( Bacaan Pertama
Misa Kudus, Peringatan SP Maria, Ratu – Rabu, 22 Agustus 2012 )
Lalu datanglah
firman TUHAN (YHWH) kepadaku: “Hai anak manusia, bernubuatlah melawan
gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada
gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala
Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang
seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari
bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu
sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak
kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang,
yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan
dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada,
dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku
berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di
seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak tanpa seorangpun yang memperhatikan
atau yang mencarinya.
Oleh sebab itu, hai
gembala-gembala, dengarlah firman YHWH: Demi Aku yang hidup, demikian firman
Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi
makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak
ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku,
melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku
tidak digembalakannya – oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman
YHWH: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan
gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka
dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala
itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan
domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya.
Sebab beginilah
firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan
domba-domba-Ku dan akan mencarinya. (Yeh 34:1-11)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 23:1-6; Bacaan Injil: Mat 20:1-16
Setelah deportasi sebagian besar orang dari
Yehuda ke Babel, dan kejatuhan Yerusalem sesudah itu, pentinglah bagi umat
untuk memahami bahwa tragedi-tragedi yang telah menimpa bangsa mereka bukanlah
sekadar masalah sejarah yang mengikuti jalannya sendiri. Hal ini juga bukanlah
masalah politik dan militer: sebuah bangsa yang lebih kuat menundukkan bangsa
yang lebih lemah. Ini adalah masalah pendisiplinan oleh Allah atas bangsa
Yahudi/Israel. Mereka masih merupakan umat-Nya, namun – sebagai sebuah umat dan
sebagai individu-individu anggota umat tersebut – mereka telah melanggar
perjanjian dengan Tuhan. Di tempat pembuangan Ia menempatkan umat-Nya di sebuah
tempat yang sangat kontras dengan kebiasaan hidup sehari-hari mereka yang penuh
kenyamanan. Keangkuhan mereka berangsur hilang, dan YHWH pun menarik hati dan
pikiran mereka kembali kepada diri-Nya.
Seperti dikemukakan
oleh Yehezkiel, bahkan sikap dan perilaku para pemimpin bangsa pun tidak
seperti diharap-harapkan. Mereka yang lewat tindakan dan teladan seharusnya
secara terus-menerus memanggil umat untuk kembali kepada perjanjian mereka
dengan YHWH (yang menentukan mereka sebagai sebuah bangsa), malah bertindak
seperti para penguasa kafir, yang mengejar kekayaan bagi diri sendiri dan
melindungi posisi mereka sendiri. Sebagai gembala-gembala yang tak
bertanggung-jawab, otoritas mereka harus dicabut dan mereka tak mampu menolong
bangsa mereka. Umat harus menantikan restorasi dari janji-janji Allah, saat di
mana Allah sendiri akan menjadi gembala mereka.
Banyak orang
sekarang memiliki otoritas dalam kawanan domba Tuhan. Ada yang mempunyai
posisi-posisi formal di bidang pelayanan umat di dalam Gereja atau
komunitas-komunitas religius; lebih banyak lagi yang mempunyai tugas pelayanan
yang bersifat informal di dalam keluarga atau dalam kelompok-kelompok
persekutuan. Allah sendiri sih senantiasa siap untuk mengajar kita guna menjadi
gembala-gembala yang baik melalui akses kita kepada kasih-Nya dan hikmat-Nya
dalam Yesus. Kita dapat mengajukan pertanyaan berikut ini kepada diri kita
sendiri: “Apakah otoritas yang aku jalankan menolong orang-orang untuk berdiam
dalam Kerajaan Allah, atau tidak?”
Tentu ada
orang-orang yang dapat merasa bahwa mereka tidak mempunyai otoritas formal sama
sekali atas orang-orang lain. Namun setiap orang Kristiani sesungguhnya
mempunyai kuasa untuk berbicara sabda Allah. Santo Augustinus menulis: “Allah
akan menolongku berbicara kebenaran dengan catatan aku tidak berkata-kata apa
yang datang dari pikiranku sendiri. Apabila para gembala berbicara hanya
berdasarkan apa yang diusulkan oleh pikiran mereka sendiri, maka mereka memberi
makan diri mereka sendiri, bukan kawanan domba mereka; akan tetapi apabila
mereka berbicara sabda Tuhan, maka Dia akan memberi makan kawanan-Nya, tidak
peduli siapa yang menjadi pembicara” (Sermon 46). Kita semua dapat memiliki
pengaruh semacam ini dalam dunia – untuk memberi makan umat dengan sabda Allah
dan oleh teladan kita, menarik mereka ke dalam tempat berlindung kawanan-Nya.
DOA: Tuhan Yesus,
Engkau adalah Gembala yang baik. Berikanlah kepada Gereja-Mu gembala-gembala
yang sungguh mau dan mampu melayani umat-Mu dengan penuh kasih dan bela-rasa.
Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan