(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan VII Paskah – Kamis, 16 Mei 2013)
Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Margareta dr Cortona,
Ordo III Sekular
Bukan untuk mereka
ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku
melalui pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di
dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku
telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan
Engkau di dalam Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu
bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama
seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Bapa, Aku mau
supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,
mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum
dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi
Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan
memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka.” (Yoh 17:20-26)
Bacaan Pertama: Kis
22:30;23:6-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2,5,7-11
Siapakah yang dapat
membayangkan kasih yang sedemikian, seperti diungkapkan dalam doa Yesus ini?
Mengetahui bahwa tidak lama lagi diri-Nya akan mengalami kematian yang sangat
mengerikan, Yesus – Imam Besar Agung kita – memohon kepada Bapa-Nya agar
melimpahkan kepada kita, kasih-Nya sendiri bagi Putera-Nya sejak sebelum dunia
dijadikan, kasih Roh Kudus: “Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan
Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di
dalam mereka dan Aku di dalam mereka” (Yoh 17:26). Hal ini sungguh indah
menakjubkan … dalam kasih-Nya, Allah tidak membeda-bedakan!
Marilah kita
merenungkan sejenak betapa mendalam Allah mengasihi Putera-Nya, Yesus. Karena
kasih-Nya kepada Putera-Nya itu, maka Allah menentukan untuk memberikan segenap
ciptaan kepada Yesus: “… di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang
ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kol 1:16). Allah begitu mengasihi
Yesus sehingga pada saat pembaptisan-Nya di sungai Yordan Dia dengan penuh
sukacita mendeklarasikan di depan semua orang yang hadir: “Inilah Anak-Ku yang
terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat 3:17).
Yesus pun mengenal
serta mengalami kasih Bapa-Nya secara akrab, dan kasih inilah yang memotivasi
setiap tindakan-Nya ketika berada bersama dengan para murid-Nya (termasuk
kita): “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu
dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak
dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri …”
(Yoh 5:19-20). Yesus sedemikian dipenuhi dengan kasih Bapa sehingga Dia mampu
menanggung segala kekejaman dan penderitaan salib agar dapat menyelamatkan kita
manusia.
Oleh kuat-kuasa
salib ini Yesus telah menyalibkan kodrat manusiawi kita yang cenderung berdosa
dan membebaskan kita agar dapat dipenuhi dengan kasih Allah sama yang Ia
sendiri telah alami. Ini adalah kasih yang penuh gairah, cukup memiliki
kuat-kuasa untuk membuat lembut hati yang paling keras sekali pun dan
mentransformasikan kita semua menjadi suatu umat yang mampu mengasihi secara
mendalam sebagaimana Allah sendiri mengasihi. Ini adalah kasih yang bersifat
all-inclusive, kasih yang mampu meruntuhkan segala tembok yang memisahkan kita
satu dengan lainnya. Inilah kasih yang tidak pernah gagal, karena Bapa
senantiasa memperhatikan kita dalam kasih dan dengan satu kehendak saja: untuk
memberkati dan memperkuat kita selagi kita kembali kepada-Nya.
DOA: Roh Kudus
Allah, pada hari-hari menjelang Pentakosta ini penuhilah diri kami
masing-masing dengan suatu pengalaman akan kasih Allah sendiri. Bebaskanlah
kami dari rasa takut dan sikap serta perilaku yang mementingkan diri sendiri
dan gantikanlah semua itu dengan kasih akan Tritunggal Mahakudus (Trinitas),
sehingga kami dapat menjadi satu dengan Allah dan satu dengan semua
saudari-saudara. Bangkitkanlah kami sebagai saksi-saksi Kristus di tengah dunia
ini yang dengan berani mengundang setiap orang yang kami temui untuk menemukan
kasih Allah yang mengubah kehidupan melalui Putera-Nya, Yesus Kristus, Tuhan
dan Juruselamat kami. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan