Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, April 26, 2013

ORANG-ORANG YAHUDI BEREAKSI TERHADAP KHOTBAH PAULUS


(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Sabtu, 27 April 2013)
Serikat Yesus: Peringatan S. Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja

Keluarga Besar Monfortan: Hari Raya S. Louis-Marie Grignion de Montfort, Imam

Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman
Tuhan. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6). Mendengar itu bergembiralah semua orang dari bangsa-bangsa lain dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disebarkan di seluruh daerah itu.

Namun orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah dan pembesar-pembesar di kota itu. Mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus. (Kis 13:44-52)

Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1-4; Bacaan Injil: Yoh 14:7-14

“Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati” (Kis 13:45).

Hanya apabila kita dapat mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh dua buah kesalahpahaman, maka reaksi “orang Yahudi” terhadap khotbah Paulus dapat memberikan kepada kita bahan yang diperlukan untuk pemikiran secara jernih.

Kesalahpahaman pertama menyangkut apa yang sesungguhnya terjadi. Mula-mula kedengarannya seakan-akan Paulus memutuskan untuk tidak lagi mewartakan Kabar Baik kepada semua orang Yahudi (Kis 13:46-47). Namun, apabila kita menelitinya lebih dalam, maka yang dimaksudkannya adalah, bahwa dia tidak akan berkhotbah kepada orang-orang Yahudi di Antiokhia. Episode berikutnya membuat semuanya menjadi jelas. Di kota Ikonium Paulus sekali lagi mulai melakukan pelayanan di sinagoga (=tempat ibadah orang Yahudi; lihat Kis 14:1). Fakta menunjukkan bahwa sepanjang perjalanan misionernya, Paulus terus berkhotbah kepada orang-orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi, dan dalam kedua kelompok itu, ada yang menerima pesannya sementara ada juga yang tidak menerima.

Kesalahpahaman kedua menyangkut apa arti kata-kata “orang Yahudi” dalam bacaan ini bagi kita. Memang tidak sukar untuk memandang mereka sebagai musuh-musuh Kristus yang dapat kita coret ke luar dari daftar saja. Namun apabila kita melakukannya, kita akan kehilangan sebuah pelajaran berharga yang ingin diajarkan Allah kepada kita. Melalui Paulus, Allah mengirim sebuah pesan keselamatan kepada orang-orang Yahudi ini, namun mereka melihat pesan ini terlalu berat untuk diterima. Barangkali mereka tidak memahaminya. Barangkali hal itu menuntut suatu perubahan dalam hidup mereka yang mereka tidak ingin melakukannya. Barangkali mereka merasa harus mulai lagi berelasi dengan sebuah kelompok yang baru secara keseluruhan – orang-orang non Yahudi yang kafir dalam pandangan mereka – dan hal itu terlalu berat bagi mereka (Kis 13:45). Apa pun alasannya, mereka memutuskan untuk tidak meerangkul keselamatan yang ditawarkan oleh Allah melalui Paulus.

Kita masing-masing mungkin masih mengingat situasi-situasi di mana kita juga melakukan hal yang sama seperti ditunjukkan oleh orang-orang Yahudi itu. Orangtua kita, seorang guru, seorang pastor, seorang rekan kerja, seorang sahabat, bahkan seorang asing yang kita tidak kenal – mungkin telah menceritakan kepada kita sesuatu yang benar namun tidak mengenakkan bagi kita (membuat kita merasa tidak nyaman), dan kita pun menutup kedua telinga kita. Bacaan hari ini mengatakan kepada kita bahwa Allah menggunakan banyak sarana untuk berbicara dengan kita dan menolong kita mengambil langkah selanjutnya dalam perjalanan kita menuju kepada-Nya. Oleh karena itu marilah kita membuka mata dan telinga kita lebar-lebar: Siapa yang akan digunakan oleh-Nya untuk berbicara kepada kita? Dan apakah kita mau menerima kata-kata-Nya lewat orang itu dengan hati yang merendah dan terbuka?

DOA: Tuhan Yesus, tolonglah diriku untuk membuat mataku terbuka dan hatiku menjadi lemah-lembut. Aku ingin merangkul sabda-Mu hari ini, apa pun biayanya. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan