( Bacaan Injil Misa
Kudus, Pesta S. Matius, Rasul & Penulis Injil – Jumat, 21 September 2012 )
Setelah Yesus pergi
dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan
cukai, lalu Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” Matius pun bangkit dan
mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak
pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan
murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka
kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut
cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat
yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi, pergilah dan pelajarilah arti
firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat
9:9-13)
Bacaan Pertama: Ef
4:1-7,11-13; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5
Sejak pertama kali
bertemu dengan Yesus selagi dia sedang bekerja di tempat pemungutan cukai,
Matius memberi tanggapan penuh sukacita terhadap undangan Yesus kepadanya untuk
berbalik dari cara hidupnya yang lama dan kemudian menggunakan seluruh sisa
hidupnya sebagai seorang murid Kristus, misionaris dan penginjil. Ada tradisi
yang mengatakan bahwa Matius mewartakan Injil di tengah-tengah orang-orang
Yahudi untuk selama 15 tahun setelah kebangkitan Kristus, lalu melanjutkan
pelayanan evangelisasinya di Persia, Makedonia dan Syria.
Cerita tentang
panggilan Matius seharusnya memberikan kepada kita dorongan yang kuat. Yesus
tidak datang untuk mencari orang-orang yang telah sempurna. Dia datang mencari
yang hilang …… orang berdosa! Ingatlah bagaimana orang-orang Farisi menggerutu
ketika Yesus duduk pada meja makan bersama Matius dkk. Orang-orang Farisi itu
mengatakan, bahwa tidak pantaslah bagi seorang rabi berhubungan dengan para
pemungut cukai dan pendosa. Namun Yesus menandaskan bahwa justru orang-orang
berdosalah yang mau diundangnya ke dalam kerajaan-Nya. Dalam hal ini Yesus
mengutip sebuah ayat Perjanjian Lama (Mat 9:13; bdk. Hos 6:6; Mat 12:7).
Maka, jangan pikir
bahwa kita harus suci-suci dulu sebelum menyerahkan hidup kita kepada Yesus.
Matius adalah contohnya. Kita dapat menyerahkan hidup kita kepada Kristus
sekarang juga. Tidak ada masalah bagi Yesus Kristus untuk menerima kita (anda
dan saya) sebagai milik-Nya. Juga janganlah kita merasa risau kalau merasakan
diri kita tidak memiliki karunia atau talenta yang khusus. Yesus akan
memberikan kepda kita segala rahmat yang kita butuhkan untuk hidup pelayanan
kita bagi Dia.
Yesus mungkin saja
tidak memanggil kita untuk menjadi seorang penginjil purnawaktu seperti yang
dibuat-Nya atas diri Matius – atau mungkin juga memanggil kita untuk menjadi
seorang full-timer sebagai seorang penginjil. Apa pun panggilan-Nya kepada
kita, panggilan itu tentunya menyangkut peranan kita masing-masing sebagai
seorang saksi-Nya dalam keluarga, para sahabat kita, para kerabat kerja kita,
untuk menolong mereka menerima Yesus dalam hidup mereka. Marilah kita
mengingat, bahwa justru dalam tindakan sehari-hari kita yang penuh ketaatan –
menghadiri Misa Harian, membaca dan merenungkan sabda Allah dalam Kitab Suci
untuk beberapa menit lamanya setiap hari, melakukan pemeriksaan batin dan mohon
pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita – maka kita sebenarnya mengatakan “ya”
terhadap panggilan Yesus. Oleh karena itu, marilah kita mulai dengan
langkah-langkah kecil ini, dan kita pun akan menemukan kuat-kuasa Allah bekerja
melalui diri kita dengan cara-cara yang tidak pernah kita harapkan atau
bayangkan sebelumnya.
Selagi anda
menanggapi panggilan Yesus untuk menjalani suatu kehidupan yang baru, ingatlah
bahwa Yesus ada di samping anda di setiap langkah yang anda buat. Oleh karena
itu, janganlah menunda-nunda untuk mengatakan “ya” kepada-Nya. Jika anda
mengatakan “ya” kepada-Nya, maka “ya” anda itu akan membuat diri anda seorang
pencinta yang penuh gairah kepada Tuhan dan terang yang sungguh memancarkan
cahaya di tengah dunia ini.
DOA: Tuhan Yesus,
terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena engkau memanggilku keluar
dari kegelapan untuk masuk ke dalam terang-Mu. Aku ingin hidup bagi-Mu.
Tolonglah aku menemukan seorang pribadi pada hari ini, kepada siapa aku dapat
syering kasih-Mu. Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan