Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Ogos 07, 2012

KOREKSI YANG BERASAL DARI ALLAH


( Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Dominikus, Imam – Pendiri Ordo Pengkhotbah – Rabu, 8 Agustus 2012 )
Keluarga Dominikan dan Fransiskan: Hari Raya/Pesta Bapa Dominikus


“Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN (YHWH), Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Beginilah firman YHWH: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari padang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya! Dari jauh YHWH menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria. Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada YHWH, Allah kita!”

Sebab beginilah firman YHWH: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: YHWH telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel (Yer 31:1-7)

Mazmur Tanggapan: Yer 31:10-13; Bacaan Injil: Mat 15:21-28

“Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari padang itu!” (Yer 31:2).

Berulang kali Allah menunjukkan kepada kita bahwa cara-cara-Nya bukanlah cara-cara kita. Pada kenyataannya – cara-cara-Nya dapat berupa cara-cara yang paling bertentangan dengan cara-cara yang akan kita pilih. Allah memiliki kerinduan untuk mendengar kita mengakui bahwasanya Dia mengasihi kita dan segenap ciptaan dengan kasih yang tanpa syarat. Ia rindu untuk menunjukkan kepada kita bahwa kasih-Nya itu kekal adanya, tidak berubah dan setia. Kasih-Nya adalah satu-satunya batu karang yang solid, yang di atasnya kita dapat membangun kehidupan kita. Tidak ada fondasi lain, betapa kuat sekali pun kelihatannya, yang akan mampu untuk lolos ujian waktu atau segala badai kegelapan dalam dunia.

Agar supaya mengajar kita untuk mengandalkan diri pada kasih-Nya, Allah kadang-kadang harus menggunakan “pedang” (Yer 31:2) untuk mengoreksi diri kita. Pedang ini dimaksudkan untuk memotong-habis kesombongan kita dan menyelamatkan kita dari sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang menjauhkan diri kita dari Allah. Seperti ditemukan umat Israel pada masa Yeremia, kita pun harus belajar bahwa dosa mempunyai konsekuensi-konsekuensi dan ada saat-saatnya di mana kita harus menghadap konsekuensi-konsekuensi tersebut – bukan untuk ditindih oleh perasaan bersalah, melainkan untuk kembali kepada Allah.

Koreksi yang berasal dari Allah kadang-kadang dapat terasa menyakitkan, namun kita tidak pernah boleh luput melihat fakta bahwa rencana-rencana-Nya selalu dimaksudkan untuk menyembuhkan kita dan memberikan kehidupan kepada kita, dan tidak pernah untuk menyusahkan kita. Sesungguhnya, tanpa pengalaman sekali-kali ditebas “pedang” oleh Allah, kita mungkin tidak terbuka bagi rahmat yang ingin dicurahkam Allah ke atas diri kita masing-masing. Gambaran tari-tarian dan suka-ria yang digunakan oleh Yeremia (Yer 31:4) bukanlah sesuatu ungkapan yang berlebih-lebihan, melainkan memang merupakan ungkapan-ungkapan sejati dari hasrat Allah bagi kita. Allah ingin memenuhi diri kita secara berlimpah. Ia sesungguhnya ingin melihat kita bersuka-ria dan bebas. Ia ingin memindahkan beban-beban kita agar kita dapat bergembira dengan-Nya untuk keselamatan yang telah dimenangkan-Nya bagi kita.

“Surat kepada orang Ibrani” mengatakan kepada kita untuk tidak menganggap enteng pendisiplinan oleh Allah, “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia mencambuk orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr 12:5-6). Pola-pola dosa menghalangi tindakan Allah dalam kehidupan kita dan menjauhkan kita dari pengalaman sukacita yang Dia ingin berikan kepada kita. Oleh karena itu, marilah kita bekerja sama dengan Allah – bahkan kalau hal itu berarti kita harus merangkul “pedang”-Nya – sehingga dengan demikian Ia dapat memimpin kita kepada sukacita-Nya.

Santo Dominikus [1170-1221] yang kita peringati pada hari ini adalah seorang putera keluarga bangsawan. Nama aslinya adalah Domingo de Guzman yang dilahirkan di Calaruega, Castile lama, di Spanyol. Ia belajar teologi dll. dan menjadi seorang imam. Dominikus adalah seorang pribadi yang sangat memahami pentingnya menyebarkan Kabar Baik Yesus Kristus. Putera Spanyol ini sepanjang hari menelusuri jalan-jalan sehingga sampai ke pusat kubu pertahanan kaum bid’ah Albigens. Dengan berapi-api Dominikus berkhotbah menyampaikan Kabar Baik yang sejati. Dia mengadakan diskusi baik di balai kota, bangsal istana maupun di gedung gereja. Walaupun nyawanya dibayangi oleh para pembunuh bayaran, dia tetap saja menyerang ajaran sesat tanpa kenal lelah. Bersama 6 orang rekannya, Dominikus mendirikan Ordo Praedicatorum atau “Ordo para Pengkhotbah” yang tujuan pokoknya adalah menyebar-luaskan ajaran Gereja dan membersihkannya dari segala noda kesesatan. Pada tahun 1216, ordo yang kemudian lebih dikenal dengan nama “Ordo Dominikan” ini disahkan oleh Paus Honorius III [1216-1227]. Ordo ini berkembang pesat dan dalam spiritualitasnya menekankan kemiskinan, studi dan karya apostolik. Santo Dominikus adalah sahabat dari seorang pendiri Ordo besar lainnya dalam Gereja, Santo Fransiskus dari Assisi. Dalam litani para kudus, dua orang kudus ini disebutkan secara bersama. Kedua ordo ini tergolong sebagai ordo pengemis (mendicant). Perbedaan antara keduanya adalah, bahwa Dominikus belajar teologi secara formal dan menjadi seorang imam, sedangkan Fransiskus tidak sekolah tinggi dan juga bukan seorang imam, melainkan seorang diakon saja. Banyak anggota Ordo Dominikan yang menjadi tokoh Gereja. Salah seorang anggota ordo ini yang pemikiran-pemikirannya sangat berpengaruh dalam Gereja untuk berabad-abad lamanya adalah Santo Thomas dari Aquinas [1225-1274].

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahabaik, aku tahu bahwa Engkau sedang bekerja dalam kehidupanku sekarang. Tariklah aku agar semakin dekat dengna-Mu. Murnikanlah diriku dan berikanlah kepadaku sukacita-Mu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan