Lagi pula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata doanya
akan dikabulkan. Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu, berdoalah
demikian: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada
hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami dari kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskankanlah kami daripada yang
jahat. [Karena Engkaulah yang punya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.] Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu
yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni
orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat 6:7-15)
Bacaan Pertama: Sir
48:1-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-7
Apabila anda
sungguh ingin menyentuh hati Allah dalam doa anda, dengarlah petunjuk yang
diberikan oleh Yesus: Yakinlah bahwa Bapamu sudah mengetahui apa yang ada dalam
hatimu. Anda mengetahui bahwa bahkan seekor burung gereja tak akan jatuh ke
tanah tanpa perkenanan Allah, maka anda pun dapat merasa pasti bahwa Bapa
surgawi mengetahui apa yang anda butuhkan, bahkan sebelum anda memintanya.
Allah senang
apabila kita datang kepada-Nya dengan penuh keyakinan. Ingatlah kekaguman Yesus
atas iman seorang perwira Romawi yang datang kepada-Nya memohon kesembuhan bagi
hambanya: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (Mat 8:10; Luk 7:9). Yesus
sangat terkesan dengan perwira itu yang begitu mempercayai-Nya sehingga
mengatakan bahwa Yesus tidak perlu datang ke rumahnya untuk membuat mukjizat
kesembuhan. Jadi, karena Allah senang sekali memenuhi kebutuhan kita dan Ia
telah merencanakan hal-hal yang baik bagi kita; Allah sungguh senang – amat
senang, apabila kita datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan bahwa Dia pasti
menolong kita.
Allah sebenarnya
ingin melakukan lebih daripada sekadar memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Dia
ingin mempunyai suatu relasi dengan kita masing-masing secara pribadi. Itulah
sebabnya mengapa Dia menciptakan kita pada instansi pertama untuk mengenal-Nya.
Allah bukanlah seperti sebuah ATM, dari mana kita dapat menarik uang yang kita
butuhkan. Karena kasih-Nya yang tak terhingga, Ia mengutus Putera-Nya yang
tunggal ke tengah dunia untuk menyelamatkan umat manusia menebus manusia dan
membawanya ke dalam relasi yang hidup dan dinamis dengan diri-Nya. Dia juga
memberikan Roh-Nya agar dapat mengangkat kita ke hadapan takhta-Nya setiap kali
kita berdoa.
Kita orang zaman
sekarang menggunakan segala peralatan elektronik canggih – paling sedikit
ponsel – untuk berhubungan dengan anggota-anggota keluarga kita sepanjang hari.
Akan tetapi, Allah memberikan Putera-Nya sendiri dan mengutus Roh Kudus
sehingga kita dapat berbicara kepada-Nya dengan lebih mudah daripada memakai
sebuah ponsel. Apabila kita mengenal Allah secara pribadi, sebagai Bapa dan
Sahabat, maka kita mulai merindukan kedatangan Kerajaan-Nya dan kehendak-Nya
terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita mencoba cara-cara
berdoa baru yang membuka pintu bagi suatu relasi dengan Dia. Marilah kita
dengan segala kejujuran dan penuh kepercayaan menghadap Allah sebagai
anak-anak-Nya dan sahabat-sahabat-Nya, dan mohon kepada-Nya agar dapat
mengenal-Nya secara lebih mendalam.
DOA: Bapa surgawi,
aku sungguh mengasihi Engkau. Aku ingin mengenal Engkau secara pribadi. Aku
tahu Engkau mengawasi aku dan memperhatikan diriku. Tunjukkanlah kepadaku
pikiran-pikiran dan hasrat-hasrat-Mu. Aku merindukan suatu kedekatan dengan-Mu,
ya Bapa, Tuhan Allahku. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan