(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Selasa 7 Mei 2013)
Tetapi sekarang Aku
pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tidak ada seorang pun di antara
kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku
mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita. Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau
Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi, aku akan mengutus Dia kepadamu. Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap
tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu
tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah
dihukum. (Yoh 16:5-11)
Bacaan Pertama: Kis
16:22-34; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-3,7-8
Tiga tahun lamanya
para murid mengikuti Yesus ke mana-mana, dan kurun waktu tiga tahun itu
bukanlah masa yang mudah bagi mereka. Mula-mula para murid menghadapi tantangan
yang sungguh berat untuk mengenal siapa Yesus dan untuk mengikut Yesus mereka
harus meninggalkan profesi lama mereka, malah dapat dikatakan segalanya. Lalu
datanglah perjuangan pribadi untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Yesus
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sekarang mereka menghadapi tantangan
terbesar, yaitu saat perpisahan dengan-Nya. Tidak mempunyai kepastian akan masa
depan, mereka dipenuhi dengan dukacita (Yoh 16:6). Kita dapat membayangkan
bahwa ketika mereka duduk mendengarkan pengajaran Yesus pada Perjamuan
Terakhir, maka tahun-tahun yang telah mereka jalani bersama selama ini terasa
sangat singkat. Kiranya mereka menyayangkan mengapa mereka tidak mengetahuinya
atau memahaminya lebih awal. Kalau mereka mengetahuinya, tentunya mereka akan
lebih menaruh perhatian pada ajaran-ajaran sang Rabi dari Nazaret itu. Mereka
akan mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan menyediakan waktu lebih banyak
lagi untuk berdoa bersama-Nya. Namun semuanya terasa “terlambatlah” sudah!
Akan tetapi, Yesus
mengatakan kepada mereka bahwa hanya apabila Dia pergi maka rencana Allah bagi
para murid dapat terpenuhi. Hanya setelah kepergian Yesus maka Roh Kudus akan
datang untuk memenuhi diri mereka, dan Roh Kudus inilah yang akan melanjutkan
karya yang telah dimulai oleh Yesus dalam diri mereka (Yoh 16:7-8). Melalui Roh
Kudus, mereka akan melanjutkan belajar tentang perbedaan antara dosa dan
kebenaran; mereka akan terus bertumbuh dalam pengetahuan dan pengenalan akan
kasih Bapa; mereka akan menjadi lebih menyerupai Yesus dalam setiap hal. Semua
hal yang sungguh terjadi ini dapat kita baca dan renungkan dari Kitab Suci
Perjanjian Baru.
Memang tidak
mudahlah untuk memahami bahwa kita tidak mengalami kerugian sedikit pun karena
tidak mengenal Yesus sebagai seorang manusia yang hidup sekitar 2.000 tahun
lalu. Yesus bersabda: “Benar yang Kukatakan ini kepadamu: Lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan
datang kepadamu, tetapi jikalau aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh
16:7). Dengan kehadiran Roh Kudus, kita dapat menjalin suatu relasi yang intim
dengan Yesus sebagaimana yang dialami para murid-Nya ketika Dia masih hidup di
muka bumi.
Sekarang,
pertanyaan-pertanyaannya adalah: Apakah Roh Kudus bekerja dalam kehidupan kita
(anda dan saya) pada hari ini? Apakah kita telah memperkenankan Dia untuk
membawa kita ke dalam persekutuan dengan Yesus, atau apakah kita berdukacita
seperti para murid Yesus yang pertama, karena prospek akan semakin jauh jarak
antara Allah dan kita-manusia? Marilah kita mempercayai sabda Yesus tentang
karunia-Nya bagi kita, yaitu Roh Kudus! Marilah kita percaya akan kehadiran
Yesus pada hari ini, dan memperkenankan Roh Kudus-Nya untuk menaungi kita
secara lengkap.
DOA: Roh Kudus
Allah, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk kehadiran-Mu.
Penuhilah diriku dan bergeraklah dalam diriku seturut kehendak-Mu.
Perkenankanlah diriku mengalami sentuhan-Mu yang penuh kasih sekarang, selagi
aku menyerahkan diriku kepada-Mu sekali lagi. Siapkanlah diriku untuk hari di
mana aku akhirnya dapat berjumpa dengan Yesus Kristus. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan