Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Isnin, Oktober 15, 2012

LAIN DI LUAR, LAIN DI DALAM


( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXVIII – Selasa, 16 Oktober 2012 )
[ Peringatan: S. Hedwig, Biarawati dan S. Margarita Maria Alocoque, Perawan ]

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Ia masuk ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu heran melihat bahwa Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.” (Luk 11:37-41)

Bacaan Pertama: Gal 4:31b-5:6; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:41-45,47-48

Orang-orang Farisi sungguh kaget menyaksikan Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan (Luk 11:38). Mencuci tangan kiranya merupakan suatu adat-kebiasaan di antara orang-orang Farisi, walaupun hal itu bukan merupakan dari hukum Perjanjian Lama. Barangkali, keluar dari sebuah hasrat untuk mencapai kekudusan pribadi yang lebih mendalam, sejumlah orang Farisi telah memperluas kepada umat awam satu peraturan yang aslinya hanya diperuntukkan bagi para imam. Lebaiiiii !!!

Yesus sendiri tentu sangat pro kehidupan yang saleh, namun Ia tidak setuju dengan pendekatan gaya Farisi ini. Keterkejutan tuan rumah itu digunakan oleh Yesus sebagai suatu kesempatan untuk mengatakan bahwa fokus orang-orang Farisi pada hal-hal yang bersifat eksternal adalah salah. Apa artinya pembersihan/pemurnian secara eksternal/lahiriah jikalau pikiran dan hati seseorang tetap saja digelapkan oleh dosa?

Tanggapan Yesus yang menggunakan kata-kata keras ini menekankan satu bagian sentral dari ajaran-ajaran-Nya. Ketidakbersihan/ketidakmurnian yang sungguh perlu kita risaukan atau menjadi keprihatinan kita bukanlah yang bersifat seremonial, melainkan ketidakbersihan/ketidakmurnian berupa sikap-sikap kedosaan. Penolakan, keculasan, keangkuhan, hawa nafsu, keserakahan dan sikap-sikap serupa – semua inilah yang membuat diri kita tidak bersih.

Kita semua tentunya setuju bahwa kata-kata dan tindakan-tindakan kita berakar pada sikap-sikap hati kita. Kalau kita membuang bagian dalam kita yang bertentangan dengan kehendak Allah, maka kata-kata dan tindakan-tindakan kita juga akan menjadi bersih (Luk 11:41). Tantangannya adalah bagaimana kita memperkenankan api-yang-memurnikan dari Roh Kudus membersihkan kita sehingga kita dapat mengenal dan mengalami kebebasan baru dan kuasa baru dalam upaya-upaya kita mentaati perintah-perintah Allah. Akan tetapi, apabila kita hanya memperhatikan tindakan-tindakan kita, maka kita tidak akan pernah sampai kepada jantung atau hakikat hidup baru yang Yesus sangat rindukan untuk dicurahkan kepada kiTa.

Dalam doa kita hari ini, marilah kita memohon kepada Roh Kudus untuk menunjukkan kepada kita di mana saja dalam diri kita yang perlu dibuat bersih. Roh Kudus-Nya dengan lemah lembut akan menunjukkan di mana saja kita merasa iri hati ketika rekan-kerja kita dipuji oleh pejabat atasan kita, ketika kita menjadi marah karena ada kata-kata tajam yang keluar dari mulut orang yang kita kasihi, atau ketika kita menikmati pikiran-pikiran penuh nafsu dalam otak kita. Solusi dari segala bentuk ketidakbersihan batiniah adalah cepat-cepat mengakukan dosa kita dan mohon pembersihan menyeluruh melalui kuasa darah Yesus.

DOA: Roh Kudus Allah, lihatlah ke dalam hatiku pada hari ini dan tunjukkanlah kepadaku di mana aku membiarkan dosa berakar dalam diriku. Buatlah aku agar lebih penuh perhatian terhadap suara-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat datang dengan cepat kepada Yesus untuk dibersihkan. Basuhlah aku dalam darah Kristus, agar supaya segalanya yang kulakukan bersumber dari sebuah hati yang murni. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan