(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Kamis, 10 Januari 2013)
Dalam kuasa Roh
kembalilah Yesus ke Galilea. Lalu tersebarlah kabar tentang Dia di seluruh
daerah itu. Sementaraa itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua
orang memuji Dia.
Ia datang ke
Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia
masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Kitab Suci. Kepada-Nya
diberikan kitab Nabi Yesaya dan setelah membuka kitab itu, Ia menemukan nas, di
mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan
bagi ornag-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Kemudian Ia menutup
kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua
orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
Semua orang itu membenarkan dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang
diucapkan-Nya. (Luk 4:14-22a)
Bacaan Pertama:
1Yoh 4:19-5:4; Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2,14-15,17
Pada hari ini,
Yesus menggenapi nubuatan untuk “mewartakan kabar baik kepada orang-orang
miskin” dan “memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan” (Luk 4:18,19;
bdk. Yes 61:1 [lengkap: 61:1-4]). Kita mengetahui bahwa Yesus adalah sang
Mesias, “Dia yang diurapi”, yang diutus untuk memenuhi janji-janji Allah. Namun
demikian, baiklah anda sekarang membayangkan diri anda sebagai salah seorang
yang hadir dalam sinagoga di Nazaret, mendengar Yesus mengumumkan bahwa petikan
dari kitab nabi Yesaya yang dibacakan oleh-Nya itu dipenuhi di depan mata anda
sendiri: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk 4:21).
Barangkali anda bertanya dalam hati: “Bagaimana saya sungguh dapat dibebaskan
dari dosa, atau dibebaskan dari rasa bersalah dan ketiadaan harapan? Kapankah
terakhir kali saya merasa diperhatikan oleh seorang pribadi manusia yang lain,
…… oleh Allah?”
Bagi seorang Yahudi
pada zaman Yesus, “tahun rahmat Tuhan” mengacu pada tahun Yubileum (tahun
Yobel) yang digambarkan dalam kitab Imamat bab 25. Setiap tahun yang ke-50
(tahun setelah 7 x 7 tahun sabat) harus dikuduskan, semua utang harus diampuni
sebagai lunas dan semua budak harus dibebaskan; setiap orang di Israel
dipanggil untuk merayakan dan beristirahat. Tahun sabat adalah setiap tahun
ke-7, tahun perhentian penuh; sabat bagi TUHAN (YHWH), setelah 6 tahun bekerja
keras. Terima kasih penuh syukur patut kita sampaikan kepada Yesus, karena
dengan kehadiran-Nya dosa kita dapat diampuni setiap hari; perbudakan terhadap
cara-cara lama dapat dihilangkan setiap waktu melalui Roh-Nya. Kita semua dapat
bersukacita selagi kita mendengar kata-kata ini.
Sebelum episode di
Nazaret ini, Yesus telah diurapi dengan Roh Kudus pada waktu dibaptis oleh
Yohanes Pembaptis, lalu dicobai di padang gurun (Luk 3:21-22; 4:1). Melalui
baptisan, kita ikut ambil bagian dalam pengurapan ini. Seperti Yesus, kita pun
telah diperlengkapi dengan apa saja yang diperlukan untuk memberitakan
“pembebasan kepada orang-orang tawanan” dan kebaikan Allah kepada orang-orang
di sekeliling kita. Roh Kudus yang ada dalam diri kita ingin agar kita syering
Injil dengan orang-orang lain, dengan penuh kepercayaan bahwa Dia akan menolong
kita.
Allah ingin agar
anak-anak-Nya membuka hati mereka bagi “wong cilik”, orang-orang yang
tersingkirkan dalam masyarakat, mereka yang merasa tertekan oleh kecemasan dan
berbagai kesulitan hidup, mereka yang masih terbelenggu oleh dosa. Selagi Roh
Kudus berseru dalam diri kita, “Abba! Bapa!” (Rm 8:15) dan memberikan kepada
kita kata-kata yang cocok untuk diucapkan pada saat yang cocok, maka kita mampu
untuk membawa kebaikan Allah kepada mereka yang membutuhkan.
DOA: Bapa surgawi,
Allah yang Mahakasih, kami ingin menerima kebaikan-Mu, ya Tuhanku. Engkau telah
membebaskan kami dari perbudakan dosa dan telah membuka mata kami terhadap
hikmat-kebijaksaan yang kami peroleh karena mengikuti jalan-jalan-Mu. Oleh Roh
Kudus-Mu, berdayakanlah kami agar dapat menuntun orang-orang lain kepada-Mu,
sehingga dengan demikian Kabar Baik Yesus Kristus dapat diterima di dalam hati
semua umat-Mu. Bentuklah kami masing-masing agar semakin serupa dengan Yesus
Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan