Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, April 23, 2013

KHUSUSKANLAH BARNABAS DAN SAULUS BAGI-KU UNTUK TUGAS YANG TELAH KUTENTUKAN BAGI MEREKA


(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Rabu, 24 April 2013)

Keluarga Fransiskan: Pesta S. Fidelis dr Sigmaringen, Imam-Martir

Sementara itu, firman Allah makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirena, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.

Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. Lalu mereka berpuasa dan berdoa dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.

Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setibanya di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. (Kis 12:24-13:5)

Mazmur Tanggapan: Mzm 67:2-3,5-6,8; Bacaan Injil: Yoh 12:44-50

Kehebohan macam apa yang kiranya akan terjadi apabila pada sebuah Misa hari Minggu yang penuh sesak, setiap umat yang hadir mendengar suara nyaring-keras yang datang dari “atas”? Berapa orang kiranya yang akan lari pontang-panting ke luar gedung gereja karena merasa takut? Beberapa tahun lalu saya menjadi penerjemah dalam retret para imam di sebuah keuskupan. Pembimbing retret adalah seorang imam asing yang berbicara dalam bahasa Inggris. Di tengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara yang sungguh menyeramkan yang ternyata disebabkan oleh ubin yang retak pecah-pecah beberapa meter panjangnya, mungkin karena perubahan cuaca. Ada yang mengira terjadi gempa, atau kapel tempat kami berkumpul itu mau rubuh. Yang jelas mayoritas para imam itu berhamburan keluar dari kapel, tetapi cukup banyak juga imam peserta retret yang tetap berdiam di tempat dalam keheningan.

Dalam bacaan pertama hari ini, panggilan Roh Kudus kepada Barnabas dan Saul (Kis 13:2) terdengar begitu mempesona: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka” (Kis 13:2). Kita tahu hasil karya misioner hebat dari Barnabas dan Paulus, namun kita sungguh tidak mengetahui bagaimana Dia membuat kehendak-Nya diketahui dan dimengerti oleh umat di Antiokhia pada waktu itu.

Dari semua yang kita tidak ketahui tentang pertemuan itu, kita hanya mengetahui satu hal saja secara pasti: “Dipisahkan” atau “dikhususkan” oleh Roh Kudus bukanlah sesuatu yang hanya dimaksudkan untuk para pahlawan iman zaman dahulu. Sebaliknya, Allah telah “memisahkan” atau “mengkhususkan” setiap dan masing-masing kita. Allah mempunyai suatu peranan pelayanan yang spesifik, suatu panggilan yang spesifik, yang yang telah ditentukannya bagi kita masing-masing, pribadi demi pribadi. Dengan menjawab/menanggapi panggilan-Nya, kita memainkan sebuah peran vital dalam membangun Gereja. Tantangannya bagi kita adalah untuk menaruh kepercayaan bahwa tidak ada yang kita kerjakan bagi Tuhan itu bersifat biasa-biasa dan kecil-kecilan, selama kita mengundang Roh Kudus untuk bekerja melalui diri kita. Peristiwa-peristiwa kecil adalah kesempatan-kesempatan yang paling biasa bagi kuat-kuasa Allah untuk menghasilkan suatu hasil besar dan sungguh luarbiasa.

Banyak dari kita cenderung untuk melakukan kompartementalisasi. Kita memisahkan pekerjaan dari rumah, dan memisahkan rumah dari gereja. Kebenaran dalam hal ini adalah bahwa Roh Kudus telah menempatkan diri kita pada tempat di mana kita berada setiap saat – apakah di super market, di tengah jalan menuju tempat kerja, atau ketika berdiri di dekat pagar dan bercakap-cakap dengan seorang tetangga. Dalam setiap situasi, kita dapat menjadi suatu instrumen dari kasih Tuhan dan rahmat-Nya. Sepatah dua patah kata yang menyemangati petugas kasir di super market, menyapa dengan ramah ibu penjual sayur yang sedang menyiapkan lapaknya ketika kita sedang berjalan kaki menuju gereja di pagi hari, menawarkan diri mendoakan rosario untuk kepentingan seorang kawan yang sedang menghadapi masalah. Sikap seperti itu dapat menyentuh orang-orang yang dengan cara-cara yang kita sendiri tidak pernah tahu.

Allah menciptakan kita masing-masing untuk suatu tujuan tertentu, dan untuk kebanyakan dari kita tujuan itu muncul dalam hal-hal kecil dalam hidup kita. Marilah kita tidak meminimalisir dampak yang kita dapat hasilkan. Setiap saat adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk melayani-Nya dengan melayani orang-orang di sekeliling kita.

DOA: Tuhan Yesus, tolonglah diriku agar mampu melihat kesempatan-kesempatan yang Engkau berikan kepadaku pada hari ini. Tolonglah aku agar dapat memberikan perhatian kepada-Mu selayaknya. Aku percaya bahwa Engkau ingin membuat mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda heran lainnya dalam hidupku dan hidup orang-orang di sekelilingku. Pakailah aku, ya Tuhan Yesus! Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan