daftar Nenek Moyang Yesus Kristus” (Mat 1:1-16). Daftar nenek moyang atau silsilah Yesus Kristus ini mengingatkan kita kepada rencana Allah bagi kedatangan Putera-Nya, dan merupakan sesuatu hal yang memerlukan persiapan yang sungguh lama. Generasi lepas generasi, Allah bergerak maju menuju pemenuhan tujuan-Nya untuk menarik kita kembali kepada hidup-Nya sendiri. Mengapa silsilah ini dipakai sebagai bacaan pada Misa Kudus “Pesta Kelahiran SP Maria”? Karena silsilah itu menunjukkan bagaimana Maria “pas” untuk masuk ke dalam rencana ilahi: sebagai istri Yusuf (keturunan Daud) dan sebagai pribadi yang dinaungi Roh Kudus. Jadi, kelahiran Maria dan peranannya dipandang dari perspektif sejarah penyelamatan.

Sejak awal Allah telah menugaskan tanggung-jawab yang paling mendalam dan intim untuk memenuhi rencana-Nya, kepada Maria, sang perawan dari Nazaret. Dari sejak sediakala, Allah telah memikirkan untuk membawa Maria ke dalam eksistensi dan mempercayakan kepadanya Putera-Nya sendiri yang kekal untuk diperkandung, dilahirkan, dan dibesarkan.

Peranan yang diberikan Allah kepada Maria begitu mendalam sehingga tidak mudah untuk mengkontemplasikannya. Rahmat yang dicurahkan-Nya atas diri Maria jauh melampaui rahmat yang diberikan-Nya kepada orang-orang lain. Dalam doa “Salam Maria”, kita mengatakannya “penuh rahmat” (‘engkau yang dikaruniai’ [Luk 1:28 Perjanjian Baru TB II; Yunani: kekharitomenĂ©). Akan tetapi, jika kita berpikir bahwa Maria berada sedemikian jauh di atas kita dan pengalamannya tidak berhubungan sama sekali dengan pengalaman kita-manusia, maka salahlah kita. Mengapa? Karena walaupun Maria memperoleh segala privilese sebagai ibunda sang Penebus, Maria tetap salah seorang dari kita. Kita dapat mengatakan, bahwa Maria adalah yang terbaik di antara kita, namun tetap saja dia adalah salah seorang dari kita.

Pola yang dipakai Allah dalam berurusan dengan Maria adalah pola yang digunakan-Nya dalam berurusan dengan kita. Allah mempunyai sebuah rencana bagi hidup Maria, dan Ia mempunyai rencana-rencana bagi hidup kita juga. Pada pusat rencana-Nya bagi Maria adalah niat-Nya agar Putera-Nya akan hidup dalam dirinya, dan dia akan mengandung dan melahirkan-Nya ke dalam dunia. Pada hakekatnya, itulah rencana-Nya bagi kita juga.

Setiap pribadi adalah unik dan merupakan karunia Allah yang tidak dapat diulang. Ingat tidak ada anak kembar yang sama seratus persen. Sejalan dengan keunikan kita masing-masing, Allah memberikan kepada kita masing-masing suatu panggilan dan misi khusus. Allah membuat rencana-Nya diketahui oleh kita dengan berbagai cara: melalui keadaan/situasi yang kita hadapi, melalui keluarga dan kawan-kawan, melalui talenta-talenta yang kita miliki dan kesempatan-kesempatan. Allah tidak memaksa kita untuk menerima rencana-Nya bagi kehidupan kita. Sebagaimana yang dilakukan-Nya dengan Maria, Allah mengundang kita untuk menerima panggilan-Nya dan mengikut Dia. Sebagaimana Allah menginginkan Maria menanggapi-Nya dan melaksanakan misi unik yang diberikan-Nya kepada sang perawan, demikian pula Dia ingin agar kita menerima misi kita yang unik pula dan melaksanakannya dengan segenap kekuatan yang kita miliki. Semoga kita semua menanggapi undangan Allah dengan pengharapan dan rasa percaya yang sama seperti yang dimiliki Maria.

DOA: Bapa surgawi, di sini aku. Nyatakanlah secara lebih jelas lagi rencana-Mu bagi diriku. Kuatkanlah aku dalam Roh Kudus-Mu sehingga aku dapat memenuhi panggilan dan misi yang Engkau telah siapkan bagi diriku, sebagaimana telah dicontohkan oleh Bunda Maria. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan