( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXVII – Jumat, 12 Oktober 2012 )
Kel. Fransiskan
Kapusin: Peringatan S. Serafinus dari Montegranaro, Biarawan
Tetapi ada di
antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, pemimpin
setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai
Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang
terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti
runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri,
bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata bahwa Aku mengusir
setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika aku mengusir setan dengan kuasa
Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu,
merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika aku mengusir setan dengan
kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila
seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah
segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan
mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya,
dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan
aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.”
Apabila roh jahat keluar dari seseorang, ia mengembara ke tempat-tempat yang
tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku
akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Ia pun pergi dan mendapati
rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh
roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ.
Akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.” (Luk
11:15-26)
Bacaan Pertama: Gal
3:7-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 111:1-6
Yesus bersabda,
“Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan
bersama Aku, ia menceraiberaikan” (Luk 11:23). Mungkin saja Yesus menambahkan
sedikit penjelasan atas pernyataannya tadi, misalnya: “Dia yang tidak menolong
aku memanggul salib sebenarnya membuat salib itu lebih berat: dia yang tidak
berjalan dengan Aku dan berbicara dengan-Ku dan hidup dengan-Ku, tentunya dia
mengikuti seseorang lain di samping diri-Ku.”
Apabila kita merasa
ragu-ragu apakah kita adalah pengikut/murid Kristus yang sejati atau tidak,
apakah kita hidup bagi Kristus atau melawan Kristus, kita dengan mudah dapat
memperoleh jawabannya dengan bertanya kepada diri sendiri – dan satu hari Jumat
tentunya adalah sebuah hari yang baik untuk melakukan hal ini – apakah aku
menolong Kristus memanggul salib-Nya? Apakah aku menyangkal diriku sendiri agar
dapat menolong orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan? Kristus
memberikan hidup-Nya sendiri bagi kita semua. Apakah aku memiliki kemauan untuk
memikul salib demi cintakasihku kepada orang-orang miskin, mereka yang
membutuhkan pertolongan, mereka yang kesepian karena hidup sendiri dan
diasingkan? Dapatkah aku mengorbankan waktuku, energiku, uangku agar
orang-orang lain dapat hidup lebih pantas serta layak … dan lebih bahagia?
Apakah kita bersama
Kristus dalam pemikiran-pemikiran dan kata-kata? Apakah hidup doa kita
sedemikian rupa sehingga Kristus seringkali berada bersama kita dan kita dengan
diri-Nya? Para sahabat cenderung untuk seringkali berkumpul bersama. Apabila
hidup kita bagi Kristus, jika kita memandang Dia sebagai seorang sahabat yang
kita kasihi, maka kita akan bersama dengan-Nya secara teratur dalam doa.
Kristus berada
bersama dengan kita dalam Gereja-Nya. Dia membuat kehendak-Nya diketahui dan
dikenal oleh kita melalui Gereja-Nya. Apakah kita bersama dengan Gereja yang
adalah Tubuh Kristus sendiri? Atau, barangkali kita suka kritik sini kritik
sana terhadap Gereja, sehingga dengan demikian mengkritisi Yesus Kristus,
kepala dari Tubuh itu, …… menunjukkan bahwa kita melawan diri-Nya?
Sekali lagi,
ingatlah akan sabda-Nya, “Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan
siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.”
DOA: Tuhan Yesus,
engkaulah Jalan, jalan satu-satunya bagi kami. Hanya apabila kami mati
bersama-Mu, maka kami dapat sungguh bersama-Mu sampai kehidupan kekal.
Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan