Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Ogos 29, 2012

AWAL DARI SEPUCUK SURAT SEORANG GEMBALA UMAT YANG SEJATI

( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXI-Kamis, 30 Agustus 2012 )

Dari Paulus, yang atas kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara seiman kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas anugerah Allah yang diberikan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: Dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam karunia apa pun sementara kamu menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. (1Kor 1:1-9)

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:2-7; Bacaan Injil: Mat 24:42-51

Bacaan ini merupakan awal dari surat pertama yang ditulis Santo Paulus kepada jemaat di Korintus. Jemaat/gereja di Korintus adalah sebuah komunitas Kristiani yang baru bertumbuh dan sedang mengalami konflik intern … percekcokan antara mereka sendiri (1Kor 1:10-11), praktek-praktek liturgis yang buruk (1Kor 11:17-34), dan ketidaksetujuan yang bereskalasi sampai menjadi urusan hukum (1Kor 6:1-8). Jemaat di Korintus juga menunjukkan ketidakpedulian dan ketidakpekaan mereka terhadap orang-orang miskin (1Kor 11:22; 16:1-4), mengalami ketegangan-ketegangan perihal makan makanan persembahan berhala (1Kor 8:1-13), bahkan beberapa kasus imoralitas seksual (1Kor 5:1-11; 6:12-20).

Dalam situasi seperti itu, apa yang harus dilakukan oleh seorang gembala umat? Mungkin sekali Santo Paulus tergoda secara serius untuk mencuci tangan dalam menghadapi kekacauan di gereja Korintus dan terus bergerak “maju” ke gereja yang lain (mendirikan gereja lagi di tempat lain). Akan tetapi Paulus adalah gembala umat yang sejati. Dia mengingatkan umat Korintus bahwa mereka “dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus” (1Kor 1:2). Ia mengangkat pikiran mereka kepada hal-hal yang paling penting bagi setiap orang percaya – suatu relasi pribadi dengan Yesus. Bagaimana pun rumitnya masalah yang dihadapi oleh jemaat Korintus, Paulus mengingatkan gereja muda ini bahwa “Allah adalah setia” (1Kor 1:9) dan mampu meneguhkan mereka sampai kepada kesudahannya, sehingga mereka tak bercacat pada hari Tuhan Yesus (1Kor 1:8).

Barangkali banyak dari kita – dalam situasi serupa – akan melarikan diri dari umat di Korintus. Namun Paulus bertindak atas nama Yesus, dan Allah senantiasa setia kepada umat-Nya. Kesetiaan Allah dan permanensi dengan mana Dia memandang kita adalah sebuah berkat yang besar. Betapa pun jauhnya kita sudah berada dari diri-Nya, bagaimana pun sulitnya kita berjuang untuk taat kepada-Nya, Dia tetap memegang kasih-perjanjiannya bagi kita. Bahkan apabila seseorang seperti Santo Paulus harus berbicara dengan kata-kata keras untuk mengoreksi kita, kasih Allah tetap konstan.

Bagi kita yang mencoba untuk hidup sebagai orang-orang Kristiani di tengah-tengah dunia yang semakin gelap ini, tulisan Santo Paulus ini memang merupakan faktor pendorong, pembangkit semangat. Kita memang tidak pernah boleh menyerah sebelum perang. Kita juga tidak pernah boleh berpikir bahwa Allah telah meninggalkan kita. Baiklah kita memohon kepada Roh Kudus agar diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kasih Bapa surgawi bagi kita sehingga kita tidak akan pernah merasa malu untuk datang kepada-Nya guna memperoleh bimbingan. Marilah kita membuka hati kita bagi Tuhan, karena baik kegelapan dunia maupun realitas dosa tidak dapat menjauhkan kasih-Nya dari kita.

DOA: Tuhan Yesus, kami sangat berterima kasih kepada-Mu karena Engkau mengasihi kami walaupun kami adalah orang-orang berdosa. Hanya melalui rahmat-Mu saja kami Kaupandang pantas untuk kasih-Mu. Kami memuji-muji Engkau, ya Raja kami, karena perjanjian kasih-Mu berlangsung untuk selama-lamanya. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan