( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Masa Natal, Kamis 5-1-12 )
Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Filipus berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus menemui Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya,
Natanael hanya disebut dalam Injil Yohanes, tetapi banyak ahli percaya bahwa dia adalah Santo Bartolomeus yang disebut dalam Injil-injil sinoptik, salah seorang dari 12 rasul. Sebagai salah satu pilar Gereja, pengalaman Natanael akan Yesus merupakan suatu kesaksian penting mengenai apa artinya perjumpaan dengan Tuhan itu. Kesaksian Natanael menceritakan banyak mengenai bagaimana seharusnya relasi kita dengan Yesus itu.
Yohanes Penginjil menunjukkan kepada kita bagaimana teman Natanael yang bernama Filipus memperkenalkan Yesus kepadanya. Pada waktu Natanael mendengar bahwa Yesus berasal dari Nazaret, dia samasekali tidak terkesan. Bagaimana mungkin Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu kedatangan-Nya justru berasal dari kota kecil tak terkenal di Galilea? Namun untuk menghormati Filipus, Natanael memutuskan untuk melihat sendiri siapa Yesus itu.
Kita lihat dari bacaan di atas, bahwa sikap skeptis Natanael membuka jalan kepada iman dan rasa takjub ketika dirinya bertemu dengan Yesus secara face-to-face. Sang Rabi dari Nazaret ternyata mampu membaca isi hatinya seperti sebuah buku yang terbuka! Yesus melihat bahwa Natanael adalah seorang “Israel sejati” yang tidak mengenal kepalsuan. Yesus juga mengatakan bahwa dia telah melihat Natanael “di bawah pohon ara.” Ini adalah suatu gambaran populer di kalangan para rabi di abad pertama tentang seorang yang dalam suasana doa merenungkan hukum TUHAN (YHWH).
“Di bawah pohon ara” adalah sebuah ungkapan Yahudi untuk menggambarkan seseorang yang mempelajari sabda Allah di Kitab Suci dalam suasana dan semangat doa. Pohon ara adalah lambang berkat Allah dan damai-sejahtera dari-Nya. Pohon ara ini memberikan naungan dari terik sinar matahari di siang hari dan tempat yang sejuk bagi seseorang untuk melakukan ‘rekoleksi’, ‘retret’ dan berdoa secara pribadi. Yesus melihat ke dalam hati Natanael dan melihat bahwa dia adalah seorang pendoa. Sebagai konsekuensi, Yesus menjanjikan kepadanya ganjaran bagi seorang pendoa: Natanael akan menerima wahyu tentang surga yang terbuka: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia” (Yoh 1:51). Sesuai dengan sabda Yesus itu, Natanael memang juga kemudian diperkenankan melihat hal-hal yang lebih besar. Ia adalah salah seorang murid yang bertemu dengan Yesus yang telah bangkit di pantai Danau Tiberias (lihat Yoh 21:1-14).
Juga hari ini Yesus melihat ke dalam hati kita masing-masing dan memberikan ganjaran yang sama. Dia akan membuka pintu gerbang surga bagi semua orang yang berdoa dengan rendah hati dan memproklamasikan diri-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia akan mewahyukan/menyatakan misteri-misteri Kerajaan Surga kepada siapa saja yang mencari hadirat-Nya dalam doa. Apabila kita menyediakan waktu untuk berdoa dan melakukan studi atas sabda Allah yang terdapat dalam Kitab Suci, maka kita pun akan diberkati, seperti juga Natanael diberkati. Allah akan mewahyukan/menyatakan kepada kita kebenaran-kebenaran kerajaan-Nya. Dia akan menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Putera Allah, “Raja segala bangsa” (Why 15:3), “Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja” (Why 17:14; bdk. 19:16). Kita tidak akan sekadar melihat hal-hal ini secara intelektual. Kita akan sampai pada titik di mana kita dapat melihat hal-hal itu di kedalaman hati kita, dan perwahyuan/pernyataan ilahi itu pun akan mentransformasikan kita.
Marilah kita membuka hati kita terhadap perwahyuan Yesus, seperti yang dilakukan oleh Natanael. Selagi kita melakukannya, kobaran api Roh Kudus akan mulai membakar hati kita bagi Juruselamat kita. Hasrat kita untuk mengenal Tuhan akan lebih berkobar-kobar lagi, akhirnya menyerap ke dalam seluruh kehidupan kita. Kalau kita mencari Allah dengan rendah hati, kita dapat yakin bahwa Dia akan mentransformasikan hati kita, membuat hati itu menjadi lebih murni lagi. Marilah kita menyediakan waktu untuk mempertimbangkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan mendoakannya. Selagi kita semakin dekat dengan Yesus, kita pun akan ditransformasikan, dan surga pun akan dibukakan bagi kita.
DOA: Bapa surgawi, tolonglah aku agar senantiasa berdoa dan mempelajari sabda Allah. Siapkanlah hatiku untuk memahami kehendak-Mu. Murnikanlah hatiku selagi aku mencari jalan-jalan-Mu. Tunjukkanlah kepadaku Yesus. Bukalah surga bagi mata hatiku agar aku dapat melihat-Mu dalam segala kemuliaan-Mu. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan