(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Senin, 7 Januari 2013)
Tetapi waktu Yesus
mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia
meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon
dan Naftali, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Tanah
Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan,
Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah
melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi
maut, telah terbit Terang.” [1] Sejak itu Yesus mulai memberitakan,
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”
Yesus pun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah ibadat dan memberitakan
Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari
segala penyakit dan kelemahan mereka. Lalu tersebarlah berita tentang Dia di
seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang
menderita berbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan
dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Orang banyak pun
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari
Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. (Mat
4:12-17,23-25)
Bacaan Pertama:
1Yoh 3:22-4:6; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:7-8,10-11
Catatan: [1] Yes
8:23-9:1; [2] Lihat Mat 3:2
“Yesus pun
berkeliling di seluruh Galilea, Ia mengajar …… dan memberitakan Injil Kerajaan
Surga …… serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala
penyakit dan kelemahan mereka” (Mat 4:23).
Penyembuhan segala
sakit-penyakit merupakan bagian penting dalam pelayanan Yesus di atas bumi ini,
di samping memberi pengajaran dan berkhotbah tentang Kerajaan Surga. Dari
ketiga aktivitas pelayanan ini, Yesus menunjukkan bahwa Kerajaan Surga atau
Kerajaan Allah sesungguhnya telah datang dan bahwa pemerintahan atau kekuasaan
dosa sedang mendekati akhirnya. Menyadari hal ini, tidakkah mengherankan atau
malah lucu apabila kita cenderung mengatakan tentang penyembuhan oleh Yesus
sebagai peristiwa yang sudah lama terjadi, …… kejadian 2000 lalu, …… kuno; jadi
bukan sesuatu yang dapat terjadi di sini dan sekarang juga?
Saudari dan Saudara
yang dikasihi Kristus, ingatlah akan kebenaran bahwa Kerajaan Allah masih ada
bersama kita pada hari ini, dan Yesus masih memiliki kuat-kuasa untuk
menyembuhkan. Ingatlah, bahwa “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun
hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr 13:8).
Dalam Kitab Suci,
kita dapat membaca bahwa Allah menggunakan orang-orang biasa untuk membuat
mukjizat penyembuhan. Dengan demikian, mengapa kita harus berpikir bahwa Dia
tidak akan menggunakan kita juga? Satu cara untuk mengatasi keragu-raguan kita
adalah untuk mendoakan kesembuhan atas sakit-penyakit yang “kecil-kecilan”.
Misalnya, kita mendoakan seseorang yang sedang sakit kepala atau menderita
demam. Kita memohon kepada Allah untuk menghibur seseorang yang berbeban berat,
atau menyemangati seseorang yang sedang dilanda rasa takut. Marilah kita
mempraktekkan “doa-doa penyembuhan” ini dengan setia. Dengan berjalannya waktu
kita mulai melihat buahnya, maka kita pun lebih merasa nyaman untuk mendoakan
kesembuhan orang-orang yang sedang menderita sakit-penyakit yang lebih serius,
seperti kanker dlsb.
Selagi kita
“bereksperimen” dalam hal doa penyembuhan, janganlah kita pernah melupakan
kebenaran, bahwa hasil akhirnya tergantung pada Allah semata, bukan kita. Kita
tidak pernah akan mampu untuk menjelaskan mengapa ada orang yang sembuh dari
penyakitnya setelah didoakan, sementara ada pula orang-orang lain yang tak
kunjung sembuh. Namun hal seperti ini janganlah sampai membuat kita berputus-asa
dan berhenti berdoa untuk orang-orang sakit yang dipercayakan kepada kita untuk
kita doakan. Janganlah kita berhenti mendoakan orang sakit sambil membenarkan
diri, bahwa kita tidak dianugerahi dengan karunia penyembuhan (lihat 1Kor
12:9), apalagi dengan mudahnya mengatakan: “Capek deh!” Pengalaman menunjukkan
bahwa segalanya tergantung pada kehendak Allah sendiri! Ada orang yang
disembuhkan on the spot, ada pula yang disembuhkan beberapa saat, bahkan
beberapa bulan atau tahun kemudian, dlsb.
Apapun dan bagaimana
pun hasilnya, kita dapat percaya bahwa Roh Kudus bekerja dalam pribadi-pribadi
yang kita doakan. Paling sedikit mereka akan disentuh oleh kasih Allah yang
mengalir dari diri kita yang mendoakan. Oleh karena itu marilah kita mengambil
langkah iman dan memperkenankan Roh Kudus memakai kita sebagai bejana-Nya.
Marilah kita mulai dalam ruang lingkup terkecil, yaitu di tengah keluarga kita
sendiri yang seharusnya menjadi “gereja domestik”, atau komunitas kita, dan
perhatikanlah bagaimana Allah bekerja.
DOA: Tuhan Yesus,
terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk kasih-Mu yang mesra
bagi kami semua. Terima kasih untuk kesembuhan penuh dan total yang akan kami
alami di surga kelak. Berikanlah kepada kami keberanian untuk melangkah dalam
iman dan menjadi bejana-bejana kasih-Mu yang menyembuhkan. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan