( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIV – Sabtu, 14 Juli 2012 )
Keluarga
Fransiskan: Peringatan S. Fransiskus Solanus, Imam
“Seorang murid
tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah
bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba
jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul,
apalagi seisi rumahnya.
Jadi, janganlah
kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang
tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan
diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang;
dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas rumah.
Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan
baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Bukankah burung
pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil? Namun, seekor pun tidak akan
jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung
semuanya. Karena itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada
banyak burung pipit.
Setiap orang yang
mengakui Aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang
disurga. Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan
menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga.” (Mat 10:24-33)
Bacaan Pertama: Yes
6:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 93:1-2,5
“Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika
ia menjadi sama seperti tuannya” (Mat 10:25).
Panggilan Yesus
kepada para murid-Nya – dari dahulu sampai sekarang – pertama-tama dan terutama
adalah sebuah panggilan untuk menjadi seperti diri-Nya. Pada saat Ia memanggil
Andreas dan Simon Petrus, Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan
menjadikan mereka penjala manusia (Mat 4:19). Dengan mengikuti Dia, para murid
akan ditransformasikan menjadi serupa dengan diri-Nya. Hati Yesus akan menjadi
hati mereka; seperti Guru mereka pula, mereka akan merindukan hari di mana
semua orang akan mendengar Kabar Baik dan menerima pesan Injil.
Yesus juga
mengingatkan para murid-Nya bahwa ikut ambil bagian dalam kehidupan sang Guru
bukanlah tanpa tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan: “Jika tuan rumah
disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya” (Mat 10:25). Pada saat yang sama,
Yesus berulang-ulang kali mengatakan kepada mereka untuk tidak menjadi takut
akan apa yang akan terjadi atas diri mereka (Mat 10:26,28,31). Dengan keyakinan
seseorang yang diri-Nya sendiri telah menjadi objek kebencian, ancaman,
dijadikan korban jebakan oleh komplotan orang jahat, Yesus mengetahui benar apa
artinya mengalami situasi-situasi yang menakutkan dan kemudian mengatasinya.
Karena kita adalah
anggota-anggota Tubuh Kristus, kita semua ikut ambil bagian dalam
kemenangan-Nya atas si Jahat. Hal ini tidak berarti bahwa kita akan secara
penuh bebas dari daya-upaya si Iblis, karena semua itu merupakan bagian
kehidupan semua murid dalam dunia ini yang masih menjadi subjek kematian. Kita
tidak pernah boleh menyerah, bagaimana pun dahsyatnya serangan yang datang atau
betapa pun lemahnya kita rasakan diri kita. Guru kita – Tuhan Yesus Kristus –
ada dalam diri kita untuk menghibur dan memperkuat kita. Dia adalah hikmat kita
dan akan memberikan kepada kita segalanya yang kita butuhkan selagi kita
menghadap-Nya dalam iman yang rendah hati (Mat 10:19-12).
Pada zaman modern
ini, dimana kita melihat bahwa percaya kepada Allah dan ketaatan pada
perintah-perintah-Nya semakin menjadi sasaran serangan-serangan gencar, kita
dapat memiliki pengharapan dan terus menjalani jalan kemuridan. Kristus ada
dalam diri kita dan kasih-Nya melingkupi diri kita, dan Ia tidak akan
meninggalkan kita. Dia akan mengakui kita di hadapan Bapa surgawi apabila kita
tetap setia kepada-Nya. Oleh karena itu kita tidak boleh berkecil hati, karena
Roh yang ada dalam diri kita itu lebih besar daripada roh yang ada dalam dunia
(1Yoh 4:4).
DOA: Tuhan Yesus,
tolonglah kami untuk percaya pada kehadiran-Mu di dalam diri kami
masing-masing. Kami ingin menjadi seperti Engkau dan menjadi murid-murid-Mu
yang sejati. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan