Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, September 20, 2012

BERBUAH SERATUS KALI LIPAT


( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXIV – Sabtu, 22 September 2012 )

Keluarga Fransiskan Kapusin: Peringatan S. Ignatius dari Santhi, Imam

Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri dengan Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru, “Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang maksud perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab, “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang-orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang-orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” (Luk 8:4-15)

Bacaan Pertama: 1Tim 6:13-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 100:2-5

Tidak ada rahasia bahwa Bapa surgawi, Allah yang Mahapemurah, sangat senang memberikan kepada kita ganjaran sebanyak seratus kali lipat atas upaya kita mendekat kepada-Nya dan kerajaan-Nya. Ingatlah cerita tentang janda si Sarfat yang dalam kekurangannya memberikan hospitalitas kepada nabi Elia. Karena kemurahan hatinya dalam memberikan segenggam tepung terakhir yang ada dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli untuk dijadikan roti bagi Elia, Allah menjamin, bahwa baik keluarga sang janda dan Elia mempunyai cukup makanan untuk waktu yang lama, tanpa tempayannya kehabisan tepung atau buli-bulinya kehabisan minyak (lihat 1Raj 17:16).

Baiklah kita mengingat juga bagaimana Yesus melakukan mukjizat pergandaan lima roti dan dua ikan menjadi makanan untuk lebih dari lima ribu orang (Mk 6:41-44). Atau, baiklah kita mengingat janji Yesus bahwa Allah dapat melakukan tanda-tanda heran yang besar apabila kita mempunyai kepada-Nya hanya sebesar sebutir biji mustar (Mat 17:20). Berkali-kali Yesus berjanji bahwa apabila kita mendengar firman/sabda Allah, dan menyimpannya dalam hati yang baik, maka berkat ketekunan yang sabar, kita dapat mengharapkan buah berlimpah” (lihat Luk 8:8,15). Allah dapat menghasilkan begitu banyak dari hal yang begitu kecil/sedikit!

Renungkanlah bagaimana Allah mampu untuk menggunakan waktu-waktu doa kita. Yang kita lakukan adalah upaya kecil untuk menyisihkan waktu yang sedikit guna menghadap hadirat-Nya; dan sebagai ganjaran Allah mencurahkan berkat-berkat-Nya yang jauh lebih besar daripada yang pernah kita mimpikan sebagai suatu kemungkinan.

Barangkali tidak ada apapun yang menunjukkan kemurahan hati Allah sebanyak seratus kali lipat itu secara lebih sempurna daripada Misa Kudus. Allah Bapa tidak hanya memilih untuk mengutus Yesus ke atas bumi untuk hidup, wafat, dan bangkit bagi kita. Dalam Ekaristi, Dia memberikan kesempatan kepada kita secara harian untuk datang ke sebuah perjamuan di mana Yesus membuat diri-Nya hadir dan dapat diakses oleh kita. Yang perlu kita bawa ke pesta perjamuan ini hanyalah suatu semangat pertobatan dan penuh syukur – bersama-sama dengan harapan-harapan kita, beban-beban yang sedang kita pikul, dan kebutuhan-kebutuhan – dan Ia memenuhi diri kita dengan karunia tubuh dan darah-Nya.

Dalam pertukaran ilahi yang terjadi pada Ekaristi, kita mampu untuk masuk ke dalam keintiman mendalam dengan Pencipta kita dan Penebusd kita. Bersatu dengan Dia lewat sebuah persembahan hidup kita, maka kitapun diperbaharui, disegarkan kembali, diperkuat kembali, dan dibuat jutuh. Sesungguhnya kemurahan hati Allah itu tak terukur besarnya.

DOA: Allah yang Maharahim, setiap hari Engkau berupaya untuk mencurahkan kepada kami segala kekayaan Kerajaan-Mu. Bapa, mampukanlah kami untuk semakin menyerahkan diri kepada Roh Kudus-Mu sehingga dengan demikian kami dapat menjadi penerima dan saluran kemurahan hatiMu yang tiada bandingnya. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan