( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah, Selasa 15-5-12 )
Tetapi sekarang Aku
pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tidak ada seorang pun di antara
kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku
mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita. Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau
Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi, aku akan mengutus Dia kepadamu. Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap
tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu
tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah
dihukum. (Yoh 16:5-11)
Bacaan Pertama: Kis
16:22-34; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-3,7-8
Hati para murid
terasa hancur ketika memikirkan bahwa Yesus akan meninggalkan mereka. Namun
Yesus mengatakan kepada mereka bahwa lebih berguna bagi mereka apabila Dia
pergi, dan rasa sedih mereka akan berganti menjadi sukacita (Yoh 16:22). Apakah
yang sebenarnya dimaksudkan oleh Yesus dengan kata-kata itu? Apakah Dia sungguh
mau meninggalkan mereka? Samasekali tidak! Yesus selalu mengarahkan hati-Nya
kepada Bapa serta menyediakan hati-Nya bagi tujuan-tujuan Bapa, dan Ia tahu
bahwa begitu Dia naik ke surga setelah menyelesaikan tugas penyelamatan-Nya
bagi kita, maka Bapa dapat mencurahkan Roh Kudus atas para murid-Nya.
Sebagai seorang
manusia, Yesus hadir bagi para murid dalam cara yang terbatas, secara fisik.
Melalui Roh Kudus, kehadiran-Nya dapat lebih bersifat intim dan penuh kuasa
selagi Dia datang untuk hidup dalam diri semua orang beriman dalam suatu cara
yang belum ada presedennya. Dia akan berdiam dalam diri semua orang pada waktu
yang sama – memimpin, menghibur dan mengasihi mereka. Sungguh merupakan suatu
karunia yang mahadahsyat mempunyai Allah kekal, sang Khalik alam semesta,
berdiam dalam diri kita!
Yesus ingin
mencurahkan Roh Kudus yang telah dijanjikan itu atas diri semua orang, agar
melalui Roh Kudus itu, diri-Nya dapat dinyatakan sebagaimana apa adanya Dia.
Karya Roh Kudus adalah senantiasa untuk menyatakan Yesus, mengungkapkan siapa
Dia sebenarnya. Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita menunjukkan kepada kita
bahwa dosa sesungguhnya adalah ketidakpercayaan kepada Allah; bahwa keadilan
telah dicapai oleh kebangkitan Yesus karena Dia lah yang membayar “denda” untuk
dosa-dosa kita, dan bahwa Allah Bapa hanya tertarik untuk menghukum Iblis,
bukan anak-anak-Nya (Yoh 16:8-11).
Pada hari ini kita
dapat merenungkan misteri perihal siapa Yesus itu karena Roh Kudus berdiam
dalam diri kita, menanti-nanti dengan penuh kerinduan untuk menyatakan Yesus
dalam segala kemuliaan-Nya. Yesus adalah titik pusat dan tujuan dari segenap
ciptaan (Kol 1:15-20). Selagi kita membuka hati kita bagi Roh Kudus dan minta
kepada-Nya untuk menyatakan Yesus kepada kita secara lebih penuh, kita akan
jatuh cinta secara lebih mendalam lagi dengan Yesus dan berkeinginan untuk
hidup hanya bagi Dia dan tujuan-tujuan-Nya.
DOA: Roh Kudus
Allah, liputilah diriku dengan pernyataan siapa Yesus itu dan apa yang telah
dicapai-Nya. Penuhilah diriku dengan jaminan dan damai-sejahtera yang hanya
dapat diberikan oleh-Mu, dan gerakkanlah hatiku untuk mengasihi Yesus dengan
lebih bergairah lagi. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan