Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Oktober 04, 2012

CELAKALAH ENGKAU KHORAZIM! CELAKALAH ENGKAU BETSAIDA!


( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXVI – Jumat, 5 Oktober 2012 )

“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau Kepernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!

Siapa saja yang mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan siapa saja yang menolak kamu, ia menolak Aku; dan siapa saja yang menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Luk 10:13-16)

Bacaan Pertama: Ayb 38:1,12-21;39:36-38; Mazmur Tanggapan: Mzm 139:1-3,7-10,13-14

“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!” (Luk 10:13)

Mengapa Yesus begitu kesal dan marah terhadap dua kota di Galilea ini? Pada hakekatnya, karena penduduk kota-kota ini tidak melakukan apa-apa. Banyak orang suka pada rabi pembuat mukjizat dari Nazaret ini, namun kelihatannya mereka menolak panggilan-Nya kepada pertobatan. Melalui mukjizat-mukjizat yang telah dibuat-Nya di tempat-tempat itu, Yesus menunjukkan bahwa Dia menawarkan kepada mereka kebebasan dari dosa, kesembuhan dan hidup baru. Akan tetapi, mereka membiarkan rahmat ini untuk begitu saja berlalu. Sangat disayangkan dan sungguh tragislah hal yang sedemikian itu.

Enam ratus tahun sebelum Yesus membuat seruan keras ini, seorang laki-laki yang bernama Barukh, yang merupakan sekretaris pribadi nabi Yeremia, memanjatkan doa pertobatan atas nama segenap umat Israel: “Semenjak hari Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir hingga dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya Tuhan telah kami alpakan karena tidak mendengarkan suara-Nya” (Bar 1:19). Jelas di sini, panggilan Allah kepada pertobatan mempunyai sejarah di mana panggilan itu jatuh pada telinga-telinga yang tuli!

Mendengar Kitab Suci dibacakan dalam Misa atau membacanya sehari-hari pada saat-saat doa kita adalah satu hal, namun adalah hal yang lain lagi apabila kita memperkenankan Yesus menulis sabda-Nya pada hati kita dan mentransformir pikiran kita menjadi serupa dengan pikiran-Nya. Sekadar mendengar sabda Allah adalah suatu kegiatan intelek kita saja. Namun membiarkan sabda-Nya menembus diri kita dan mengubah kita – hal ini membutuhkan suatu kemauan serius dari pihak kita untuk diubah oleh-Nya.

Saudari dan Saudaraku, Allah sungguh ingin membuat diri kita semakin menyerupai Yesus. Ini adalah alasan Allah satu-satunya mengapa Dia memanggil kita kepada pertobatan, alasan satu-satunya mengapa Dia mengundang kita untuk bergabung dengan diri-Nya dalam sebuah perjalanan pertobatan, perubahan, dan transformasi yang berkesinambungan.

Dari hari ke hari, Allah menawarkan kepada kita rahmat pertobatan: jaminan bahwa dosa-dosa kita diampuni dan rahmat untuk ditransformasikan ke dalam Kristus. Dalam Sakramen Rekonsiliasi, Yesus datang kepada kita sebagai Dokter bagi jiwa kita. Seperti ketika Dia mengampuni dosa-dosa orang lumpuh dan menyembuhkannya (Mrk 2:1-12; bdk. Mat 9:1-8; Luk 5:17-26), pada hari ini pun Yesus masih melanjutkan karya penyembuhan dan keselamatan-Nya melalui sakramen rekonsiliasi/tobat ini. Ia mengundang kita untuk menyelidiki hati kita masing-masing dan memeriksa nurani kita agar kita dapat mengalami kasih-Nya dan rahmat-Nya yang menyembuhkan dengan semakin mendalam. Oleh karena itu janganlah sampai kita menjadi seperti kota-kota Khorazim dan Betsaida. Sebaliknya, marilah kita bergembira dalam belas kasih Allah dan membuka diri kita bagi kuasa-Nya yang mentransformasikan.

DOA: Tuhan Yesus, belas kasih-Mu senantiasa baru setiap hari. Tariklah diriku agar semakin dekat dengan takhta rahmat-Mu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan