Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Januari 19, 2012

TETAP MENGHORMATI DAN MENDOAKAN MEREKA YANG MEMEGANG OTORITAS

( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa II, Jumat 20-1-12 )

Hari Ketiga Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani

Keluarga Fransiskan Konventual: Peringatan S. Yohanes Pembaptis dari Triquerie, Imam & Martir

Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: “Tuanku raja!” Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah Daud kepada Saul: “Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa YHWH sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi YHWH. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. (1Sam 24:3-12)Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN (YHWH) kepadamu:

Sesungguhnya, aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan YHWH lah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku; kepada orang yang diurapi YHWH, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi YHWH.” Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.

Mazmur Tanggapan: Mzm 57:2-4,6,11; Bacaan Injil: Mrk 3:13-19

Pembenaran apa lagi yang dibutuhkan Daud untuk menyerang Saul? Bagaimana pun juga, apabila Saul berhasil menangkapnya maka dia pasti dibunuh oleh sang raja. Kehidupannya telah dirusak oleh kecemburuan membabi-buta dari raja ini. Bahkan para pengikut Daud pun yakin, bahwa Allah telah memberikan kepada Daud kesempatan sempurna untuk membalas kejahatan Saul atas dirinya selama ini. Alasan mengapa Daud tidak “menghabiskan” raja Saul dalam “kesempatan emas” itu adalah karena Saul merupakan orang yang telah diurapi oleh YHWH-Allah, dengan demikian dirinya tidak mempunyai hak untuk membunuhnya.

Sekarang marilah kita mengacu kepada bacaan Injil hari ini. Baik dalam bacaan ini dan dalam bacaan Injil kita melihat bahwa orang-orang yang dipilih Allah bukanlah orang-orang dengan CV paling hebat. Seorang raja yang pencemburu serta merasa tidak aman dan sejumlah nelayan sederhana yang tidak memiliki latar-belakang pendidikan – mereka dipilih Allah untuk memimpin umat dan memajukan Kerajaan-Nya. Memang sulit untuk dipahami hal seperti ini, namun memang beginilah cara bagaimana Allah bekerja. Ia mengharapkan kita untuk menghormati orang-orang yang telah diberikan otoritas oleh-Nya, apakah menurut pandangan kita pantas atau tidak. Santo Paulus menulis, “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah” (Rm 13:1).

Ada dua alasan mengapa Allah memanggil kita untuk tunduk kepada otoritas. Pertama, hal ini mematikan dalam diri kita segala cinta-diri atau independensi tak beraturan, yang dapat memisahkan kita dari kehendak Allah bagi kehidupan kita. Kedua, dengan menundukkan kehidupan kita pada Allah dan percaya kepada rencana-Nya – betapa pun sulitnya – kita dapat memperoleh otoritas yang lebih besar atas nafsu-nafsu dan dorongan-dorongan dalam hati kita. Pada akhirnya Daud terbebaskan dari pengejaran Saul, dan di bawah pemerintahannya kesejahteraan umat Allah meningkat, …… mereka bertambah makmur. Perjumpaan Daud dengan Saul dalam gua-gua yang ada di En-Gedi banyak memberi pelajaran kepadanya.

Apakah ada orang-orang yang memiliki otoritas atas kehidupan kita yang anda tidak hormati? Misalnya Kepala Keluarga, Ketua Lingkungan, anggota Dewan Paroki? Pastor Paroki kita sendiri? Bahkan pemimpin pemerintahan negara kita? Kalau begitu, kita harus berhati-hati! Berbicara jelek tentang mereka dapat mendatangkan penghakiman atas diri kita dan menghalangi pertumbuhan kita dalam Kristus. Baiklah kita berdoa bagi mereka, sambil tetap menghormati mereka. Berkatilah mereka demi anda dan mereka. Dengan memberkati orang-orang yang mempunyai otoritas, anda dapat mengubah atmosfir di sekeliling mereka demi kebaikan, dan anda pun akan memperoleh otoritas yang lebih besar atas kehidupan anda sendiri selagi proses berjalan.

DOA: Bapa surgawi, berkatilah semua orang yang memegang otoritas pada hari ini, agar mereka menerima hikmat-kebijaksanaan dan pengetahuan. Oleh Roh Kudus-Mu jamahlah mereka dan bimbinglah mereka dalam segala keputusan-keputusan yang harus mereka ambil pada hari ini. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan