(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Jumat, 10 Mei 2013)
HARI PERTAMA NOVENA
PENTAKOSTA
Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira;
kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang
perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya,
ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang
manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi
dukacita, tetapi aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan
tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari kamu. Pada
hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. (Yoh 16:20-23a)
Bacaan Pertama: Kis
18:9-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-7
Kita sekarang
sedang berada dalam masa istimewa antara “Hari Kenaikan Tuhan Yesus” pada hari
Kamis kemarin dan “Hari Raya Pentakosta”. Selama hari-hari ini, marilah kita
memusatkan perhatian kita pada penyambutan kedatangan Roh Kudus ke dalam hati
kita dan ke dalam Gereja, karena Dia-lah satu-satunya pengharapan kita. Selama
waktu kita hidup di dunia, seringkali kita “menangis dan meratap” (Yoh 16:20).
Kita bergumul dengan dosa dan godaan, dengan rasa sakit dan penyakit dan
kematian. Akan tetapi, pengharapan kita terletak pada Yesus, Penebus kita.
Kedatangan Roh Kudus untuk tinggal dalam hati umat beriman pada hari Pentakosta
adalah bukti bahwa kematian Yesus dan kebangkitan-Nya telah mendamaikan kita
dengan Bapa surgawi dan mengalahkan Iblis.
Ketika Yesus
mengucapkan “Selamat tinggal” kepada para murid-Nya, Dia mengatakan kepada mereka
bahwa mereka akan mengalami dukacita, kesedihan dan rasa sakit di dalam dunia
ini, namun mereka tidak boleh kehilangan pengharapan. Yesus membandingkan rasa
sakit dunia ini dengan rasa sakit seorang perempuan pada waktu melahirkan anak,
di mana sukacita karena kelahiran anak jauh melampaui pengalaman menyakitkan
selama saat-saat mau melahirkan. Dalam artian yang sama, penderitaan yang kita
alami dalam kehidupan ini bersifat sementara, sementara sukacita surgawi
menanti-nantikan mereka yang percaya dan menaruh kepercayaan pada Allah.
Hidup kita terjamin
di tangan-tangan Allah. Sebagaimana para murid Yesus yang awal, kita dapat
berdukacita dan menangisi dosa-dosa kita dan kegelapan dalam dunia. Akan
tetapi, pada saat bersamaan, kita dapat bergembira dalam kuasa dan kasih Allah
kita. Kita dapat bergembira karena kita mengenal Dia yang telah kita percayai,
dan kita yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya
kepada kita hingga pada hari Tuhan (2Tim 1:12). Seperti seorang ibu yang mengantisipasikan
kelahiran anaknya, kita pun dapat memandang ke depan, kepada sukacita abadi
pada saat kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, apa pun situasi yang kita
hadapi sekarang.
Yesus mengalahkan
dosa, maut dan dunia. Kita dapat menghadapi tantangan-tantangan harian dengan
pengharapan karena hidup kita telah dibeli dan dibayar oleh darah Juruselamat
kita. Karena kita adalah milik Yesus, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat
merampas diri kita dari pengharapan kita. Kegelapan dalam dunia dapat membuat kita
merasa sedih, namun pengharapan kita dapat tetap kuat karena kuasa dan kasih
Allah Bapa. Kita dapat menaruh kepercayaan bahwa apabila Yesus datang kembali,
maka setiap kebutuhan kita akan dipenuhi dan segala penderitaan akan berakhir.
DOA: Roh Kudus Allah,
aku menyambut kedatangan-Mu ke dalam hatiku. Penuhilah diriku dengan
pengharapan agar aku dapat menanggung setiap pencobaan dan tetap menatap
kedatangan sukacita abadi dalam kehadiran Allah pada Hari Akhir. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan