( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIX – Senin, 13 Agustus 2012 )
Pada waktu Yesus
dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka, “Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia
dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Hati murid-murid-Nya itu pun sedih
sekali.
Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut pajak Bait Allah kepada
Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak sebesar dua dirham
itu?” Jawabnya, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus
mendahuluinya dengan pertanyaan, “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah
raja-raja dunia ini memungut bea atau pajak? Dari rakyatnya atau dari orang
asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Jadi,
bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita membuat mereka gusar, pergilah
memancing ke danau. Tangkaplah ikan pertama yang kaupancing dan bukalah
mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya.
Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” (Mat 17:22-27)
Bacaan Pertama: Yeh
1:2-5,24; Mazmur Tanggapan: Mzm 148:1-2,11-14
Pada waktu
orang-orang Yahudi mulai kembali ke Yerusalem dari tanah pembuangan di Babel,
mereka setuju untuk hidup dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan hukum
Allah. Jika sebelumnya para raja Persia memberikan tunjangan dana untuk
terselenggaranya kebaktian di Bait Allah, maka sekarang komunitas Yahudi
berjanji untuk memberi sumbangan guna menunjang upacara kebaktian regular dari
sumber daya mereka sendiri. Baik warga yang kaya maupun yang miskin, setiap
laki-laki yang sudah berumur 20 tahun atau lebih mulai membayar dua dirham per
tahunnya. Uang perak Yunani (8.60 g) yang senilai dua dirham sama besarnya
dengan upah dua hari kerja seorang buruh biasa. Memang jumlah yang relatif kecil
namun signifikan bagi orang-orang lebih miskin yang harus berjuang dari hari ke
hari untuk survive.
Instruksi Yesus
untuk menemukan sekeping uang logam senilai 4 dirham dalam mulut seekor ikan
mungkin tidak masuk akal bagi Petrus. Pada titik ini, Petrus telah mendengar
pengajaran Yesus dan menyaksikan banyak mukjizat-Nya. Petrus sendiri pun telah
memproklamasikan Yesus sebagai “Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16). Namun
demikian, seperti kita, Petrus masih harus belajar lebih lagi tentang siapa
Yesus sebenarnya dan juga tentang kebebasan yang diberikan-Nya kepada semua
anak-anak Allah. Melakukan seperti apa yang diinstruksikan Yesus tentunya
membawa Petrus kepada suatu tingkatan yang baru dalam upaya memahami
Juruselamatnya.
Kemudian Yesus
mengidentifikasikan diri-Nya dengan anak-anak raja yang tidak diwajibkan untuk
membayar pajak kepada ayah mereka yang raja (Mat 17:25); maksudnya bahwa Dia
tidak perlu membayar pajak keagamaan untuk pemeliharaan rumah ibadat, karena
Dia adalah Putera dari sang Pemilik rumah ibadat itu. Yesus juga meng-cover
kewajiban Petrus, artinya termasuk kita juga. Allah telah memanggil kita semua
untuk menjadi pewaris-pewaris Kerajaan-Nya, dan melalui darah Kristus martabat
kita dipulihkan. Yesus telah memberikan lebih daripada sekadar membayar jalan
kita menuju Kerajaan. Masuk ke dalam hadirat-Nya dan kemampuan untuk mendengar
suara-Nya sekarang adalah anugerah-Nya bagi kita, seperti dibayarkan pajak Bait
Allah oleh Yesus merupakan anugerah bagi Petrus. Sekarang, Yesus minta agar persembahan
kita di gereja datang dari sebuah hati yang penuh rasa syukur dan suatu hasrat
untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya.
Kita harus
bermurah-hati baik kepada Allah maupun kepada sesama kita. Oleh karena itu
marilah kita bersahabat dengan para saudari dan saudara kita yang masih hidup
sebagai orang-orang asing bagi Kerajaan-Nya. Marilah kita mengasihi mereka
sepenuh hati agar supaya mereka dapat mengalami sentuhan Yesus dan menerima
anugerah-anugerah (karunia-karunia) yang diberikan-Nya dengan penuh
kemurahan-hati.
DOA: Bapa surgawi,
Engkau telah begitu baik kepadaku dengan membuat diriku sebagai anak-Mu. Aku
sungguh mengasihi-Mu, ya Allahku. Penuhilah diriku dengan Roh-Mu, agar supaya
aku dapat mengasihi semua anak-anak-Mu. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja,
OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan