Dari Paulus, yang
atas kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes,
saudara seiman kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang
dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus,
dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Anugerah dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Aku senantiasa
mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas anugerah Allah yang
diberikan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah
menjadi kaya dalam segala hal: Dalam segala macam perkataan dan segala macam
pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di
antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam karunia apa pun sementara
kamu menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan
kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan
kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan
Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. (1Kor 1:1-9)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 145:2-7; Bacaan Injil: Mat 24:42-51
Bacaan ini
merupakan awal dari surat pertama yang ditulis Santo Paulus kepada jemaat di
Korintus. Jemaat/gereja di Korintus adalah sebuah komunitas Kristiani yang baru
bertumbuh dan sedang mengalami konflik intern … percekcokan antara mereka
sendiri (1Kor 1:10-11), praktek-praktek liturgis yang buruk (1Kor 11:17-34),
dan ketidaksetujuan yang bereskalasi sampai menjadi urusan hukum (1Kor 6:1-8).
Jemaat di Korintus juga menunjukkan ketidakpedulian dan ketidakpekaan mereka
terhadap orang-orang miskin (1Kor 11:22; 16:1-4), mengalami
ketegangan-ketegangan perihal makan makanan persembahan berhala (1Kor 8:1-13),
bahkan beberapa kasus imoralitas seksual (1Kor 5:1-11; 6:12-20).
Dalam situasi
seperti itu, apa yang harus dilakukan oleh seorang gembala umat? Mungkin sekali
Santo Paulus tergoda secara serius untuk mencuci tangan dalam menghadapi
kekacauan di gereja Korintus dan terus bergerak “maju” ke gereja yang lain
(mendirikan gereja lagi di tempat lain). Akan tetapi Paulus adalah gembala umat
yang sejati. Dia mengingatkan umat Korintus bahwa mereka “dikuduskan dalam
Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus” (1Kor 1:2). Ia
mengangkat pikiran mereka kepada hal-hal yang paling penting bagi setiap orang
percaya – suatu relasi pribadi dengan Yesus. Bagaimana pun rumitnya masalah
yang dihadapi oleh jemaat Korintus, Paulus mengingatkan gereja muda ini bahwa
“Allah adalah setia” (1Kor 1:9) dan mampu meneguhkan mereka sampai kepada
kesudahannya, sehingga mereka tak bercacat pada hari Tuhan Yesus (1Kor 1:8).
Barangkali banyak
dari kita – dalam situasi serupa – akan melarikan diri dari umat di Korintus.
Namun Paulus bertindak atas nama Yesus, dan Allah senantiasa setia kepada
umat-Nya. Kesetiaan Allah dan permanensi dengan mana Dia memandang kita adalah
sebuah berkat yang besar. Betapa pun jauhnya kita sudah berada dari diri-Nya,
bagaimana pun sulitnya kita berjuang untuk taat kepada-Nya, Dia tetap memegang
kasih-perjanjiannya bagi kita. Bahkan apabila seseorang seperti Santo Paulus
harus berbicara dengan kata-kata keras untuk mengoreksi kita, kasih Allah tetap
konstan.
Bagi kita yang
mencoba untuk hidup sebagai orang-orang Kristiani di tengah-tengah dunia yang
semakin gelap ini, tulisan Santo Paulus ini memang merupakan faktor pendorong,
pembangkit semangat. Kita memang tidak pernah boleh menyerah sebelum perang.
Kita juga tidak pernah boleh berpikir bahwa Allah telah meninggalkan kita.
Baiklah kita memohon kepada Roh Kudus agar diberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang kasih Bapa surgawi bagi kita sehingga kita tidak akan pernah
merasa malu untuk datang kepada-Nya guna memperoleh bimbingan. Marilah kita
membuka hati kita bagi Tuhan, karena baik kegelapan dunia maupun realitas dosa
tidak dapat menjauhkan kasih-Nya dari kita.
DOA: Tuhan Yesus,
kami sangat berterima kasih kepada-Mu karena Engkau mengasihi kami walaupun
kami adalah orang-orang berdosa. Hanya melalui rahmat-Mu saja kami Kaupandang
pantas untuk kasih-Mu. Kami memuji-muji Engkau, ya Raja kami, karena perjanjian
kasih-Mu berlangsung untuk selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan