Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, April 04, 2013

DENGAN MEMATUHI SABDA YESUS, KITA PUN AKAN MENGHASILKAN BUAH BERLIMPAH


(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI JUMAT DALAM OKTAF PASKAH – 5 April 2013)


Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku mau pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, apakah kamu punya ikan?” Jawab mereka, “Tidak.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka kamu akan mendapatnya.” Mereka pun menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Lalu murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Kemudian murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira seratus meter saja dan mereka menarik jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Simon Petrus naik ke perahu lalu menarik jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: Seratus limapuluh tiga ekor banyaknya, dan sungguh pun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati. (Yoh 21:1-14)

Bacaan Pertama: Kis 4:1-12; Mazmur Antar-bacaan: Mzm 118:1-2,4,22-27

 Seorang perempuan terlihat sedang berdiri di luar kubur Yesus dan menangis sedih karena kematian Yesus yang sangat dikasihinya (Yoh 20:11); dua orang yang kecewa dan bingung melakukan perjalanan meninggalkan kota Yerusalem di mana segala harapan dan impian mereka telah hancur berantakan oleh karena kematian Yesus (Luk 24:13); sekelompok nelayan berjuang untuk mencari nafkah dengan jujur – kembali ke profesi mereka semula (Yoh 21:3). Sekilas lintas semua contoh ini bukanlah kondisi yang kondusif bagi Putera Allah untuk menyatakan keagungan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Para murid Yesus terdiri dari orang-orang biasa, berurusan dengan berbagai tantangan dan suka-duka sehari-hari dari kehidupan biasa, dan – dalam kasih dan belas kasih-Nya – Yesus melakukan intervensi.

Para murid telah mencoba menjala ikan sepanjang malam, namun seekor ikan pun mereka tak mampu menangkapnya. Tentunya mereka telah merasa sangat lelah dan … frustrasi. Ketika hari mulai siang “seorang asing” di tepi pantai berteriak dan menyuruh mereka untuk mencoba lagi menebarkan jala dan mereka melaksanakan perintah itu, maka … mereka pun tidak dapat menarik jala itu karena banyaknya ikan yang tertangkap. Jumlah ikan yang tertangkap itu jauh melebihi jumlah yang dapat mereka tangkap dalam satu malam, memberi kepuasan yang jauh melebih kekecewaan karena bekerja sia-sia semalaman. Akan tetapi, sesungguhnya Yesus ingin melakukan sesuatu yang lebih daripada sekadar menyediakan ikan bagi para murid-Nya. Dia ingin menghibur mereka dan memberdayakan mereka agar mampu menghayati suatu kehidupan baru secara penuh.

Mukjizat penangkapan ikan ini menunjukkan kepada kita perbedaan antara “upaya menghadapi hidup sekadar berdasarkan hikmat dan kekuatan kita sendiri” dan “menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan yang dapat mengubah, bahkan situasi-situasi tanpa harapan sekali pun”. Dalam kasih-Nya, Yesus ingin masuk ke dalam setiap situasi yang kita hadapi dalam hidup kita, untuk memperkuat kita dan menganugerahi hikmat-Nya dan bimbingan-Nya. Dia ingin menunjukkan kepada kita bahwa apa pun yang kita hadapi, kita tidak akan pernah ditinggalkan sendirian …… jika kita membuka hati kita bagi diri-Nya.

Yesus berjanji bahwa mereka yang mencari diri-Nya akan menemukan Dia (Mat 7:8), dan dalam upaya mencari diri-Nya, kita akan mendapatkan ketenangan (Mat 11:29). Apakah yang sumber ketenangan ini? Jawabnya: Yesus sendiri, karena Dialah yang mengetahui segalanya tentang kita – Dia yang mengasihi kita, mengampuni kita, dan berjanji untuk bersama kita sampai akhir zaman. Orang-orang yang membuka hati mereka bagi sentuhan Yesus akan mampu untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup mereka dengan suatu rahmat dan kekuatan yang tidak berasal dari upaya mereka sendiri, melainkan dari kuat-kuasa Roh Kudus-Nya yang berdiam dalam diri mereka. Seperti Petrus dan para murid lainnya, mereka juga akan menghasilkan buah berlimpah selagi mereka dengan rendah hati mematuhi sabda Yesus.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau mengasihi kami lebih daripada hidup itu sendiri. Lewat Roh Kudus-Mu, tolonglah kami untuk lebih mengenal Engkau lagi, dengan demikian kami pun dapat lebih mengasihi-Mu dan memberikan kesaksian kepada dunia, bahwa kuasa-Mu adalah lebih besar daripada apa saja yang pernah dikenal dunia. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan