Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Jumaat, Mei 10, 2013

MEMAHAMI BAPA SURGAWI


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VI – Sabtu, 11 Mei 2013)
Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Ignasius dr Laconi, Biarawan

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Tidak Aku katakan kepadamu bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yoh 16:23b-28)

Bacaan Pertama: Kis 18:23-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3,8-10

Pada “perjamuan terakhir” dengan para murid-Nya, Yesus mencurahkan isi hati-Nya selagi Dia berbicara dengan mereka tentang sifat relasi-Nya dengan Bapa surgawi. Sejak awal waktu, Yesus senantiasa bersukacita dalam kasih dan kesatuan yang dialami-Nya bersama Bapa-Nya, dan sekarang Ia mengatakan kepada para murid-Nya bahwa mereka semua juga dapat mengenal dan mengalami Allah dan kasih-Nya dengan cara yang sama: “Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yoh 16:24).

Mengapa begitu penting bagi Yesus bahwa para murid-Nya memahami Bapa surgawi? Mengapa Yesus sampai mengemukakan secara khusus pada perjamuan malam itu tentang pentingnya kasih yang bersifat pribadi dari Allah Bapa kepada mereka, dan kasih itu dapat diakses oleh mereka? Yesus mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Ia mengetahui efek-efek apa saja yang akan terjadi atas diri masing-masing sahabat-Nya yang disebabkan oleh penangkapan dan penyaliban diri-Nya oleh para lawan. Yesus memahami bahwa sementara niat-niat para murid-Nya itu baik, mereka tetap akan tergoncang dan mengalami pencobaan berat. Ia ingin mendorong dan menyemangati mereka agar sungguh berakar dalam Allah dan tetap bertahan dalam kehadiran-Nya agar mereka dapat tetap ditopang oleh kasih Bapa surgawi bagi mereka.

Yesus berbicara kepada para murid-Nya dengan cara yang langsung tanpa menggunakan kalimat-kalimat yang berliku-liku. Dia ingin agar mereka memahami bahwa para murid dapat menjalin suatu relasi dengan Allah yang akan memimpin mereka melalui hari-hari yang penuh badai. Dia ingin agar mereka belajar berseru kepada Allah sebagai Bapa dan mengalami kuat-kuasa kasih-Nya untuk mengangkat mereka dari kesusahan-kesusahan sehari-hari. Yesus bersabda: “Bapa sendiri mengasihi kamu” (Yoh 16:27).

Yesus juga mengucapkan kata-kata yang sama ini kepada kita pada hari ini. Apakah kita (anda dan saya) telah sampai pada pengenalan akan kebenaran yang mampu mengubah kehidupan ini? Allah memelihara dan memperhatikan kita dengan kelemah-lembutan walaupun seringkali dengan rasa sakit karena “kebandelan” kita. Oleh karena itu, dalam doa-doa kita, baiklah kita membayangkan diri kita sebagai anak-anak kecil di hadapan “seorang” Bapa ilahi. Marilah kita merasakan tatapan mata-Nya yang mendalam – namun penuh kasih – kepada kita selagi kita melangkah tertatih-tertatih untuk menghadap hadirat-Nya. Marilah kita mendengarkan Dia mengucapkan kata-kata yang mendorong dan menyemangati selagi kita melangkah maju untuk sampai kepada-Nya yang sedang merentangkan tangan-tangan-Nya lebar-lebar guna menyambut dan merangkul kita. Bayangkan diri kita digendong oleh-Nya dan diajak bermain dengan penuh gembira. Memang tidak mudahlah untuk membayangkan semua itu, namun inilah imaji (gambaran) dari Allah, Bapa kita semua, yang sungguh telah mengenal kita sebelum dunia dimulai.

DOA: Bapa surgawi, buatlah aku menjadi seorang anak kecil dan mengalami dengan sukacita kasih-Mu kepadaku. Tunjukkanlah kepadaku keindahan dari rangkulan-Mu yang penuh kehangatan. Tolonglah diriku agar mau dan mampu untuk syering kasih-Mu dengan setiap orang yang kujumpai, sehingga mereka pun dapat mengenal dan mengalami relasi yang akrab yang ingin Kaumiliki dengan semua anak-Mu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan