(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Selasa, 30 April 2013)
Keluarga Fransiskan Kapusin: Peringatan Beato Benediktus
dari Urbino
Ordo Santa Ursula:
Peringatan Beata Maria dr Inkarnasi
Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu, Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah
dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku
pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu
tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar
daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi,
supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku
berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa
sedikit pun atas diri-Ku, tetapi dunia harus tahu bahwa aku mengasihi Bapa dan
bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.
(Yoh 14:27-31a)
Bacaan Pertama: Kis
14:19-28; Mazmur Tanggapan: 145:10-13,21
“Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah
dan dan gentar hatimu” (Yoh 14:27).
Selama hidup-Nya di
muka bumi, Yesus menyatakan damai sejahtera dari Allah sendiri – suatu damai
sejahtera yang melampaui segala pemahaman. Menjelang awal pelayanan-Nya, Yesus
dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun di mana Dia digoda oleh Iblis. Walaupun
menghadapi serangan-serangan dari si Jahat, Yesus tetap teguh berpegang pada
kasih dan kebenaran Bapa-Nya (Luk 4:1-13).
Seringkali Yesus
pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa dan mendengarkan suara Bapa-Nya. Selama
saat-saat yang istimewa ini, Yesus akan menerima rahmat dan damai-sejahtera
yang dicurahkan oleh Bapa atas diri-Nya. Ketika bersama para murid/rasul-Nya di
dalam perahu dan kemudian badai mengamuk dengan hebatnya, Yesus tetap tidur di
buritan, seakan tak terganggu dengan apa yang terjadi. Ketika Dia dibangunkan
oleh para murid yang sudah ketakutan itu, Yesus membentak angin itu agar
menjadi reda dan tenang. Hal tersebut mengingatkan para murid pada Allah dan
kuat-kuasa-Nya (Mrk 4:35-41).
Ke mana saja Yesus
pergi, orang banyak berdesak-desakan mengikuti-Nya agar dapat menerima
kesembuhan dan pelepasan/pembebasan dari kuasa roh-roh jahat, namun Yesus tidak
pernah merasa kewalahan. Ia selalu kembali berpaling kepada Bapa-Nya,
mengandalkan diri-Nya pada hikmat dan kekuatan Allah Bapa. Yesus menunjukkan
ketaatan, memberi respons hanya seturut apa yang diperintahkan oleh Bapa-Nya,
maka Dia mampu untuk tetap berada dalam damai sejahtera Allah.
Hati Yesus penuh
dengan kasih-Nya kepada Bapa, menaruh kepercayaan pada diri-Nya, dan mengandalkan
sepenuhnya kepada kuat-kuasa-Nya. Bahkan ketika Dia meninggalkan/memberikan
damai sejahtera-Nya kepada para murid-Nya, Yesus mengetahui bahwa saat-Nya Dia
memanggul salib sudah semakin dekat.
Walaupun begitu,
Yesus mendeklarasikan bahwa kebesaran/keagungan Bapa-Nya: “Bapa lebih besar
daripada Aku” (Yoh 14:28); “Aku pergi kepada Bapa-Ku” (Yoh 14:28); “Aku
mengasihi Bapa” (Yoh 14:31).
Kita semua tentunya
menghadapi pencobaan, mengalami kekecewaan-kekecewaan dan rasa takut. Namun
ingatlah bahwa Yesus bersabda: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai
sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (Yoh 14:27). Walaupun pada saat-saat kita
tidak mengalami banyak kesusahan, Yesus terus saja mengucapkan kata-kata ini
kepada kita. Dia ingin memenuhi hati kita dengan kehadiran-Nya. Dia rindu untuk
menarik kita semua kepada Bapa sehingga kita dapat mengenal damai sejahtera
yang tidak tergantung pada situasi-situasi di sekeliling kita.
DOA: Tuhan Yesus,
Engkau adalah sang Raja Damai. Datanglah memerintah dalam hati kami.
Ingatkanlah kami akan kasih dan kerahiman sempurna Bapa. Roh Kudus, kuatkanlah
rasa percaya kami akan Bapa surgawi, sehingga dengan demikian kami akan
berjalan setiap hari dalam damai sejahtera dan kehadiran Allah Tritunggal
Mahakudus. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan