( Bacaan Injil Misa
Kudus, PESTA SANTO MATIAS, RASUL, Senin 14-5-12 )
“Seperti Bapa telah
mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam
kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam
kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Semuanya itu
Kukatakan kepadamu, supaya sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu
supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih
yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang
Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak
tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena
Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengaar dari
Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu
tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya
kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang terhadap yang lain.”
(Yoh 15:9-17)
Bacaan Pertama: Kis
1:15-17,20-26; Mazmur Tanggapan: Mzm 113:1-8
Ketika saat
penyaliban-Nya sudah mulai mendekat, Yesus bersabda kepada para murid-Nya
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16).
Yesus mengetahui bahwa apabila para murid-Nya harus menjadi cukup kuat dalam
menghadapi tantangan-tantangan sehubungan dengan pembangunan Gereja-Nya di atas
bumi, mereka perlu mengetahui bahwa mereka telah dipilih secara pribadi –
dipanggil oleh Allah sendiri.
Dengan demikian
pentinglah bagi para murid untuk menyadari bahwa mereka itu dipilih! Yesus
memahami ini karena Dia telah mengalaminya sendiri – dalam Bait Allah di
Yerusalem (Luk 2:49), ketika Dia dibaptis di sungai Yordan (Mat 3:16-17), dan
pada peristiwa transfigurasi di atas gunung (Mrk 9:3). Yesus mengetahui bahwa
Bapa telah memilih-Nya dan akan menyediakan segalanya yang diperlukan oleh-Nya
untuk menanggapi panggilan-Nya. Dengan cara yang serupa, Yesus menginginkan
agar kita mengetahui bahwa kita juga telah dipilih.
Kitab Suci memiliki
sedikit saja catatan tentang Santo Matias, kecuali tentang bagaimana para rasul
berdoa bersama secara serius ketika mempertimbangkan Matias sebagai calon
penerus Yudas Iskariot. Akhirnya, Matias dipilih oleh Allah untuk bersama
dengan Yesus dan para rasul lainnya. Tentu saja sudah lama dia mengikut Yesus
pada waktu Yesus berkeliling melayani orang banyak. Dengan berjalannya waktu,
panggilan Matias pun semakin matang dan pada akhirnya Dia pun mati sebagai
martir Kristus, sebuah kematian karena kasih mendalam kepada Dia yang telah
memanggilnya.
Seperti Matias yang
dipilih oleh Allah sendiri, masing-masing kita pun secara khusus dipanggil dan
dipilih. Apabila kepada ditanya mengapa kita berdoa, membaca Kitab Suci, atau
pergi ke gereja, kita dapat mananggapi pertanyaan tersebut dari hati kita,
“Karena Allah sendiri telah telah memilihku dan memanggilku. Aku adalah
milik-Nya yang spesial.” Kita mungkin saja tergoda untuk berpikir bahwa kita
berada di mana kita berada sekarang sebagai sesuatu yang kebetulan. Salahlah
kalau kita berpikir seperti itu! Allah itu begitu besar dan agung, Ia begitu
mengasihi kita sehingga tidak akan meninggalkan kita sendiri sebagai korban
keadaan. Dalam hikmat-kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, segalanya berjalan
untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi dan mengikuti-Nya. Marilah kita mohon
kepada-Nya agar membimbing, menuntun serta menunjukkan kepada kita bagaimana Dia
menginginkan kita untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan kita
sehari-hari.
DOA: Bapa surgawi,
terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu karena Engkau telam memanggil
kami sebagai anak-anak-Mu. Kami mohon agar Engkau memenuhi diri kami masing-masing
dengan Roh Kudus-Mu agar supaya kami dapat semakin dalam merangkul
panggilan-Mu. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan