Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Ogos 01, 2012

SEUMPAMA JALA YANG DITEBARKAN DI LAUT


( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVII – Kamis, 2 Agustus 2012 )
Keluarga Fransiskan: Pesta S. Maria Ratu para Malaikat, Portiunkula
“Demikianlah pula hal Kerajaan Surga itu seumpama jala yang ditebarkan di laut lalu mengumpulkan berbagai jenis ikan. Setelah penuh, jala itu diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam tempayan dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.

Mengertikan kamu semuanya itu?” Mereka menjawab, “Ya, kami mengerti.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Karena itu, setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran tentang Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”

Setelah Yesus selesai menceritakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. (Mat 13:47-53)

Bacaan Pertama:Yer 18:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 146:2-6

Apa kiranya yang akan kita rasakan pada saat ajal kita tiba? Apakah kita dibebani dengan rasa takut tak terhingga berkaitan dengan apa yang akan kita terjadi dengan diri kita? Atau akankah kita penuh dengan antisipasi pada pemikiran bahwa sebentar lagi kita bertemu dengan Tuhan secara face to face, muka ketemu muka? Nah, jawaban kita akan banyak mengungkapkan status atau kondisi iman kita. Tanpa iman yang kuat pada kasih Allah dan kerahiman-Nya, kita dapat menjadi takut. Kita dapat merasa takut tidak ada apa-apa lagi setelah kematian kita, atau lebih buruk lagi …… akan terjadi penghakiman yang keras atas kehidupan kita.

Yesus mengakhiri rangkaian pengajaran yang terdiri dari tujuh perumpamaan dengan kalimat tentang “akhir zaman” (Mat 13:49-50). Kata-kata Yesus tidak meninggalkan rasa ragu sedikit pun bahwa akan ada pengadilan terakhir kelak, ketika Dia datang kembali dalam kemuliaan. “Katekismus Gereja Katolik” mengatakan, bahwa “pengadilan terakhir akan membuka sampai ke akibat-akibat yang paling jauh, kebaikan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya di dunia ini” (KGK, 1039). Walaupun terdengar menakutkan, kita harus ingat juga bahwa “pengadilan terakhir akan membuktikan bahwa keadilan Allah akan menang atas segala ketidakadilan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya, dan bahwa cintakasih-Nya lebih besar daripada kematian” (KGK, 1040).

Kematian dan penghakiman adalah topik-topik yang biasanya dihindari oleh sebagian besar orang. Namun kita pun kiranya memahami bahwa dua hal tersebut akan terjadi atas diri kita masing-masing. Jadi, kembali di sini muncul masalah pilihan. Life is a choice, hidup adalah pilihan! Kita dapat menghayati suatu kehidupan yang mempersiapkan tujuan kekal kita, atau kita dapat memperkenankan tuntutan-tuntutan sehari-hari kehidupan kita menjadi pusat perhatian kita sehingga dengan demikian mengaburkan masa depan kita. Pengadilan/penghakiman terakhir pada hakikatnya adalah suatu panggilan untuk melakukan pertobatan. Allah ingin agar kita termasuk golongan orang-orang benar, dan untuk itu Dia memberikan kepada kita segala kesempatan/peluang untuk datang kepada-Nya dalam doa dan pertobatan. Ia mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib bagi kita sehingga kita dapat menikmati kehidupan kekal-abadi.

Apabila kita telah mengalami kehadiran Allah dalam kehidupan kita di dunia dan kita sungguh telah bertobat dari dosa-dosa kita, maka kita dapat percaya bahwa kerahiman atau belas-kasih Allah akan membawa kita ke dalam kehadiran-Nya yang abadi di surga. Selagi kita mencari Yesus dalam doa, Dia akan memberikan kepada kita suatu perspektif ilahi dan menolong kita untuk memusatkan pandangan kita pada akhir zaman, pada saat mana kita akan dipersatukan dengan diri-Nya untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, marilah kita mohon kepada Tuhan untuk meningkatkan iman kita agar pada saat kematian kita, kita akan sungguh menyadari tanpa ragu sedikit pun, bahwa Tuhan Yesus sedang menanti-nanti untuk menyambut kita.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau adalah jalan, kebenaran dan hidup. Usirlah rasa takut kami akan kematian dan penghakiman/pengadilan terakhir. Kami menyadari bahwa Engkau adalah Tuhan Allah yang penuh kasih dan kami sungguh rindu untuk memandang-Mu muka ketemu muka. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan