(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VI – Sabtu, 11 Mei 2013)
Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Ignasius dr Laconi,
Biarawan
Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu: Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan
diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta
sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah
sukacitamu.
Semuanya ini
Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata
kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada
hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Tidak Aku katakan kepadamu bahwa Aku
meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu
telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari
Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; aku meninggalkan dunia pula dan pergi
kepada Bapa.” (Yoh 16:23b-28)
Bacaan Pertama: Kis
18:23-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3,8-10
Pada “perjamuan
terakhir” dengan para murid-Nya, Yesus mencurahkan isi hati-Nya selagi Dia
berbicara dengan mereka tentang sifat relasi-Nya dengan Bapa surgawi. Sejak
awal waktu, Yesus senantiasa bersukacita dalam kasih dan kesatuan yang
dialami-Nya bersama Bapa-Nya, dan sekarang Ia mengatakan kepada para murid-Nya
bahwa mereka semua juga dapat mengenal dan mengalami Allah dan kasih-Nya dengan
cara yang sama: “Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”
(Yoh 16:24).
Mengapa begitu
penting bagi Yesus bahwa para murid-Nya memahami Bapa surgawi? Mengapa Yesus
sampai mengemukakan secara khusus pada perjamuan malam itu tentang pentingnya
kasih yang bersifat pribadi dari Allah Bapa kepada mereka, dan kasih itu dapat
diakses oleh mereka? Yesus mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi
dalam beberapa hari mendatang. Ia mengetahui efek-efek apa saja yang akan
terjadi atas diri masing-masing sahabat-Nya yang disebabkan oleh penangkapan
dan penyaliban diri-Nya oleh para lawan. Yesus memahami bahwa sementara
niat-niat para murid-Nya itu baik, mereka tetap akan tergoncang dan mengalami
pencobaan berat. Ia ingin mendorong dan menyemangati mereka agar sungguh
berakar dalam Allah dan tetap bertahan dalam kehadiran-Nya agar mereka dapat
tetap ditopang oleh kasih Bapa surgawi bagi mereka.
Yesus berbicara
kepada para murid-Nya dengan cara yang langsung tanpa menggunakan
kalimat-kalimat yang berliku-liku. Dia ingin agar mereka memahami bahwa para
murid dapat menjalin suatu relasi dengan Allah yang akan memimpin mereka
melalui hari-hari yang penuh badai. Dia ingin agar mereka belajar berseru
kepada Allah sebagai Bapa dan mengalami kuat-kuasa kasih-Nya untuk mengangkat
mereka dari kesusahan-kesusahan sehari-hari. Yesus bersabda: “Bapa sendiri
mengasihi kamu” (Yoh 16:27).
Yesus juga
mengucapkan kata-kata yang sama ini kepada kita pada hari ini. Apakah kita
(anda dan saya) telah sampai pada pengenalan akan kebenaran yang mampu mengubah
kehidupan ini? Allah memelihara dan memperhatikan kita dengan kelemah-lembutan
walaupun seringkali dengan rasa sakit karena “kebandelan” kita. Oleh karena
itu, dalam doa-doa kita, baiklah kita membayangkan diri kita sebagai anak-anak
kecil di hadapan “seorang” Bapa ilahi. Marilah kita merasakan tatapan mata-Nya
yang mendalam – namun penuh kasih – kepada kita selagi kita melangkah
tertatih-tertatih untuk menghadap hadirat-Nya. Marilah kita mendengarkan Dia
mengucapkan kata-kata yang mendorong dan menyemangati selagi kita melangkah maju
untuk sampai kepada-Nya yang sedang merentangkan tangan-tangan-Nya lebar-lebar
guna menyambut dan merangkul kita. Bayangkan diri kita digendong oleh-Nya dan
diajak bermain dengan penuh gembira. Memang tidak mudahlah untuk membayangkan
semua itu, namun inilah imaji (gambaran) dari Allah, Bapa kita semua, yang
sungguh telah mengenal kita sebelum dunia dimulai.
DOA: Bapa surgawi,
buatlah aku menjadi seorang anak kecil dan mengalami dengan sukacita kasih-Mu
kepadaku. Tunjukkanlah kepadaku keindahan dari rangkulan-Mu yang penuh
kehangatan. Tolonglah diriku agar mau dan mampu untuk syering kasih-Mu dengan
setiap orang yang kujumpai, sehingga mereka pun dapat mengenal dan mengalami
relasi yang akrab yang ingin Kaumiliki dengan semua anak-Mu. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan