(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Rabu, 8 Mei 2013)
Keluarga Fransiskan
Kapusin: Peringatan Beato Yeremias dr Salakhia
Masih banyak hal
yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam
seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia
akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Aku. Segala
sesuatu yang Bapa miliki adalah milik-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang akan diterima-Nya dari Aku.” (Yoh 16:12-15)
Bacaan Pertama: Kis
17:15,22-18:1; Mazmur Tanggapan: Mzm 148:1-2,11-14
Kita semua
kadang-kadang berharap bahwa pada Perjamuan Terakhir Yesus sendirilah yang
mengatakan kepada kita semua hal yang dijanjikan-Nya akan diceritakan Roh Kudus
kepada kita setelah kepergian-Nya, bukankah begitu? Kita semua tentunya pernah
mengalami frustrasi dalam upaya kita mencari kehendak Allah berkaitan dengan pengambilan
keputusan yang besar, namun ketika menyelesaikan doa, kita tidak yakin apakah
suara jawaban dalam pikiran kita itu sungguh dari Allah atau hanyalah imajinasi
kita sendiri, bukankah begitu? Andaikan saja Roh Kudus akan berbicara sama
jelasnya dengan Yesus yang berbicara kepada para murid-Nya dahulu! Andaikan
saja Roh Kudus dapat menggunakan kata-kata yang sederhana, sehingga kita tidak
perlu menebak-nebak!
Namun Yesus telah
mengatakan kepada kita dengan kata-kata yang sederhana dan jelas, bahwa lebih
baiklah bagi kita bila Dia kembali kepada Bapa-Nya di surga. Mengapa? Karena
dengan demikian Ia dapat mengutus Roh Kudus kepada kita: untuk menguduskan kita
dan memimpin kita ke dalam segala kebenaran. Kita bisa saja menginginkan agar
kita semua mempunyai semua “manfaat” dari kedekatan Yesus dengan kita seperti
yang dialami oleh para murid-Nya yang pertama. Namun kita juga harus mengingat
bahwa mempunyai Yesus bersama mereka tidaklah menjamin bahwa mereka menjadi
bebas dari rasa takut akan “nasib” mereka dan kemudian melarikan diri ketika
Yesus ditangkap oleh para musuh-Nya. Kadang-kadang, hal yang kita inginkan
malah merupakan hal yang justru menahan atau menghalangi kita untuk hidup dalam
iman sejati dan keintiman dengan Tuhan.
Kapan kita berada
paling dekat dengan Yesus? Apabila kita menerima-Nya dalam Komuni Kudus –
setelah baru saja mendengar suara-Nya dalam Liturgi Sabda. Juga selama Komuni
Yesus paling mampu untuk membagikan diri-Nya dengan kita semua yang hadir dan
menyentuh kita dengan kuat-kuasa penyembuhan-Nya, hikmat-Nya, dan kasih-Nya.
Semua yang diminta Yesus dari kita adalah hati yang terbuka dan pikiran yang
hening.
Oleh karena itu
baiklah kita tidak membuang-buang waktu untuk menyatu secara mendalam dengan
Allah, ketika “suara yang kecil dan perlahan” dari Roh-Nya (bdk. 2Raj 19-12)
dapat terdengar secara paling jelas/jernih dalam hati kita. Kita bisa saja
keluar dari Misa tidak dengan membawa sebuah dokumen yang dengan rinci
menjelaskan tentang “takdir” kita. Akan tetapi kita akan membawa di dalam diri
kita efek-efek dari kehadiran-Nya, seakan baru saja mengalami radiasi yang
membakar sabda-Nya, kasih-Nya, dan kuat-kuasa-Nya ke dalam bagian-bagian diri
kita yang terdalam.
DOA: Tuhan Yesus,
ucapkanlah sabda hidup kepadaku hari ini – sabda yang akan dalam-mengendap
dalam diriku dan menolong mengarahkan semua pikiranku, kata-kata yang
kuucapkan, dan tindakan-tindakanku. Oleh kuat-kuasa Roh Kudus-Mu, pimpinlah aku
ke dalam kebenaran-Mu. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan