Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Mei 07, 2013

HIDUP KITA TERJAMIN DI TANGAN-TANGAN ALLAH


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Jumat, 10 Mei 2013)

HARI PERTAMA NOVENA PENTAKOSTA

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari kamu. Pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. (Yoh 16:20-23a)

Bacaan Pertama: Kis 18:9-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-7

Kita sekarang sedang berada dalam masa istimewa antara “Hari Kenaikan Tuhan Yesus” pada hari Kamis kemarin dan “Hari Raya Pentakosta”. Selama hari-hari ini, marilah kita memusatkan perhatian kita pada penyambutan kedatangan Roh Kudus ke dalam hati kita dan ke dalam Gereja, karena Dia-lah satu-satunya pengharapan kita. Selama waktu kita hidup di dunia, seringkali kita “menangis dan meratap” (Yoh 16:20). Kita bergumul dengan dosa dan godaan, dengan rasa sakit dan penyakit dan kematian. Akan tetapi, pengharapan kita terletak pada Yesus, Penebus kita. Kedatangan Roh Kudus untuk tinggal dalam hati umat beriman pada hari Pentakosta adalah bukti bahwa kematian Yesus dan kebangkitan-Nya telah mendamaikan kita dengan Bapa surgawi dan mengalahkan Iblis.

Ketika Yesus mengucapkan “Selamat tinggal” kepada para murid-Nya, Dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan mengalami dukacita, kesedihan dan rasa sakit di dalam dunia ini, namun mereka tidak boleh kehilangan pengharapan. Yesus membandingkan rasa sakit dunia ini dengan rasa sakit seorang perempuan pada waktu melahirkan anak, di mana sukacita karena kelahiran anak jauh melampaui pengalaman menyakitkan selama saat-saat mau melahirkan. Dalam artian yang sama, penderitaan yang kita alami dalam kehidupan ini bersifat sementara, sementara sukacita surgawi menanti-nantikan mereka yang percaya dan menaruh kepercayaan pada Allah.

Hidup kita terjamin di tangan-tangan Allah. Sebagaimana para murid Yesus yang awal, kita dapat berdukacita dan menangisi dosa-dosa kita dan kegelapan dalam dunia. Akan tetapi, pada saat bersamaan, kita dapat bergembira dalam kuasa dan kasih Allah kita. Kita dapat bergembira karena kita mengenal Dia yang telah kita percayai, dan kita yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kita hingga pada hari Tuhan (2Tim 1:12). Seperti seorang ibu yang mengantisipasikan kelahiran anaknya, kita pun dapat memandang ke depan, kepada sukacita abadi pada saat kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, apa pun situasi yang kita hadapi sekarang.

Yesus mengalahkan dosa, maut dan dunia. Kita dapat menghadapi tantangan-tantangan harian dengan pengharapan karena hidup kita telah dibeli dan dibayar oleh darah Juruselamat kita. Karena kita adalah milik Yesus, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat merampas diri kita dari pengharapan kita. Kegelapan dalam dunia dapat membuat kita merasa sedih, namun pengharapan kita dapat tetap kuat karena kuasa dan kasih Allah Bapa. Kita dapat menaruh kepercayaan bahwa apabila Yesus datang kembali, maka setiap kebutuhan kita akan dipenuhi dan segala penderitaan akan berakhir.

DOA: Roh Kudus Allah, aku menyambut kedatangan-Mu ke dalam hatiku. Penuhilah diriku dengan pengharapan agar aku dapat menanggung setiap pencobaan dan tetap menatap kedatangan sukacita abadi dalam kehadiran Allah pada Hari Akhir. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan