(Bacaan Pertama
Misa Kudus, Hari Biasa Masa Natal – Jumat, 4 Januari 2013)
Keluarga Fransiskan: Beata Angela dari Foligno, Ordo III
Sekular
Anak-anakku,
janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Siapa yang melakukan
kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; siapa yang tetap
berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab sejak semula Iblis terus-menerus
berbuat dosa. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis.
Setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak terus menerus berbuat dosa; sebab benih ilahi tetap ada
di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena ia lahir
dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang
yang tidak melakukan kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga siapa
saja yang tidak mengasihi saudara seimannya. (1Yoh 3:7-10)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 98:1,7-9; Bacaan Injil: Yoh 1:35-42
Jelas ada suatu
pertempuran spiritual yang berlangsung terus-menerus antara kekuatan-kekuatan
baik dan kekuatan-kekuatan jahat, yang juga melibatkan kita. Walaupun begitu,
pertempuran ini boleh dikatakan bukanlah pertempuran yang seimbang. Yesus
Kristus yang sudah datang sebagai seorang anak manusia, sudah mengalahkan
musuh-Nya. Kita akan memahami realitas dosa dan Iblis bilamana kita memusatkan
pandangan mata kita pada Dia yang telah mengalahkan dosa dan Iblis. Sementara
kita menerima rahmat Allah, maka kita melihat dosa sebagai apa adanya – suatu
penyalahgunaan kebebasan yang diberikan Allah kepada kita.
Putera Allah datang
untuk menghancurkan kerja si Iblis (lihat 1Yoh 3:8). Pekerjaan Iblis yang
paling merusak terjadi pada awal sejarah manusia, ketika dia berhasil membujuk
manusia untuk menolak Allah dan berdiri melawan kehendak-Nya. Nah, Putera Allah
menyerang tipu-daya dan desepsi Iblis ini dan segala konsekuensinya. Yesus
mengalahkan Iblis melalui pengorbanan hidup-Nya dan kebangkitan-Nya dari antara
orang mati oleh kuasa Allah.
Dengan mengalahkan
kekuatan Iblis atas ciptaan – yaitu kematian – Yesus membuat Iblis menjadi
impoten. Namun Iblis masih terus menggoda kita, karena Allah telah memberikan
kebebasan pribadi (kehendak bebas) kepada kita masing-masing untuk membuat
pilihan. Akan tetapi, orang-orang yang memiliki kebangkitan Yesus hidup dalam
diri mereka melalui baptisan dan iman yang hidup kepada Dia mempunyai otoritas
atas Iblis dan “tidak terus menerus berbuat dosa, sebab benih ilahi tetap ada
di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena ia lahir
dari Allah” (1Yoh 3:9).
Benih iman yang
ditanam pada saat baptisan bertumbuh dan menghasilkan buah dalam kuasa Allah
dalam kehidupan kita. Tindakan-tindakan kita yang benar memberi kesaksian
tentang apa yang telah dilakukan Allah atas diri kita. Kita diciptakan oleh
Allah untuk memiliki hati yang terbukti murni oleh tindakan-tindakan kita.
Bahkan Putera Allah yang menjadi manusia, walaupun Ia tidak berdosa –
membuktikan kemurnian kasih-Nya kepada Bapa surgawi melalui ketaatan-Nya dalam
bertindak. Tindakan benar untuk mana kita dipanggil adalah untuk mengasihi satu
sama lain setiap saat, tidak hanya pada waktu “salam damai” dalam Misa Kudus.
Karena Putera Allah
telah mengalahkan kejahatan yang paling besar, maka kita memiliki keyakinan
bahwa Dia memegang kendali atas kejahatan yang masih ada dalam dunia, termasuk
godaan terhadap hati kita sehari-hari. Oleh karena itu pengharapan kita dalam
kehidupan ini datang melalui kehadiran Kristus yang bekerja dalam hati kita dan
hati siapa saja yang mau menerima Dia.
DOA: Tuhan Yesus,
kami berterima kasih penuh syukur kepada-Mu karena Engkau telah menyelamatkan
kami dari kegelapan dosa melalui tindakan kasih-Mu. Jagalah kami, ya Yesus,
agar kami tetap mengasihi-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Lindungilah
kami selalu dari si Jahat, dan pakailah kami sebagai instrumen-instrumen
kebaikan-Mu yang penuh kasih sampai saat Engkau datang kembali kelak dalam
kemuliaan. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OF
Tiada ulasan:
Catat Ulasan