Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Sabtu, Jun 16, 2012

ALLAH JUGA DAPAT MELAKUKANNYA MELALUI DIRI KITA


( Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU BIASA XI – 17 Juni 2012 )

Lalu kata Yesus, “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu bertunas dan tumbuh, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”

Kata-Nya lagi, “Dengan apa kita hendak membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengerti, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. (Mark 4:26-34)

Bacaan Pertama: Yeh 17:22-24; Mazmur Tanggapan: Mzm 92:2-3,13-16; Bacaan Kedua: 2Kor 5:6-10

 Pada suatu hari di bulan Desember yang dingin tahun 1955, seorang perempuan pekerja binatu yang bernama Rosa Parks (Rosa Louise McCauley Parks) naik ke dalam sebuah bis umum yang penuh di Montgomery, negara bagian Alabama, Amerika Serikat. Dalam bis ini berlaku peraturan segregasi, orang-orang dengan kulit berwarna tidak boleh duduk di kursi yang dikhususkan untuk orang-orang berkulit putih. Rosa Parks mengambil tempat duduk yang diperuntukkan bagi orang-orang kulit putih. Ketika supir bis “memerintahkan” Rosa Parks untuk pindah tempat, dia mengatakan: “Tidak!”. Sebagai akibat tindakannya itu, Rosa ditahan, tangan-tangannya diborgol dan ia pun dijebloskan ke dalam penjara.

Insiden ini memicu Gerakan Hak-Hak Sipil (Civil Rights Movement). Di bawah kepemimpinan Ralph Abernathy dan Martin Luther King, Jr., diorganisasikanlah suatu pemboikotan bis dan demonstrasi-demonstrasi tanpa kekerasan, yang kita tahu kemudian membuahkan hasil, yaitu dihapuskannya hukum berkaitan dengan segregasi (boleh dibaca: diskriminasi) rasial dalam bidang transportasi, perumahan, sekolah, rumah makan dan bidang-bidang lainnya. Pada saat Rosa Parks secara lugas dan lugu menjawab “tidak” kepada Pak Supir bis, sebenarnya dia memulai sesuatu yang jauh lebih signifikan daripada apa yang mungkin dapat dibayangkan orang pada tahun 1955. Pada Freedom Festival di tahun 1965, Rosa Parks diperkenalkan sebagai First Lady of the Civil Rights Movement.

Cerita mengenai Rosa Parks ini dan keadaan yang menyedihkan dari orang-orang berkulit hitam di Amerika Serikat (terutama di negara-negara bagian di sebelah selatan yang justru terkenal dengan julukan the Bible belt) sangat serupa dengan situasi umat Allah dalam bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini. Baik nabi Yehezkiel maupun penulis Injil Markus menulis untuk sebuah komunitas yang sedang berada di bawah pengejaran dan penganiayaan, sebuah umat yang kalah dalam jumlah dan ditindas oleh orang-orang di sekeliling mereka yang tidak percaya.

Baik Yehezkiel maupun Markus menulis untuk meyakinkan para anggota komunitas termaksud, menguatkan iman-kepercayaan mereka pada kuat-kuasa Allah untuk menanamkan benih dan membuatnya bertumbuh menjadi sebatang pohon yang besar, tinggi dan kuat. Hal ini tidak banyak bedanya pada zaman modern ini. Dalam isu-isu tertentu kita, umat Kristiani, juga kalah dalam jumlah ketimbang lawan-lawan kita, misalnya dalam soal aborsi, perceraian, kesopan-santunan dalam entertainment di muka publik, dlsb. Seperti orang-orang Yahudi Perjanjian Lama yang berada dalam pembuangan dan orang-orang Kristiani awal di Roma, kita juga perlu diyakinkan, perlu dikuatkan, disemangati dalam iman-kepercayaan kita akan kuat-kuasa Allah untuk mengambil upaya-upaya kita yang kecil dan membuatnya bertumbuh menjadi suatu gerakan yang kuat-perkasa.

Yang diminta Allah dari diri kita adalah bahwa kita menaruh kepercayaan kepada-Nya dan mencoba. Dia akan menyelesaikan sisanya tanpa ribut-ribut namun dengan tekun, sehingga dengan demikian sikap dan perilaku mementingkan diri sendiri akan dikalahkan oleh sikap dan perilaku untuk berbagi, kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan, kebencian akan dikalahkan oleh kasih. Apabila kita memiliki kesabaran dan pengharapan, maka pada akhirnya panenan dari apa yang kita tanam akan bermunculan: bangsa-bangsa akan berdamai satu sama lain, hak-hak azasi manusia direstorasikan, anak-anak dan para perempuan akan terlindungi dari tindakan kekerasan, orang-orang lapar akan memperoleh makanan secukupnya, dlsb.

Jadi, betapa kecil pun upaya-upaya kita untuk memajukan cita-cita Kristiani, Allah akan melipat-gandakannya dengan kuat-kuasa yang tersembunyi untuk mendatangkan hasil-hasil yang luar biasa. Allah melakukannya bagi Yehezkiel dan Markus dan Rosa Parks. Kita harus percaya bahwa Dia dapat melakukannya lagi melalui diri kita.

DOA: Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk menaruh kepercayaan kepada-Mu, dalam situasi apa pun yang kami hadapi. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan