(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa I – Senin, 14 Januari 2013)
Keluarga Fransiskan: Peringatan B. Odorikus dari
Pordenone, Imam-Biarawan
Sesudah Yohanes
ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya,
“Saatnya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!”
Ketika Yesus sedang
berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon.
Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus
berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, Ia melihat Yakobus, anak
Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di
dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia. (Mrk 1:14-20)
Bacaan Pertama: Ibr
1:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,6-7,9
Yesus yang datang
ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Saatnya telah genap; Kerajaan
Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:14-15).
Yesus menemukan orang-orang yang rindu untuk dibebaskan, tidak hanya dari
cengkeraman penjajah Roma, melainkan juga dari jeratan dosa dan maut. Kepada
Simon dan saudaranya, Andreas yang sedang menebarkan jala di danau, Yesus
berkata: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mrk
1:17).
Unsur penentu dalam
bacaan ini adalah panggilan Yesus itu sendiri, bukannya tanggapan yang
diberikan oleh kedua pasang bersaudara itu. Tidak ada sedikit pun catatan
mengenai kualitas ke empat orang yang dipanggil-Nya itu, juga tidak disinggung
cocok-tidak-cocoknya mereka untuk menjadi pengikut-Nya dan terlibat aktif dalam
misi-Nya. Yesus memanggil empat orang nelayan ini untuk mengikut Dia, mengamati
pekerjaan-Nya, mendengarkan pengajaran-Nya dan mulai tertantang oleh-Nya.
Yesus juga ingin
mengajar kita semua untuk menginjili teman-teman dan para anggota keluarga kita
sama efektifnya sebagaimana Dia menginjili para pengikut-Nya. Yesus berbicara
mengenai Kerajaan Allah sebagai sebuah “tempat” yang diperintah oleh Allah yang
mahakuasa, namun juga “seorang” Allah yang mempribadi. Allah-lah yang meraja,
Allah-lah yang memerintah! Lalu Yesus menindak-lanjuti kata-kata-Nya dengan
karya belas-kasih dan membuat banyak mukjizat dan tanda-heran lainnya.
Orang-orang yang lapar diberi makan, orang-orang sakit disembuhkan, para
pendosa diyakinkan bahwa dosa mereka diampuni karena belas kasih Allah,
orang-orang yang memandang diri “benar” ditantang-Nya, dan kepada orang-orang
yang sedang merasa cemas, galau, bingung, diberikan-Nya pengharapan. Sekarang
Yesus ingin mengatakan kepada kita, bahwa kita semua adalah para anggota
kerajaan-Nya yang sangat berharga, yang dipenuhi oleh Roh Kudus-Nya dengan
kapasitas untuk menggerakkan hati dan pikiran orang-orang sebagaimana telah
dilakukan-Nya dengan penuh kuat-kuasa.
Sekarang,
percayakah Saudari/Saudara kepada janji Yesus, bahwa anda dan saya akan dapat
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan-Nya (Yoh 14:12)? Apakah anda mendengar Allah berbicara kepada
anda? Dalam situasi-situasi yang mana saja anda menerima kekuatan untuk
menghadapi kesulitan-kesulitan? Kapan anda sungguh berseru kepada-Nya mohon
pertolongan, dan anda menerima hikmat-kebijaksanaan? Bilamana anda merasa
bersalah karena kata-kata yang anda ucapkan, lakukan, atau pikirkan, dan
mengalami pembersihan melalui pertobatan?
Masing-masing
contoh di atas menunjukkan kuat-kuasa Allah yang aktif dalam kehidupan anda –
suatu kuat-kuasa untuk memberi kesaksian tentang kasih-Nya dan kehadiran-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita semua membuka mata hati kita bagi cara-cara atau
jalan-jalan Allah memberikan kepada kita masing-masing hikmat-kebijaksanaan
kapan harus berbicara, kapan harus diam, kapan untuk melakukan intervensi,
kapan untuk mengundurkan diri, kapan untuk merangkul seorang pendosa dan kapan
untuk memberikan waktu kepadanya guna berpikir dan melakukan refleksi.
Percayalah Saudari-Saudaraku,
kita semua dapat menjadi pewarta Kabar Baik seperti Yesus sendiri, menunjukkan
kepada orang-orang yang kita temui bagaimana kiranya kalau sudah mengalami
transformasi oleh Allah Yang Mahakuasa sendiri.
DOA: Tuhan Yesus,
berikanlah kepadaku keyakinan untuk mensyeringkan dengan orang-orang lain
kehidupan yang telah Kauberikan kepadaku. Bentuklah aku menjadi seorang pribadi
yang mau dan mampu mengasihi dengan bela rasa dan hanya menggantungkan kepada
kuat-kuasa-Mu semata. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan