( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVII – Kamis, 2 Agustus 2012 )
Keluarga
Fransiskan: Pesta S. Maria Ratu para Malaikat, Portiunkula
“Demikianlah pula
hal Kerajaan Surga itu seumpama jala yang ditebarkan di laut lalu mengumpulkan
berbagai jenis ikan. Setelah penuh, jala itu diseret orang ke pantai, lalu
duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam tempayan dan ikan yang
tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat
akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang
jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.
Mengertikan kamu
semuanya itu?” Mereka menjawab, “Ya, kami mengerti.” Lalu berkatalah Yesus
kepada mereka, “Karena itu, setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran tentang
Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan
yang lama dari perbendaharaannya.”
Setelah Yesus
selesai menceritakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. (Mat
13:47-53)
Bacaan Pertama:Yer
18:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 146:2-6
Apa kiranya yang
akan kita rasakan pada saat ajal kita tiba? Apakah kita dibebani dengan rasa takut
tak terhingga berkaitan dengan apa yang akan kita terjadi dengan diri kita?
Atau akankah kita penuh dengan antisipasi pada pemikiran bahwa sebentar lagi
kita bertemu dengan Tuhan secara face to face, muka ketemu muka? Nah, jawaban
kita akan banyak mengungkapkan status atau kondisi iman kita. Tanpa iman yang
kuat pada kasih Allah dan kerahiman-Nya, kita dapat menjadi takut. Kita dapat
merasa takut tidak ada apa-apa lagi setelah kematian kita, atau lebih buruk
lagi …… akan terjadi penghakiman yang keras atas kehidupan kita.
Yesus mengakhiri
rangkaian pengajaran yang terdiri dari tujuh perumpamaan dengan kalimat tentang
“akhir zaman” (Mat 13:49-50). Kata-kata Yesus tidak meninggalkan rasa ragu
sedikit pun bahwa akan ada pengadilan terakhir kelak, ketika Dia datang kembali
dalam kemuliaan. “Katekismus Gereja Katolik” mengatakan, bahwa “pengadilan
terakhir akan membuka sampai ke akibat-akibat yang paling jauh, kebaikan apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya di dunia
ini” (KGK, 1039). Walaupun terdengar menakutkan, kita harus ingat juga bahwa
“pengadilan terakhir akan membuktikan bahwa keadilan Allah akan menang atas
segala ketidakadilan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya, dan bahwa
cintakasih-Nya lebih besar daripada kematian” (KGK, 1040).
Kematian dan
penghakiman adalah topik-topik yang biasanya dihindari oleh sebagian besar
orang. Namun kita pun kiranya memahami bahwa dua hal tersebut akan terjadi atas
diri kita masing-masing. Jadi, kembali di sini muncul masalah pilihan. Life is
a choice, hidup adalah pilihan! Kita dapat menghayati suatu kehidupan yang
mempersiapkan tujuan kekal kita, atau kita dapat memperkenankan
tuntutan-tuntutan sehari-hari kehidupan kita menjadi pusat perhatian kita
sehingga dengan demikian mengaburkan masa depan kita. Pengadilan/penghakiman
terakhir pada hakikatnya adalah suatu panggilan untuk melakukan pertobatan.
Allah ingin agar kita termasuk golongan orang-orang benar, dan untuk itu Dia
memberikan kepada kita segala kesempatan/peluang untuk datang kepada-Nya dalam
doa dan pertobatan. Ia mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk mati di kayu
salib bagi kita sehingga kita dapat menikmati kehidupan kekal-abadi.
Apabila kita telah
mengalami kehadiran Allah dalam kehidupan kita di dunia dan kita sungguh telah
bertobat dari dosa-dosa kita, maka kita dapat percaya bahwa kerahiman atau
belas-kasih Allah akan membawa kita ke dalam kehadiran-Nya yang abadi di surga.
Selagi kita mencari Yesus dalam doa, Dia akan memberikan kepada kita suatu
perspektif ilahi dan menolong kita untuk memusatkan pandangan kita pada akhir
zaman, pada saat mana kita akan dipersatukan dengan diri-Nya untuk
selama-lamanya. Oleh karena itu, marilah kita mohon kepada Tuhan untuk
meningkatkan iman kita agar pada saat kematian kita, kita akan sungguh
menyadari tanpa ragu sedikit pun, bahwa Tuhan Yesus sedang menanti-nanti untuk
menyambut kita.
DOA: Tuhan Yesus,
Engkau adalah jalan, kebenaran dan hidup. Usirlah rasa takut kami akan kematian
dan penghakiman/pengadilan terakhir. Kami menyadari bahwa Engkau adalah Tuhan
Allah yang penuh kasih dan kami sungguh rindu untuk memandang-Mu muka ketemu
muka. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan