(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan II Paskah – Selasa, 9 April 2013)
Janganlah engkau
heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin
hal itu terjadi?” Jawab Yesus, “Engkau guru orang Israel, dan engkau tidak
mengerti hal-hal itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kami berkata-kata
tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat,
tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku
berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya,
kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun
yang telah naik ke surga selain dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak
Manusia.
Dan sama seperti
Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal. (Yoh 3:7-15)
Bacaan Pertama: Kis
4:32-37; Mazmur Tanggapan: Mzm 93: 1-2,5
Dalam bacaan Injil
hari ini kita lihat Nikodemus mengalami kebingungan. Ia dapat duduk di tempat
yang sama untuk berhari-hari lamanya merenungkan apakah yang sebenarnya
dimaksudkan oleh Yesus ketika mengatakan bahwa dia harus dilahirkan kembali,
dilahirkan dari air dan Roh (lihat Yoh 3:3-7), dan tetap saja tidak memperoleh
jawaban yang memuaskan dirinya. Daya pikir kita bisa saja hebat – jauh di atas
rata-rata –, akan tetapi kenyataan tersebut paling-paling dapat membawa kita
sampai kepada titik tertentu saja dalam hal pemahaman akan hal-hal yang
bersifat spiritual. Itulah sebabnya mengapa Yesus memberikan Roh Kudus kepada
kita. Roh Kudus inilah yang akan menyatakan siapa Yesus sebenarnya, apa yang
telah dilakukan oleh Yesus bagi kita semua, dan bagaimana Yesus ingin melihat
bagaimana kita menjalani kehidupan kita dari hari ke hari.
Misalnya, kita
mempunyai sebuah pertanyaan seperti berikut: “Bagaimana caranya aku dapat
mendengar suara Yesus?” Salah satu cara adalah melalui Kitab Suci. Dalam doa,
atau selagi kita (anda dan saya) mendengarkan sabda Allah dalam Misa, Roh Kudus
dapat membuat kita menaruh perhatian khusus atas potongan bacaan tertentu dari
Kitab Suci, seakan membuat kata-kata dari bacaan itu melompat keluar dari
halaman Kitab Suci, dan berkata kepada kita, “Hai, ayat-ayat ini berlaku
untukmu!” Roh Kudus juga dapat membawa suatu pemikiran ke dalam kepala kita
selagi kita berdoa – suatu pemikiran yang kita ketahui bukanlah milik kita
sendiri. Kemudian, selagi kita merenungkan ide/gagasan atau gambaran/imaji
tertentu, kita mempuyai perasaan berbeda bahwa itu adalah sabda Allah bagi kita
dalam situasi khusus yang kita hadapi.
Apabila kita
berpikir bahwa kita telah mendengar suara Yesus, maka kita selalu dapat
mengujinya untuk melihat buah-buah yang dihasilkannya. Jika hasilnya adalah
buah-buah spiritual yang baik – seperti sukacita, damai-sejahtera, atau
pengampunan (lihat Gal 5:22) – maka kiranya Yesus-lah yang telah berbicara
kepada kita melalui Roh Kudus. Akan tetapi ada kasus-kasus di mana kita harus
menunggu beberapa saat lamanya untuk melihat buah-buah yang dimaksud. Ada pula
kasus-kasus di mana kita tidak pernah merasa pasti apakah kita mendengar-Nya
dengan benar. Dengan berjalannya waktu dan lewat ketekunan penuh kerendahan
hati, kita pun dapat mengembangkan suatu kemampuan untuk mendengar suara Yesus
dan benar-benar mendengar suaraNya berbicara kepada kita dalam hari-hari
kehidupan kita. Dalam doa-doa kita baiklah kita selalu memohon agar Tuhan
menerangi kegelapan hati kita, memberi kita iman yang benar, pengharapan yang
teguh dan cintakasih yang sempurna. Juga perasaan yang peka dan akal budi yang
cerah, sehingga kita senantiasa dapat mengenali dan mengikuti kehendak-Nya yang
kudus dan tidak menyesatkan. Yang penting bagi kita adalah mempraktekkannya,
walaupun dengan terseok-seok. Kita harus percaya bahwa Roh Kudus-Nya senantiasa
siap menolong kita.
DOA: Tuhan Yesus,
bukalah telingaku agar dapat mendengar suara-Mu. Tolonglah aku agar dapat
mendengar suara-Mu lewat pembacaan Kitab Suci, dalam Misa Kudus, dan selagi aku
menjalani hidupku sehari-hari di tengah dunia ini. Aku sungguh ingin mengetahui
kehendak-Mu dalam setiap situasi yang kuhadapi. Terima kasih, ya Tuhan Yesus.
Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan