( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXVII – Kamis, 11 Oktober 2012 )

Bacaan Pertama: Gal
3:1-5; Mazmur Tanggapan: Luk 1:69-75
Berapa banyak anak
muda yang anda kenal yang berpikir bahwa mereka akan merasa cool atau “keren”
sekali apabila mempunyai seorang ayah sama kayanya dengan pendiri Microsoft dan
milyarder (US$) Bill Gates? Dengan seorang ayah yang sedemikian kaya-raya,
mereka akan memiliki segala macam benda yang mereka inginkan. Namun apakah orangtua
itu sama kayanya dengan Bill Gates atau harus berjuang sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan dasar keluarganya, kebanyakan dari mereka mempunyai satu hal
yang sama: Mereka akan mencoba untuk menyenangkan hati anak mereka.
Kemurahan-hati kelihatannya merupakan bagian yang alamiah dari fungsi seorang
pribadi manusia sebagai orangtua dari anak-anaknya.
Namun demikian,
sebagai manusia, para orangtua memiliki keterbatasan. Bahkan orangtua yang
paling bermurah-hati pun tidak dapat memberikan segalanya kepada anak-anaknya
seperti halnya dengan Allah. Sebagai sang Pencipta yang Mahakuasa, Allah
mempunyai setiap hal, baik yang bersifat materiil maupun spiritual dan
emosional untuk memenuhi kebutuhan kita. Tanda yang paling puncak dari kasih
Allah yang tanpa batas itu adalah karunia-Nya berupa Anak-Nya sendiri yang
tunggal untuk keselamatan kita (Yoh 3:16).
Allah tidak pernah
dapat dikalahkan dalam soal kemurahan-hati terhadap anak-anak-Nya. Dia telah
mengklaim kita masing sebagai anak-anak-Nya sendiri dan ingin mencurahkan
kepada kita segala kekayaan yang melimpah. Akan tetapi, dalam menerima
kemurahan hati Allah, kadang-kadang kita harus sabar dan mempunyai pikiran yang
terbuka. Allah mengetahui kebutuhan-kebutuhan kita – bahkan lebih tahu dari
kita sendiri – dan dengan kemurahan hati Dia akan memberikan kepada kita
segalanya yang kita butuhkan. Akan tetapi pemberian-Nya tidak selalu akan
seperti yang kita harapkan. Seperti sang sahabat dalam bacaan Injil hari ini,
kita perlu siap-siaga dalam menantikan tanggapan Allah, terbuka bagi
kemungkinan bahwa Dia dapat datang dengan suatu kejutan yang tidak pernah kita
harap-harapkan. Bahkan apabila Dia menunda dalam memberikan tanggapan-Nya, kita
harus tetap menaruh kepercayaan kepada-Nya, sambil terus menolak godaan untuk
berpaling kepada seseorang atau sesuatu yang lain guna memenuhi kebutuhan kita.
Apakah kita sedang
merasa lapar akan makanan atau pengampunan, atau iman, Allah menanggapi
permintaan kita dengan serius. Ia mempunyai karunia-karunia (anugerah-anugerah)
yang tersedia setiap saat bagi semua anak-anak-Nya. Oleh karena itu kita tidak
perlu takut memohon kepada-Nya untuk mencurahkan berbagai karunia/anugerah
tersebut ke atas diri kita. Allah mempunyai kerinduan untuk mencurahkan
berkat-berkat-Nya atas diri siapa saja yang datang menghadap hadirat-Nya. Dia
bahkan akan memberikan Roh Kudus-Nya sendiri!
DOA: Allah segala
kebaikan, aku memuliakan Engkau sebagai Bapa yang Mahamurah dan Mahapengasih!
Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk anugerah-Mu yang begitu
menakjubkan, yaitu Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang menopang dan menjiwai
hidupku. Bermurah-hatilah, ya Bapa, kepadaku dan semua orang yang datang
menghadap hadirat-Mu untuk mohon anugerah-Mu yang agung dan menakjubkan ini.
Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan