(Bacaan Pertama
Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Paskah – Kamis, 18 April 2013)
Kemudian berkatalah
seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, “Bangkitlah dan berangkatlah ke sebelah
selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang
sunyi. Lalu Filipus bangkit dan berangkat. Adalah seorang Etiopia, seorang pejabat
istana, pembesar dan kepada perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia,
yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Orang itu sedang dalam perjalanan
pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kita Nabi Yesaya. Lalu kata Roh
kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus bergegas
ke situ dan mendengar pejabat istana itu sedang membaca membaca kitab Nabi
Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikan Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya,
“Bagaimana aku dapat mengerti kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia
meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi
sebagai berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti
anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia
tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya, keadilan tidak diberikan
kepada-Nya; siapa yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil
dari bumi.
Lalu kata pejabat
istana itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapa nabi berkata
demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Filipus pun mulai
berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil tentang Yesus
kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang
ada air; apakah ada halangan bagiku untuk dibaptis?” [Sahut Filipus, “Jika Tuan
percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, Aku percaya bahwa Yesus Kristus
adalah Anak Allah.”] Orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan
keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun pejabat istana itu, lalu
Filipus membaptis dia. Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba
membawa Filipus pergi dan pegawai istana itu tidak melihatnya lagi. Ia
meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ternyata Filipus sudah berada di Asdod.
Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia
tiba di Kaisarea. (Kis 8:26-40)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 66:8-9,16-17,20; Bacaan Injil: Yoh 6:44-51
Lukas menceritakan
bahwa seorang malaikat Tuhan menginstruksikan Filipus untuk mengambil jalan di
padang gurun di tengah siang hari yang sangat panas. Tidak ada seorang pun yang
“normal” pikirannya mau berjalan di saat-saat yang paling panas seperti itu.
Nyatanya, dibutuhkan seorang malaikat untuk membuat Filipus sampai ke tujuan
secara tepat waktu, guna bertemu dengan pejabat istana Etiopia yang sedang
dalam perjalanan pulang ke negerinya.
Apakah yang
menyebabkan Filipus mengambil langkah dalam iman? Karena dia mengenal kasih
Yesus, dan ia ingin menyebarkan kasih itu ke mana-mana. Filipus ingin
memanfaatkan setiap kesempatan untuk bercerita kepada orang-orang lain tentang
kuat-kuasa dan kemerdekaan Injil. Kelihatannya Filipus sudah biasa dengan Roh
Kudus yang memimpin dirinya dan memberi arahan-arahan kepadanya. Seperti juga Santa
Perawan Maria yang percaya pada apa yang dikatakan malaikat agung Gabriel
kepadanya tentang rencana penyelamatan Allah, Filipus juga percaya kepada pesan
malaikat Tuhan yang memberikan instruksi kepadanya. Oleh karena itu, Filipus
mengambil jalan yang sepi di siang hari bolong itu dalam iman yang lengkap,
walaupun ia tidak mengetahui siapa atau apa yang akan dijumpainya. Dapatkah
kita (anda dan saya) membayangkan betapa kelihatan bodoh dirinya di mata setiap
orang yang pulang ke rumah atau warung mereka sehingga dapat berteduh dari
sengat matahari di siang hari bolong itu?
Filipus terkejut
melihat seorang pejabat asing sedang melakukan perjalanan sambil membaca
keras-keras dari Kitab Yesaya, dan juga tidak terlalu jelas apa yang harus
dilakukannya. Sekali lagi sang malaikat berbicara kepada Filipus, mendorongnya
untuk memulai percakapan. Selebihnya adalah sejarah. Pejabat istana Etiopia itu
tidak hanya merasa haus dan lapar akan sabda Allah, dia juga siap untuk
menerima Injil dan dibaptis. Tradisi mengatakan bahwa orang Etiopia itu kembali
ke negerinya dan menginjili bangsanya juga – semuanya karena keterbukaan
Filipus bagi Tuhan dan karya-Nya.
Roh Kudus ingin
bekerja melalui diri kita seperti yang terjadi dengan Filipus. Apabila kita
mendengarkan desakan-desakan-Nya dalam hati kita, maka Dia akan menunjukkan
kepada kita di mana dan bagaimana seharusnya kita berbicara tentang Kristus.
Apabila Allah menggerakkan hati kita dengan sabda-Nya dari Kitab Suci bagi
seseorang, maka kita harus bertindak …… berbicara kepada orang itu. Kita tidak
pernah tahu kejutan-kejutan apa yang telah disiapkan Tuhan bagi kita semua.
Apabila kita memperkenankan-Nya, maka Dia akan memimpin kita kepada orang-orang
yang sedang sangat merindukan sabda Allah. Oleh karena itu, janganlah kita
menutup terang dari dalam diri kita atau merasa takut untuk mensyeringkan Kabar
Baik Yesus Kristus dengan orang-orang lain. Bayangkanlah betapa banyaknya orang
yang akan berterima kasih penuh syukur kepada Tuhan karena langkah kecil kita
dalam proses evangelisasi.
DOA: Bapa surgawi,
semoga Roh-Mu membimbingku dan memberikan keberanian dan keyakinan kepadaku
untuk mensyeringkan Kabar Baik Yesus Kristus kepada orang-orang lain. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan