( Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Antonius, Abas, Selasa 17-1-12 )
Berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Samuel: “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Tetapi Samuel berkata: “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Firman YHWH; “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada YHWH. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang difirmankan YHWH dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?” Jawabnya: “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada YHWH. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini.” Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan YHWH sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah YHWH kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi YHWH melihat hati.”
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: “Orang inipun tidak dipilih YHWH.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: “Semuanya ini tidak dipilih YHWH.”
Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu YHWH berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh YHWH atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menunju Rama. (1Sam 16:1-13)
Mazmur Tanggapan: Mzm 89:20-22,27-28; Bacaan Injil: Mrk 2:23-28
“Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi …… Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi YHWH melihat hati” (1Sam 16:7).
Memang, seperti yang kita pelajari dari kelas “management” atau mata-mata kuliah lainnya yang menyangkut perilaku manusia, dan juga dari pengalaman hidup kita sendiri, APPEARANCE CAN BE DECEIVING, … PENAMPILAN DAPAT MENIPU. Kelihatan sekilas seperti seekor beruang grizzly, ternyata hanyalah seekor beruang panda! Bukankah cukup sering kita membuat penilaian secepat kilat, kemudian menyadari bahwa kita telah membuat kesalahan besar? Bukankah tidak jarang kita membuat penilaian salah atas diri seseorang karena kita percaya pada pepatah Belanda yang mengatakan“Kleeren maken de man” (Pakaian yang dipakai seseorang membuat diri orang tersebut)? Pernahkah anda serta-merta mengatakan tentang keluarga tetangga yang baru, “Mereka bukanlah orang-orang yang pantas bagi kita … They are just not my kind of people”? Barangkali anda pun pernah gagal mengenali Roh Allah yang bekerja dalam diri seseorang, “Bagaimana Roh Kudus dapat menggunakan orang semacam itu, padahal ada banyak orang yang lebih baik?”
Dalil bahwa appearance can be deceiving menjadi nyata-benar ketika sang nabi mengunjungi Isai dan anak-anaknya yang laki-laki. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi YHWH melihat hati” (1Sam 16:7). Allah menjungkir-balikkan ide yang ada dalam benak Samuel tentang kriteria kepemimpinan. Ia memilih putera bungsu Isai yang bernama Daud, yang bahkan oleh ayahnya sendiri pun tidak diikutsertakan … dibiarkan tetap menggembalakan kawanan kambing dombanya. Daud dinilai tidak signifikan untuk ikut-serta dalam “kontes calon raja Israel”, namun justru dialah yang dipilih menjadi raja Israel yang baru. Sejarah menunjukkan bahwa Daud adalah raja Israel yang terbesar, dan sang Mesias adalah keturunannya. Sedikit catatan penghiburan bagi kita semua: Samuel (seorang nabi) saja dapat terkecoh ketika melihat Eliab yang kelihatan gagah-perkasa, apalagi rakyat kebanyakan di sebuah republik ketika mereka memilih calon presiden mereka.
Nah, Kitab Suci dipenuhi dengan pilihan-pilihan Allah yang sungguh tidak diharap-harapkan oleh “orang-orang normal” … unexpected choices! Ia memberi Rut – seorang Moab – sebuah tempat istimewa dalam daftar nenek moyang Yesus. Belum lagi nama-nama “buruk” lainnya! Allah memilih para nelayan tak berpendidikan menjadi para murid-Nya yang pertama. Ia juga memilih Saulus – seorang Farisi ekstrim yang mengejar para pengikut Kristus perdana – untuk menjadi seorang rasul agung: Paulus. “Janganlah menghakimi menurut apa yang tampak, tetapi hakimilah dengan adil” (Yoh 7:24). Yesus juga pernah menegur orang-orang Farisi yang tidak mengenali siapa Dia sebenarnya:“Kamu menghakimi menurut ukuran manusia” (Yoh 8:15). Jadi, Allah sungguh mempunyai cara-Nya sendiri untuk menjungkir-balikkan pandangan-pandangan dan asumsi-asumsi manusiawi kita.
Belajar memahami cara-cara atau jalan-jalan Allah – memandang dengan mata dan menilai dengan kriteria-Nya – adalah sebuah proses sepanjang hidup kita. Walaupun demikian, Ia memberi banyak kesempatan kepada kita untuk mempraktekkannya. Lain kali, kalau anda tergoda untuk membuat penilaian secepat kilat, ingatlah sabda Allah: “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, …… Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes 55:8-9).
Oleh karena itu, marilah kita memandang segala sesuatu di sekeliling kita melampaui penampilan yang kelihatan di permukaan sambil membuang segala prasangka serta praduga yang ada dalam diri kita. Lewat proses discernment yang benar, marilah kita menemukan rencana Allah!
DOA: Tuhan Yesus, oleh Roh Kudus-Mu tiliklah hatiku dan ajarlah aku jalan-jalan-Mu. Hancurkanlah segala pra-konsepsi yang ada pada diriku tentang Engkau, sehingga dengan demikian aku sungguh dapat mengenal Engkau. Tolonglah aku menyingkirkan segala penilaian salah tentang orang-orang lain agar aku dapat memandang mereka dengan mata-Mu dan mengasihi mereka dengan kasih-Mu. Amin.
dr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan