Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Julai 26, 2012

UMAT YANG AKAN DATANG DI SION


( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XVI – Jumat, 27 Juli 2012 )
Keluarga Fransiskan: Peringatan Beata Maria Magdalena Martinengo, Perawan

Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN (YHWH), karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian. Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman YHWH, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian YHWH. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta YHWH, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama YHWH ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat. (Yer 3:14-17)

Mazmur Tanggapan: Yer 31:10-13; Bacaan Injil: Mat 13:18-23

Bagi orang-orang Israel kuno, “tabut perjanjian YHWH” (Yer 3:16) adalah tanda yang kelihatan dari kehadiran Allah di tengah mereka – sebuah benda konkret yang dipandang sebagai sesuatu yang begitu kudus sehingga tidak seorang pun dapat menyentuhnya, kalau dia tidak mau mati. Ingatlah apa yang terjadi dengan Uza pada waktu Tabut sedang dipindahkan ke Yerusalem (2Sam 6:6-7). Kotak yang terbuat dari kayu dan berisikan loh batu yang memuat “Sepuluh Perintah Allah” itu merupakan kebanggaan dan sukacita orang Israel. Namun kemudian Tabut itu menghilang ketika Yerusalem diporak-porandakan oleh orang-orang Babel pada abad ke-6 sebelum Kristus. Dengan hilangnya Tabut, hilang pula pengharapan orang-orang Israel untuk melihat kehadiran kudus Allah direstorasi di tengah-tengah mereka.

Nah, dilatar-belakangi oleh hal inilah nabi Yeremia bernubuat bahwa Allah akan menyatakan kembali kehadiran-Nya melalui sesuatu yang jauh lebih besar daripada Tabut. Ia akan mengumpulkan umat-Nya yang tercerai-berai ke dalam kota suci Yerusalem. Yerusalem sendiri akan menjadi “takhta YHWH” (Yer 3:17). Di sana YHWH-Allah akan membuang kejahatan ke luar dari hati orang-orang dan memberikan kepada mereka hati yang baru yang penuh kasih dan pengampunan. Kesatuan mereka akan menunjukkan rahmat penyembuhan Allah dan kehadiran-Nya yang menyelamatkan bagi seluruh dunia.

Bagi kita, umat Kristiani, janji restorasi ini juga menunjuk kepada suatu realitas surgawi: Yerusalem Baru di atas sana, Yerusalem surgawi, ibu semua orang Kristiani (Gal 4:26), yang sudah hadir di atas bumi sebagai Gereja. Yesus datang untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi (Ef 1:10). Gereja-Nya berdiri tegak sebagai tanda yang kelihatan dari kehadiran-Nya yang menyelamatkan dan kesatuan yang diinginkan Allah dari kita semua. Sebagai anggota-anggota Gereja, kita berkewajiban untuk mempraktekkan kesatuan ini dalam kehidupan kita sehari-hari dan membawa pesan rekonsiliasi dan damai-sejahtera dari Injil ke tengah dunia.

Bagaimana kita dapat melaksanakan tugas yang begitu besar dan agung? Jawabnya: melalui tindakan-tindakan sehari-hari kita yang kecil-kecil, kita dapat membawa persatuan dan kesatuan yang begitu dihargai oleh Allah. Misalnya, kita (anda dan saya) dapat menghibur seorang sahabat yang sedang bersedih karena baru kehilangan pasangan hidup mereka atau seseorang yang sangat dikasihi. Kita juga dapat datang ke panti jompo dlsb. Kita dapat mulai mengampuni musuh-musuh kita, atau orang-orang yang mendzolimi kita. Kita dengan lebih serius lagi memperlakukan orang yang kurang beruntung dengan belas kasihan dan bela-rasa. Ingatlah bahwa kobaran api yang besar juga dimulai dengan percikan api yang kecil. Allah telah menempatkan api kasih-Nya di dalam hati kita masing-masing. Biarlah api kasih itu semakin berkobar dan perkenankanlah Roh Kudus untuk menarik kita agar semakin bersatu – satu sama lain dengan saudari-saudara kita lainnya.

DOA: Tuhan Yesus, biarlah api kasih-Mu menghanguskan aku (bdk. Mzm 69:10; Yoh 2:17), dengan demikian aku dapat menjadi sebuah saluran damai-sejahtera dan kesatuan bagi orang-orang yang ada di sekelilingku. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan