Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit;
bangkitkanlah orang mati; sembuhkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kami
telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan
cuma-cuma.
Janganlah kamu
membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu
membawa kantong perbekalan dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua
helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat nafkahnya.
Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan
tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang,
berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun
ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (Mat 10:7-13)
Bacaan Pertama: Kis
11:12b; 13:1-3; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:2-6
Yesus
mendelegasikan wewenang (dan tanggung jawab yang menyertai wewenang itu) kepada
keduabelas rasul-Nya untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga (=Kerajaan Allah)
telah dekat (Mat 10:7). Sebelum itu Yesus wanti-wanti menandaskan kepada
mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam
kota orang Samaria, melainkan pergilah ke domba-domba yang hilang dari umat
Israel” (Mat 10:5-6). Jadi, masih terbatas pada lingkup bangsa Israel.
Matius yang
diperkirakan menulis Injilnya menjelang akhir abad pertama Masehi, ingin agar
pembaca Injilnya menyadari bahwa tanggung jawab itu telah menjadi tanggung
jawab mereka juga. Sekarang tanggung jawab tersebut jatuh kepada kita, para
murid-Nya di zaman modern ini.
Mat 10:9-10
memberikan nasihat kepada para murid untuk melakukan perjalanan layaknya
backpackers, yaitu “to travel light”! Suatu nasihat yang praktis masih berlaku
sampai hari ini. Barangkali anda juga sudah mengetahui bahwa pesan dalam Mat
10:9-10 memberi inspirasi kepada Fransiskus dari Assisi [1181-1226] dan
satu-dua pengikutnya untuk mulai menghayati hidup Kristianinya sebagai
pengkhotbah keliling, komunitas mana berkembang sampai menjadi keluarga
terbesar di dalam Gereja Katolik. Bahkan gereja Kristen Lutheran, Anglikan,
Methodis memiliki komunitas-komunitas Fransiskan juga. Namun kedua ayat itu
tidaklah berarti bahwa setiap murid Yesus harus menjadi Fransiskan. Kerajaan
Allah yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi akan tiba pada akhir zaman, telah
datang di tengah umat manusia dengan perantaraan Yesus. Tidak ada yang lebih
penting daripada mewartakan hal itu. Yesus hanyalah menginstruksikan keduabelas
murid-Nya untuk meninggalkan segala sesuatu yang akan membebani dan mengganggu
kegiatan kerasulan mereka.
Dalam memberi
instruksi kepada keduabelas murid-Nya ini, Yesus tidak memasukkan satu tugas ke
dalam misi mereka, yaitu tugas “mengajar”. Walaupun “pengajaran” memegang peran
yang sentral dalam penggambaran Matius tentang Yesus, hal ini tidak disebutkan.
Kelihatannya tugas “pengajaran” dicadangkan sampai “Amanat Agung” yang
disampaikan sebelum kenaikan-Nya ke surga. Pada waktu itu kepada sebelas rasul
(12 orang minus Yudas Iskariot), Yesus memberikan amanat agung (great
commission): “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:18-20).
Dalam perjalanan
sejarah Gereja, great commission ini sering kali menjadi great ommission
(sebuah kelalaian besar), padahal “mewartakan Injil sesungguhnya merupakan
rahmat dan penggilan yang khas bagi Gereja, merupakan identitasnya yang
terdalam. Gereja ada untuk mewartakan Injil, yakni untuk berkhotbah dan
mengajar, menjadi saluran karunia rahmat, untuk mendamaikan para pendosa dengan
Allah dan untuk mengabadikan kurban Kristus di dalam Misa, yang merupakan
kenangan akan kematian dan kebangkitan-Nya yang mulia” (Paus Paulus VI, Imbauan
Apostolik EVANGELII NUNTIANDI, 8 Desember 1975, #14).
Pada hari ini
Gereja memperingati Santo Barnabas, Rasul, mitra kerja Santo Paulus, dua orang
pewarta besar dalam sejarah Gereja, teristimewa pada masa Gereja Perdana. Dua
orang pewarta besar tersebut melaksanakan Amanat Agung dari Kristus di atas
dengan setia, taat dan penuh keberanian. Jerih payah mereka sangat berbuah, sebagaimana
dapat kita lihat dalam sejarah Gereja yang sudah berumur 2.000 tahun ini.
Penjelasan lebih lengkap tentang orang kudus ini dapat dilihat dalam Bacaan
Kedua (Kis 11:21b;13:1-3).
DOA: Roh Kudus
Allah, bentuklah aku agar dapat menjadi pewarta KABAR BAIK Yesus Kristus yang
efektif, berani serta tetap taat kepada Gereja-Nya yang sejati. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan