( Bacaan Pertama
Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XX – Kamis, 23 Agustus 2012 )
Keluarga Fransiskan
Kapusin: Peringatan B. Berardus dari Offida, Biarawan
Aku akan
menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa,
dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN (YHWH), demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala
Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Aku akan
menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua
negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu
air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua
berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang
baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu
hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan
diam di dalam batinmu dan aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu
dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu. (Yeh 36:23-28)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 51:12-15,18-19; Bacaan Injil: Mat 22:1-14
Allah kita adalah
‘seorang’ Allah yang mahasetia. Walaupun nabi Yehezkiel berbicara kepada
orang-orang Israel mengenai kerahiman dan kuasa Allah pada waktu itu, sabda
kenabiannya juga tertuju kepada generasi-generasi mendatang tentang restorasi
dan kuasa yang membersihkan dari salib Kristus dan tentang karunia bebas dari
Roh Kudus.
Kita semua
mengetahui pepatah yang mengatakan bahwa orang-orang lain akan menilai kita
dari bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia ini. Inilah kasus yang
dihadapi oleh orang-orang Israel pada waktu Allah mengambil keputusan untuk
mengambil tindakan sendiri. Mereka telah menajiskan nama Allah. Mereka telah
jauh dari perintah-perintah Allah, malah mereka mengambil-oper
adat-istiadat/kebiasaan dan penyembahan berhala bangsa-bangsa kafir yang
tanahnya sekarang mereka diami. Bagaimana seseorang dapat percaya kepada YHWH,
Allah bangsa Israel, apabila umat-Nya tidak dapat dapat dibedakan dengan
penduduk di sekeliling mereka?
Bangsa Israel telah
menunjukkan ketidaksetiaan dan juga memberikan kesaksian hidup yang buruk.
Namun demikian, Allah tetap mengasihi mereka secara mendalam dan merasa sedih
untuk cara mereka menjauhkan diri daripada-Nya. Ia melihat kelemahan-kelemahan
mereka dan berjanji untuk memberikan kepada mereka Roh-Nya sendiri untuk
membimbing dan memberdayakan mereka. Seperti pada waktu penciptaan Allah
mempunyai kuat-kuasa untuk menciptakan sebuah hati bagi Adam dan menghembuskan
nafas kehidupan ke dalam dirinya, demikian pula sekarang Ia akan membuat suatu
transformasi radikal dalam hati dan pikiran umat pilihan-Nya (Yeh 36:26-27).
Kita semua yang
telah dibaptis sebenarnya telah menerima Roh Kudus. Dengan karunia ini, kita
telah menerima kuat-kuasa untuk melakukan apa yang seringkali kita pandang
sulit untuk kita kerjakan sendiri. Misalnya, ketika kita dilanda kebingungan
atau pada saat pemikiran kita sedang dipenuhi ide akal-akalan tidak sehat, maka
kita dapat mohon pertolongan Roh Kudus guna menunjukkan jalan yang benar kepada
kita. Juga manakala kita sedang menghadapi godaan-godaan kuat, kita dapat mohon
Roh Kudus untuk berdoa bersama Yesus, “Bukan kehendak-Ku Bapa, tetapi
kehendak-Mu yang terjadi.” Yesus berjanji bahwa Dia tidak akan membuang kita
atau meninggalkan kita sebagai anak yatim-piatu. Dia berjanji bahws bahwa Roh
Kudus akan senantiasa datang berdiam bersama kita. Janji-janji yang dinyatakan
lewat mulut nabi Yehezkiel berabad-abad lalu masih berlaku – dan kita adalah
para pewaris janji-janji itu. Roh Kudus – Allah sendiri – selalu siap menolong
kita, di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, janganlah kita menjadi
orang-orang yang tanpa pengharapan!
DOA: Roh Kudus
Allah, aku berdiri dengan rasa takjub akan kehadiran-Mu dalam kehidupanku.
Terima kasih untuk saat-saat di mana Engkau menyentuh hati nuraniku ketika aku
tergoda untuk mengikuti jalan yang salah. Engkau adalah sahabatku yang sejati
dan sungguh penghiburku. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan