( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa II, Rabu 18-1-12 )
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
Pula kata Daud: “TUHAN (YHWH) yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! YHWH menyertai engkau.”Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.”
Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya. Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama YHWH semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga YHWH akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa YHWH menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan YHWH lah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”Daud. Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”
Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnya sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka. (1Sam 17:32-33,37,40-51)
Mazmur Tanggapan: Mzm 144:1-2,9-10; Bacaan Injil: Mrk 3:1-6
Berabad-abad lamanya para kudus, mistikus dan komentator melihat cerita “Daud vs Goliat” ini sebagai pertanda awal dari kemenangan Yesus atas Iblis. Daud mengalahkan orang Filistin melalui iman dan kepercayaannya yang diungkapkan-Nya dengan rendah hati kepada Allah. Demikian pula, Yesus mengalahkan Iblis oleh ketaatan-Nya dan kepercayaan-Nya yang rendah hati bahwa Allah tidak akan meninggalkan diri-Nya. Kemenangan Daud membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman orang Filistin, demikian pula kemenangan Yesus atas Iblis membebaskan kita dan cengkeraman dosa dan maut.
Memang mudah bagi kita untuk merasa begitu familiar dengan cerita “Daud vs Goliat” ini, sehingga kita luput menyimak apa yang ingin diajarkan Allah kepada kita lewat cerita ini. Plotnya sendiri memang cukup sederhana: Seorang gembala muda usia mengalahkan seorang musuh yang kelihatan jauh lebih kuat, membebaskan Israel dari dominasi bangsa asing, kemudian menjadi raja. Sebagaimana halnya dengan cerita “Daud vs Goliat” yang dapat menjadi terlalu familiar bagi kita, kita pun dapat berhenti pada suatu pemahaman yang belum terang benar mengenai kebebasan kita dalam Kristus. Sebagai akibatnya, ekspektasi-ekspektasi kita akan karya Allah dapat direduksi, dan pengorbanan Yesus pun dapat mulai terlihat sebagai suatu tindakan yang hampa dan sia-sia belaka.
Pada hari ini, marilah kita mencoba untuk mendalami bacaan di atas. Biarlah cerita “Daud vs Goliat” ini menggerakkan kita untuk menguji iman kita akan kemenangan Yesus di atas kayu salib. Marilah kita mengingat apa saja yang telah kita pelajari dan juga pengalaman kita akan Allah selama beberapa tahun belakangan ini. Apakah yang sesungguhnya terjadi ketika Yesus wafat di atas kayu salib? Kemenangan macam apa yang diperoleh Allah bagi umat-Nya pada hari itu? Kita dapat mencatat hasil “ingat-ingat” kita itu dan/atau mensyeringkannya dengan seorang sahabat. Selagi kita melakukannya, perhatikanlah bahwa pemahaman kita tentang Injil menjadi lebih tajam dan rasa percaya kita pada Allah pun bertumbuh. Roh Kudus senang untuk mengambil upaya kecil kita itu dan mentranformasikannya ke dalam suatu wawasan spiritual dan rahmat yang mempunyai kuat kuasa untuk mengubah hati kita.
Apabila pada hari ini kita diintimidasi oleh situasi tertentu atau suatu pola dosa yang lama muncul – misalnya memori yang menyakitkan, maka sepantasnyalah kita meniru Daud. Ketika Saul meragukan kemampuannya, Daud berkata dengan penuh keyakinan: “TUHAN (YHWH) yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu”(1Sam 17:37). Kita harus percaya pada pembebasan Allah yang memberikan kemenangan kepada kita. Apabila kita berdiri tegak dalam melawan Iblis, teguh dalam iman kepada Allah, maka kita pun akan melihat kejatuhannya. Tidak ada kuasa mana pun yang dapat melawan mereka yang ditanam secara kokoh dalam kasih dan kerahiman Allah.
DOA: Tuhan Yesus, Engkau telah membebaskanku dari kuasa dosa dan maut. Dalam Engkau aku akan berkemenangan atas setiap musuhku. Terpujilah nama-Mu, sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan