( Bacaan Pertama
Misa Kudus, HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS – Kamis, 1 November 2012 )
Lalu aku melihat
seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai
Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, “Janganlah merusak bumi atau
laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!”
Aku mendengar
jumlah mereka yang dimeteraikan itu: Seratus empat puluh empat ribu yang telah
dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Setelah itu aku
melihat: Sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat
dihitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku dan umat dan bahasa, berdiri di
hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, “Keselamatan ada pada Allah kami
yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” Semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka sujud di
hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata, “Amin! Puji-pujian dan
kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi
Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” Lalu salah seorang dari antara tua-tua
itu berkata kepadaku, “Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari
manakah mereka datang?” Aku berkata kepadanya, “Tuanku, Tuhan mengetahuinya.”
Lalu ia berkata kepadaku, “Mereka ini orang-orang yang keluar dari kesusahan
yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba. (Why 7:2-4,9-14)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 24:1-6; Bacaan Kedua: 1Yoh 3:1-3; Bacaan Injil: Mat 5:1-12a.
Sejak awal
eksistensnya, Gereja telah melakukan penghormatan bagi para martir dan
pahlawannya. Apa yang dimulai pada tingkat populer-lokal perlahan-lahan
terangkai ke dalam liturgi, diawali sekitar abad ke-4 dalam Doa Ekaristi. Pada
abad ke-5, sebuah pesta untuk menghormati semua orang kudus dideklarasikan dalam
beberapa gereja Timur, dan dari sana perayaan tersebut kemudian dilaksanakan di
Roma. Pada tahun 835, Paus Gregorius IV [827-844] mendeklarasikan sebuah “Hari
Semua Orang Kudus” sebagai hari pesta untuk seluruh Gereja.
Satu hari untuk
memperingati para kudus sebenarnya merupakan satu hari untuk bergembira dalam
kebesaran Tuhan dan pengharapan akan kasih-Nya. Kemenangan yang kita lihat
dalam diri para kudus memberikan kesaksian tentang Tuhan sendiri. Bukan hanya
upaya mereka sendiri yang menghasilkan kekudusan pribadi sedemikian, melainkan
pekerjaan Tuhan sendiri yang ingin mencurahkan kepenuhan hidup Yesus ke dalam
hati kita. Inilah yang telah menjadi pengharapan dan sukacita semua orang
kudus, selalu dan di mana saja, dan merupakan pengharapan dan sukacita kita
juga.
Kitab Wahyu
berisikan sebuah visi tentang mereka yang telah ditebus Tuhan dan berkumpul di
sekitar takhta Allah. “Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba” (Why 7:14). Kemenangan mereka yang ditebus datang
melalui darah Yesus, yang membasuh-bersih mereka, memurnikan mereka, dan
memeteraikan mereka dengan janji akan kehidupan kekal.
Sesungguhnya, oleh
iman, kuat-kuasa dari darah Kristus tersedia bagi kita setiap hari. Kita dapat
berpaling kepada Yesus setiap saat dan memohon agar darah-Nya menutup dosa-dosa
kita dan membersihkan kita. Kita dapat memohon kepada-Nya setiap saat untuk
mencurahkan kuasa kematian dan kebangkitan-Nya guna memperkuat kita dan
memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. “Betapa besarnya kasih
yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan
memang kita adalah anak-anak Allah” (1Yoh 3:1). Kita adalah anak-anak Allah;
Dia telah mengadopsi kita sebagai milik-Nya sendiri! Setiap hari, tangan Bapa
diulurkan kepada kita dan kita mempunyai privilese besar untuk berada
dekat-Nya.
Marilah kita
memusatkan pandangan kita pada Domba di tengah-tengah takhta yang telah
berjanji untuk menjadi Gembala kita dan akan menuntun mereka ke “mata air
kehidupan” (Why 7:17). Tuhan yang telah bekerja dalam kehidupan para kudus,
sekarang siap untuk bekerja dalam diri kita apabila kita mau berpaling
kepada-Nya. Allah kita – yang telah memilih kita untuk menjadi milik-Nya
sendiri – adalah Allah yang mahasetia!
DOA: Roh Kudus
Allah, murnikanlah hatiku. Bentuklah aku agar dapat menjadi sebuah bejana yang
layak bagi kehadiran-Mu. Penuhilah diriku dengan keyakinan akan kasih Yesus dan
kuat-kuasa-Nya di dalam diriku. Aku akan pergi ke mana saja Engkau menuntunku.
Amin.
F.X. Indrapradja,
OFS