( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXIX – Selasa, 23 Oktober 2012 )
“Hendaklah
pinggangmu tetap terikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu sama
seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan,
supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Apabila
ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berbuat
demikian, maka berbahagialah mereka.” (Luk 12:35-38)
Bacaan Pertama: Ef
2:12-22; Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14
Apakah anda siap?
Apakah anda mempunyai cukup banyak minyak agar pelitamu tetap dapat bernyala?
Orang-orang pada zaman Yesus mengetahui, barangkali jauh lebih tahu dari kita
semua, akan kebutuhan untuk senantiasa bersikap waspada. Pada zaman itu banyak
perampok atau penyamun beroperasi di malam hari. Oleh karena itu para penjaga
rumah dan/atau penjaga malam harus sungguh waspada setiap saat, siap untuk
menghadapi bahaya apa pun yang mungkin mengancam.
Memang kebanyakan
kita – teristimewa orang kota besar – tidak merasa adanya keperluan untuk
menghadapi ancaman para pencuri di malam hari, namun kita dipanggil untuk
menjaga harta warisan kita dalam Kristus. Musuh-musuh kita – Iblis, hal-ikhwal
duniawi, kodrat kita sendiri yang cenderung berdosa – terus saja mengancam kita
semua. Kalau tidak waspada, maka kita pun dapat hancur berkeping-keping! Iblis
dan hal-hal yang disebutkan tadi senantiasa mencari kesempatan untuk menggeser
posisi kita yang penuh kepercayaan pada Kristus, a.l. dengan menimbulkan
keraguan terhadap martabat kita sebagai anak-anak Allah; juga dengan
mengaburkan ingatan kita akan karya Allah dalam kehidupan kita dan yang
meyakinan kita bahwa Kristus sungguh ada dalam diri kita masing-masing, dan
bahwa Dia samasekali bukanlah harapan kemuliaan bagi kita. Setiap Selasa malam
dalam Ibadat Penutup, Santo Petrus senantiasa mengingatkan kita: “Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Ptr 5:8).
Menghadapi
ancaman-ancaman tersebut di atas, Yesus memanggil kita untuk senantiasa
waspada. Dia ingin kita untuk siap-siaga tidak hanya dalam menantikan
kedatangan-Nya untuk kedua kalinya, melainkan juga siap untuk segala waktu akan
kedatangan-Nya kepada kita dalam kehidupan kita sehari-hari untuk memberikan
rahmat dan hikmat-Nya kepada kita. Dengan tetap waspada, kita dapat menjaga
posisi istimewa yang kita miliki dalam Kristus, martabat kita sebagai “kawan
sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarta Allah” (Ef 2:19).
Kesiap-siagaan akan menjaga kita untuk terbuka menyambut Yesus kapan saja Dia
datang.
Janji Injil hari
ini adalah bahwa apabila kita tetap waspada menantikan Tuhan Yesus, maka
musuh-musuh kita akan kehilangan kontrolnya atas diri kita. Bahkan badai
kehidupan sekali pun akan menjadi kesempatan-kesempatan sangat berharga untuk
melihat bagaimana Yesus bertempur untuk kita. Tuhan Yesus ingin sekali melayani
kita dengan penuh kemurahan hati. Sayup-sayup atau jelas kita mendengar
suara-Nya: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28). Oleh karena itu, marilah kita
menyerahkan segala beban dan kesusahan kita, dan Ia pun akan menggantinya
menjadi sukacita dan tawa-ceria.
Waspadalah dan
selalu ingatlah bahwa kita (anda dan saya) mempunyai ‘seorang’ Allah yang telah
mengasihi kita sejak sediakala dan menginginkan kita mengalami kemenangan-Nya
dan mencicipi sukacita yang akan datang bersama-Nya pada saat Ia kembali kelak.
DOA: Tuhan Yesus,
Engkau adalah segalanya yang kubutuhkan. Engkau adalah mutiaraku yang sangat
berharga. Tolonglah aku agar mampu mengambil keputusan-keputusan hari ini yang
akan menjaga harta kehidupan yang telah Engkau taruh dalam hatiku. Aku akan
menjaga agar pelitaku tetap bernyala selagi Engkau mengisi diriku dengan minyak
Roh-Mu, karena bersama sang pemazmur aku percaya bahwa “Engkau, Tuhan, akan
memberikan kebaikan” (Mzm 85:12) kepadaku . Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan