(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Senin, 6 Mei 2013)
“Jikalau Penolong
yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa,
Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu
sejak semula bersama-sama dengan Aku.”
“Semuanya ini
Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan,
bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbakti kepada Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka
tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu,
supaya apabila datang saatnya kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya
kepadamu.” (Yoh 15:26-16:4a)
Bacaan Pertama: Kis
16:11-15; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9
Kehidupan
orang-orang Kristiani yang pertama bukanlah suatu kehidupan yang mudah.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Yahudi yang telah merangkul Yesus
sebagai sang Mesias, dan sebagai akibatnya mereka mengalami pengejaran dan
penganiayaan dari mayoritas bangsa Yahudi.
“Dikeluarkan dari
sinagoga” berarti bahwa para pemimpin Yahudi melarang orang-orang Kristiani
untuk melakukan kebaktian dan persekutuan dengan orang-orang Yahudi yang lain.
Marilah sekarang kita lihat apa yang tercatat dalam Injil Yohanes: “Para pemuka
Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias,
akan dikucilkan” (Yoh 9:22). “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya
bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbakti kepada
Allah” (Yoh 16:2). Kesadaran berkomunitas orang-orang Yahudi pada abad pertama
sangatlah tinggi. Dengan demikian “dikucilkan” dari komunitasnya merupakan
suatu pengalaman yang sangat menyedihkan bagi orang-orang Kristiani yang
pertama.
Namun demikian,
Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para murid-Nya. Roh Kudus inilah yang akan
melanjutkan menyatakan kepada mereka perihal kasih Yesus dan perlindungan-Nya
(Yoh 15:26). Oleh kuat-kuasa Roh Kudus inilah orang-orang Kristiani yang
pertama mampu dengan penuh kesabaran dan secara heroik menanggung penderitaan
yang disebabkan oleh pengejaran dan penganiayaan para lawan umat Kristiani.
Ada sepucuk surat
yang dinamakan “Surat kepada Diognetus”, sebuah epistola Kristiani kuno namun
anonim. Surat ini menggambarkan hati dari umat Kristiani perdana: “Orang-orang
Kristiani mengasihi semua orang; namun semua orang menganiaya mereka. Dihukum
karena mereka tidak dapat dipahami, mereka dihukum mati, namun dibangkitkan
kepada kehidupan lagi. Mereka hidup dalam kemiskinan; akan tetapi mereka
memperkaya banyak orang. Mereka miskin-melarat secara total; namun memiliki
suatu kelimpahan dari setiap hal. Mereka menderita karena ketiadaan kehormatan;
namun itulah kemuliaan mereka. Mereka difitnah, namun nama baik mereka
dipulihkan. Suatu berkat adalah jawaban mereka terhadap pelecehan terhadap diri
mereka, rasa hormat adalah tanggapan mereka terhadap penghinaan. Sebagai
balasan terhadap hal-hal baik yang mereka lakukan, mereka menerima hukuman
karena dinilai melakukan tindakan melawan hukum, walaupun begitu mereka
bersukacita, seakan menerima karunia kehidupan.”
Mudahlah bagi orang
untuk melupakan bahwa pengejaran dan penganiayaan terhadap umat Kristiani masih
berlanjut sampai hari ini. Di banyak tempat di dunia kita mempunyai saudari dan
saudara dalam Kristus yang menderita karena cintakasih mereka kepada Tuhan. Ada
yang disiksa dan malah dibunuh sebagai martir oleh orang-orang yang
pemerintah/penguasa yang anti Kristiani; ada pula yang dibuang dari kelompok
etnis mereka sendiri. Ada juga yang menderita karena kesetiaan mereka kepada
kebenaran bertentangan dengan ekspektasi dari keluarga atau rekan kerja.
Yesus memang benar
ketika mengatakan bahwa siapa saja yang mengikut Dia dapat mengharapkan
datangnya kesulitan dan pencobaan-pencobaan selagi mereka menjalani kehidupan
seturut Injil Yesus Kristus. Akan tetapi, Yesus juga berjanji bahwa Roh Kudus
akan ada bersama kita untuk menguatkan dan menghibur kita.
Saudari dan
Saudaraku yang dikasihi Kristus, kita tidak sendiri! Kasih Allah di dalam diri
kita dan antara kita satu sama lain adalah suatu sumber sukacita yang besar,
suatu sukacita yang mengalahkan kesulitan.
DOA: Roh Kudus
Allah, jadilah kekuatan kami dan sukacita kami selagi kami memberikan kesaksian
tentang Yesus. Kami juga berdoa untuk saudari-saudara kami yang menderita
karena mengalami pengejaran dan penganiayaan karena iman mereka kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Hiburlah mereka dalam perjuangan mereka
memajukan Kerajaan-Mu di atas bumi. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan