Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, April 11, 2013

YESUS MEMPERHATIKAN UMAT-NYA

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Pekan II Paskah – Jumat, 12 April 2013)

Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Lalu Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, “Di mana kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Salah seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus, “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Lalu duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Sesudah itu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dilakukan-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat tanda mukjizat yang telah diperbuat-Nya, mereka berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.”

Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri. (Yoh 6:1-15)

Bacaan Pertama: Kis 5:34-42; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14

Bab 6 dalam Injil Yohanes memusatkan perhatiannya pada Yesus sebagai “Roti Kehidupan”. Ada empat bagian mendasar dari bab 6 ini: (1) penggandaan roti dan ikan (Yoh 6:1-15); (2) Yesus berjalan di atas air (Yoh 6:16-21); (3) Ajaran Yesus bahwa Dia adalah Roti Kehidupan (Yoh 6:22-59); dan (4) bermacam-macam reaksi (baik negatif maupun positif) terhadap ajaran Yesus (Yoh 6:60-71).

Mukjizat penggandaan roti dan ikan adalah satu-satunya mukjizat yang dapat ditemukan dalam keempat kitab Injil – mengisyaratkan pentingnya peristiwa itu bagi Gereja. Di kitab Injil yang mana saja kita membaca cerita tentang penggandaan roti dan ikan ini, maka salah satu dari unsur cerita yang paling mencolok adalah orang banyak yang sudah lapar dan kesiapan Yesus untuk memberi makan orang banyak itu. Akan tetapi, dalam Injil Yohanes yang kita baca pada hari ini, fokusnya adalah pertama-tama pada rasa lapar orang banyak untuk mendengar sabda Yesus dan melihat Dia (Yoh 6:1-2) – alasan mengapa mereka mengikuti-Nya sampai ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Mereka merasa tertarik kepada Yesus karena mereka merasa bahwa Dia menawarkan kepada mereka sesuatu yang mereka butuhkan guna membuat hidup mereka menjadi lengkap.

Ketika mereka sampai, mereka juga merasa lapar secara fisik – dan inilah rasa lapar yang pertama-tama dipenuhi oleh Yesus. Dalam mengisahkan cerita mukjizat penggandaan roti dan ikan ini, Yohanes Penginjil mengedepankan Yesus. Yesus-lah pribadi yang pertama kali melihat adanya kebutuhan orang banyak. Yesus pulalah yang mengambil inisiatif untuk memberi makan orang banyak itu. Yesus melihat kebutuhan orang banyak dan memulai percakapan-Nya dengan Filipus, hal mana menghasilkan suatu mukjizat penggandaan roti dan ikan dan ajaran mengenai Roti Kehidupan. Selagi Yesus mempersembahkannya, Dia “mengucap syukur” (Yunani: eucharisto) atas roti dan ikan-ikan itu (Yoh 6:11).

Yesus memperhatikan umat-Nya – baik secara fisik maupun secara spiritual – bahkan orang-orang yang akhirnya akan menolak diri-Nya (Yoh 6:66). Yesus tidak ingin melihat siapa saja menjadi musnah, oleh karena itu Dia terus menawarkan kasih-Nya dan penyembuhan-Nya kepada orang-orang. Yesus mengetahui benar rasa lapar kita dan Ia mampu untuk memuaskan setiap kebutuhan kita. Sekarang, apakah kita (anda dan saya) merasa lapar? Apakah kita merasakan adanya kekosongan dalam diri kita masing-masing? Apakah kita merasa bingung atau terluka? Marilah kita berpaling kepada Yesus, sang Roti Kehidupan, dan memperkenankan Dia memberi makan kepada kita.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau adalah Roti Kehidupan, yang diberikan untuk kehidupan dunia. Datanglah untuk mengisi diri kami dengan damai sejahtera dan cintakasih. Dalam sabda-Mu dan sakramen-sakramen, puaskanlah rasa lapar kami dan sembuhkanlah semua luka kami. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan