( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa I, Jumat 13-1-12 )
Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN (YHWH). YHWH berfirman kepada Samuel; “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Dan Samuel menyampaikan segala firman YHWH kepada bangs itu, yang meminta seorang raja kepadanya, katanya: “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya: pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya; ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh, mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawi istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnhya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi YHWH tidak akan menjawab kamu pada waktu itu.”
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.” Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada YHWH. YHWH berfirman kepada Samuel: “Dengarlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” (1Sam 8:4-7,10-22a)
Mazmur Tanggapan: Mzm 89:16-19; Bacaan Injil: Mrk 2:1-12
Keluhan-keluhan orang-orang Israel tentang korupsi para pemimpin mereka dapat dinilai cukup legitim (Inggris: legitimate). Kedua anak Samuel – Yoel dan Abia – yang menjadi hakim di Bersyeba memang sangat korup, tidak seperti ayah mereka yang pada waktu itu sudah tua (lihat 1Sam 8:1-4). Kesalahan orang-orang Israel itu terletak pada anggapan mereka, bahwa solusi atas masalah mereka adalah seorang raja dunia. Mereka menderita di bawah pemerintahan hakim-hakim yang tidak adil dan korup dan mereka berpikir situasinya akan lebih baik apabila ada seorang raja yang memerintah seperti bangsa-bangsa lain. Samuel mengingatkan mereka bahwa situasinya akan menjadi lebih buruk apabila bangsa Israel bergerak ke depan tanpa YHWH, Allah. Ternyata orang-orang Israel “ngotot” untuk mempunyai seorang raja, dan mereka menolak uraian penjelasan yang diberikan oleh Samuel.
Sampai seberapa sering kita “ngotot” atau bersikukuh dengan ide-ide kita sendiri tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang kita hadapi? Kita beranggapan bahwa kita tidak akan membuat kesalahan-kesalahan sama yang telah diperbuat oleh orang-orang lain. Kita memprediksi suatu hasil yang lebih indah, karena kita pikir kita tahu bagaimana menghadapi tekanan-tekanan yang telah menyebabkan banyak orang lain menjadi jatuh-gagal. Inilah kiranya sikap yang diperagakan oleh orang-orang Israel. Dengan demikian, pandangan pribadi mereka menggantikan rencana Allah bagi mereka. Ide mereka adalah, bahwa seorang raja akan memimpin mereka dalam berperang melawan bangsa lain, memerintah dengan adil dan mengelola segalanya yang begitu carut-marut dalam masyarakat. Seorang raja juga diharapkan akan memberikan alasan bagi mereka untuk berbangga. Akan tetapi, seperti diingatkan oleh Samuel, rumput di seberang pagar itu jarang lebih hijau sebagaimana dibayangkan. Dengan tegas-gamblang Samuel mengingatkan mereka, bahwa raja akan memanfaatkan rakyatnya dan mengambil dari mereka, semuanya demi kepentingan dirinya sendiri. Namun karena mereka memang kepala batu, maka peringatan Samuel itu tidak digubris. Mereka tetap menginginkan seorang raja.
Pekan depan (Rabu, 18 Januari 2012), kita akan bergabung dengan saudari-saudara Kristiani lainnya dalam pembukaan “PEKAN DOA SEDUNIA UNTUK PERSATUAN UMAT KRISTIANI”. Dalam kesempatan ini kita dapat melihat dalam diri kita sesuatu sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh bangsa Israel seperti dikisahkan dalam bacaan hari ini. Banyak umat Kristiani dari banyak denominasi yang berbeda-beda selama satu pekan lamanya akan berdoa untik persatuan umat Kristiani, dan kenyataannya adalah setiap komunitas gerejawi mempunyai pandangan masing-masing tentang bagaimana seharusnya persatuan itu dicapai. Argumentasi dari berbagai cabang ilmu Teologi (Eklesiologi, Kristologi dlsb.), sejarah Gereja dlsb. digunakan oleh para pakar gereja-gereja. Dengan demikian, mudahlah bagi kita untuk melupakan bahwa sesungguhnya kita harus mempercayakan situasi ini kepada Raja surgawi, Tuhan Yesus. Kita semua tentunya ingin melihat segala perpecahan yang ada dalam Tubuh Kristus itu disembuhkan, namun apabila kita hanya berpegang pada ide manusiawi kita sendiri tentang “persatuan dan kesatuan Kristiani”, maka dengan mudah kita membuat masalahnya menjadi semakin rumit dan lebih susah lagi. Kita tidak menjadi part of the solution, melainkan menjadipart of the problem. Semua ide dan gambaran harus disampaikan kepada Roh Kudus, yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membangun TUBUH KRISTUS!!!
Oleh karena itu, baiklah kita menyingkirkan bias-bias pribadi kita dan berdoa untuk persatuan umat Kristiani seturut kehendak Allah. Menyerahkan ide-ide kita sendiri dapat menjadi katalis bagi rencana-rencana Allah yang indah untuk bergerak maju. Ingatlah firman YHWH berikut ini: “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku” (Yes 55:8). Selalu mungkin bagi Roh Allah untuk membuat mukjizat-mukjizat guna mempersatukan Gereja Kristus, hanya apabila kita memperkenankan-Nya bertindak seturut kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Ingatlah, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37).
DOA: Tuhan Yesus, Engkau berdoa agar kami semua dapat menjadi satu seperti Engkau dan Bapa adalah satu. Oleh kehadiran-Mu dalam semua umat-Mu, bimbinglah dan giringlah kami kepada persatuan yang Kauinginkan bagi kami semua. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan