Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Ahad, April 28, 2013

TETAP MAU DAN MAMPU UNTUK DIAJAR OLEH ALLAH


(Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Katarina dr Siena, Perawan dan Pujangga Gereja – Senin, 29 April 2013)

Tetapi orang banyak di kota itu terpecah menjadi dua: Ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada rasul-rasul itu. Lalu mulailah orang-orang bukan Yahudi dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka berusaha untuk menyiksa dan melempari mereka dengan batu. Mengetahui hal itu, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil.

Di Listra ada seorang laki-laki yang duduk saja, karena kakinya lemah dan lumpuh sejak lahir dan belum pernah dapat berjalan. Ia mendengarkan Paulus yang sedang berbicara. Paulus menatap dia dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, “Berdirilah tegak!” Orang itu pun melonjak berdiri, lalu mulai berjalan kian ke mari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak dalam bahasa Likaonia, “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena dialah yang berbicara. Lalu datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan kurban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu rasul-rasul itu, yaitu Barnabas dan Paulus, mengoyakkan pakaian mereka, lalu menerobos ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, “Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Pada zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai perbuatan baik, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.” Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, mereka hampir-hampir tidak dapat mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka. (Kis 14:5-18)

Mazmur Tanggapan: Mzm 115:1-4,15-16; Bacaan Injil: Yoh 14:21-26

Bayangkanlah shock yang dialami Paulus ketika orang banyak di Listra berteriak-teriak menyerukan bahwa dirinya adalah dewa Hermes! Pada awalnya semuanya kelihatan begitu inosens. Paulus merasa bahwa orang yang lumpuh sejak lahir itu mempunyai iman untuk dapat disembuhkan, dengan demikian dia berbicara dengan berani dan memerintahkan orang lumpuh itu untuk berdiri tegak. Namun orang banyak yang melihat mukjizat itu tidak memahami bahwa mereka baru saja menyaksikan kuat-kuasa Yesus bekerja melalui diri Paulus. Mereka mengandaikan bahwa dewa-dewi Yunani-lah yang telah membuat mukjizat tersebut – dan bahwa Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa. Dua orang rasul ini pun tidak luput dari rasa heran: kesalahan apa yang kiranya telah mereka lakukan. Melalui situasi yang dapat dikatakan humoristis ini, Lukas menunjukkan kelemahan/kekurangan kita sebagai manusia. Hal yang tak disangka-sangka atau tak diharap-harapkan dapat terjadi, walaupun ketika kita sedang melakukan yang terbaik guna melayani Tuhan.

Paulus dan Barnabas bukanlah yang pertama membuat sebuah mukjizat dan kemudian mengalami diri mereka dipuji-puji secara berlebihan. Ketika Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh sebelum masuk ke dalam Bait Allah, mereka juga mengalami hal serupa yang datang dari orang-orang banyak yang menyaksikan mukjizat tersebut. Orang-orang itu mengerumuni mereka di Serambi Salomo (Kis 3:1-11). Yesus juga harus menghindari orang banyak yang ingin membuat diri-Nya menjadi raja karena Dia telah membuat mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk makanan bagi ribuan orang (Yoh 6:1-15).

Sekarang, haruskah rasa takut akan hal yang tidak diharap-harapkan menghalangi upaya kita untuk mewartakan Injil? Samasekali tidak! Cerita-cerita di atas justru mengingatkan kita bahwa buah dari upaya-upaya kita senantiasa bersumberkan pada kuat-kuasa Allah sendiri. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari setiap pengalaman, betapa pun tidak diharap-harapkan. Dari pengalamannya seperti digambarkan dalam bacaan di atas, Paulus jelas belajar secara lebih mendalam lagi bagaimana mewartakan Kabar Baik Tuhan Yesus kepada orang-orang kafir, baik hal-hal yang boleh maupun tidak boleh. Kebaikan datang dari situasi, walaupun tidak tepat sama seperti yang direncanakan oleh Paulus.

Coba-coba (Inggris: trial and error) – bahkan “humor” – mempunyai tempat dalam upaya mengikuti jejak Yesus Kristus. Kita belajar banyak dalam Gereja, melalui pembacaan serta permenungan sabda Tuhan dalam Kitab Suci, dan dalam doa-doa. Namun kita tidak pernah boleh melupakan bahwa kita juga belajar selagi kita mendengarkan Roh Kudus dan mengambil risiko pergi ke luar untuk bertemu dengan orang-orang lain dalam nama Yesus. Allah tidak pernah menghukum kita gara-gara mencoba untuk melaksanakan amanat agung-Nya mewartakan Injil kepada orang-orang yang kita temui. Yang diminta oleh Allah adalah agar kita tetap mau dan mampu untuk diajar oleh-Nya. Dalam hal ini kita dapat mengandalkan diri pada janji Yesus sendiri yang sangat menghibur: “Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26).

DOA: Roh Kudus Allah, kami mengetahui bahwa kadang-kadang apa yang kami perkirakan akan terjadi malah tidak terjadi. Buatlah kami agar kami mau dan mampu mendekati situasi-situasi sedemikian dengan keterbukaan hati, dengan demikian kesempatan-kesempatan untuk berbicara mengenai Injil Putera-Mu terkasih dapat membuat nama-Mu dipermuliakan di dalam dunia.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan